Yogyakarta, 20 September 2025 – Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Gadjah Mada (DPkM UGM) bersama RCE Yogyakarta menyelenggarakan Coaching RCE Yogyakarta bertajuk Leading with Impact – Belajar dari Kepemimpinan Akar Rumput pada Sabtu (20/9) di Ruang Sidang 1, DPkM UGM. Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber, yaitu Totok Pratopo (Ketua Pemerti Kali Code) dan Atrida Hadianti, S.T., M.Sc., Ph.D (Koordinator RCE Yogyakarta), serta dipandu oleh Farah Raihanah selaku MC dan moderator. Kegiatan ini dirancang untuk menginspirasi masyarakat, terutama generasi muda agar melakukan tindakan nyata yang mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
![]() |
Acara dibuka dengan sambutan oleh Direktur DPkM UGM, Dr. dr. Rustamaji, M.Kes. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya perjuangan bersama dalam menghadapi tantangan lingkungan, khususnya masalah sampah. “Pemikiran original diperlukan untuk membedah fenomena yang ada dengan teori baru. Hal-hal kecil yang dilakukan perlu digaungkan keluar agar memberikan dampak positif yang lebih luas,” ungkapnya. Selain itu, beliau juga menyoroti pentingnya partisipasi generasi muda dalam menulis, bersuara, dan menciptakan gagasan baru terkait isu lingkungan. Pernyataan ini sejalan dengan poin SDGs nomor 13 (Penanganan Perubahan Iklim) dan poin SDGs nomor 15 (Ekosistem Daratan) yang mendorong aksi nyata untuk mengurangi degradasi lingkungan.
![]() |
Materi pertama disampaikan oleh Atrida Hadianti, S.T., M.Sc., Ph.D yang menekankan peran pemuda dalam membangun semangat kerelawanan dan meningkatkan literasi lingkungan. Ia menjelaskan bahwa volunteerism atau kerelawanan merupakan bentuk partisipasi tanpa paksaan, yang memberikan manfaat tidak hanya bagi masyarakat dan lingkungan, tetapi juga bagi pengembangan diri. “Pemuda adalah agent of change. Dengan kerelawanan, mereka akan terhubung dengan komunitas, peduli terhadap lingkungannya, sekaligus memperoleh pengalaman, jaringan, dan keterampilan hidup,” jelasnya.
![]() |
Sesi berikutnya menghadirkan Totok Pratopo yang membagikan pengalaman kepemimpinannya melalui gerakan Pemerti Kali Code yang telah berdiri sejak 2008. Beliau menekankan pentingnya menghadirkan tokoh lokal sebagai motivator dalam mengubah persepsi masyarakat terhadap sungai yang sering kali dipandang negatif. “Mengelola sungai membutuhkan aksi nyata, dimulai dari kesadaran, kepedulian, hingga tumbuhnya cinta. Sungai bukan hanya sumber daya, tetapi juga warisan nasional yang perlu dijaga,” ujarnya. Hal ini sejalan dengan poin SDGs nomor 6 (Air Bersih dan Sanitasi Layak) dan poin SDGs nomor 11 (Kota dan Pemukiman Berkelanjutan), yaitu pengelolaan sungai yang baik akan berkontribusi pada keberlanjutan sumber air dan kualitas hidup masyarakat sekitar. Ia juga mendorong generasi muda RCE Yogyakarta untuk melakukan ekspedisi sungai dan menuliskannya menjadi karya yang menginspirasi masyarakat luas.
Tidak hanya itu, setelah kegiatan penyampaian materi berlangsung, acara dilanjutkan dengan sesi diskusi dan penyampaian pengalaman dari para peserta. Peserta antusias menyampaikan pengalamannya dalam hal kepemimpinan dan organisasi, serta aktif mengemukakan pertanyaan kepada kedua narasumber. Sesi diskusi berlangsung lancar dan aktif dengan dipandu oleh Zuliyati Rohmah, S.Si., M.Si., Ph.D. Diskusi tersebut menyoroti pentingnya kolaborasi antar komunitas, pemerintah, dan masyarakat dalam mengelola isu lingkungan, termasuk pengelolaan sampah dan pemeliharaan sungai. Masyarakat perlu diberikan edukasi yang berkesinambungan untuk mengubah mindset dan kebiasaan yang sudah mengakar. Selain itu, menjaga semangat kerelawanan melalui bukti nyata dan mengajak orang yang sefrekuensi adalah kunci untuk memperkuat gerakan-gerakan berbasis kerelawanan dan lingkungan.
![]() |
Melalui kegiatan ini, diharapkan semangat kepemimpinan, kerelawanan, serta kepedulian lingkungan dapat terus digelorakan. Kolaborasi antara akademisi, komunitas, dan generasi muda diyakini mampu memperkuat gerakan bersama menuju pembangunan berkelanjutan, sesuai dengan berbagai target SDGs yang menjadi agenda global.