Sebagai bagian dari program unggulan KKN yang menggabungkan kearifan lokal dengan edukasi kesehatan masyarakat, tim mahasiswa dari Subunit Desa Madyogondo 1 KKN-PPM UGM Periode 1 Tahun 2025 melakukan inisiasi kegiatan Wayang Edukatif dengan cerita Badher Bang Sisik Kencana, yakni sebuah pentas seni wayang kreatif yang mengangkat dua isu penting di masyarakat Desa Madyogondo, Kecamatan Ngablak sekaligus merupakan tema KKN-PPM UGM tahun ini, yaitu: Stunting dan Sampah.
KKN
Mahasiswa KKN-PPM UGM Sub Unit Kalirejo menginisiasi penyusunan masterplan pembangunan greenhouse sebagai langkah strategis dalam mendukung ketahanan pangan di tingkat lokal. Kegiatan ini dilaksanakan pada 10-18 Mei 2025 dan bertujuan untuk merancang sistem pertanian modern yang adaptif terhadap perubahan iklim dan kondisi lingkungan setempat.
Penyusunan masterplan ini merupakan hasil kolaborasi antara mahasiswa KKN-PPM UGM dan perangkat Kalurahan Kalirejo. Ide ini digagas sebagai bagian dari implementasi anggaran Dana Keistimewaan dan sebagai upaya nyata dalam memperkuat ketahanan pangan serta kemandirian ekonomi masyarakat melalui pengembangan sektor pertanian yang bernilai tinggi. Kegiatan mencakup analisis aspek teknis, pasar, manajemen, lingkungan, dan finansial sebagai dasar pengambilan keputusan investasi. Selain itu, dilakukan penyusunan masterplan kawasan greenhouse, meliputi layout lahan, zonasi area produksi dan pendukung, serta desain bangunan greenhouse yang sesuai dengan kondisi lingkungan di daerah Kalirejo. Pemilihan komoditas melon dalam masterplan ini didasarkan pada pertimbangan nilai ekonomis yang tinggi, meskipun proses budidayanya memerlukan ketekunan dan pengetahuan khusus. Masterplan ini dirancang dengan mempertimbangkan kondisi lahan, iklim, dan lingkungan setempat, sehingga diharapkan dapat direalisasikan dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat Kalirejo. Menurut Nadya Nur Fauzia, mahasiswa yang terlibat dalam pembuatan masterplan Greenhouse ini, penyusunan masterplan greenhouse ini merupakan bentuk kontribusi dan pengabdian untuk mendorong pembangunan yang berkelanjutan di tingkat kalurahan. Ia berharap program ini dapat menjadi model bagi daerah lain dalam mengembangkan sektor pertanian yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. |
Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Universitas Gadjah Mada Sub Unit Hargorejo mengadakan pelatihan pembuatan Composter Organic Trash dan pupuk cair di Padukuhan Penggung, Kalurahan Hargorejo, Kapanewon Kokap, Kabupaten Kulon Progo pada Senin (12/5). Kegiatan ini diikuti oleh 17 peserta yang mewakili 16 padukuhan di wilayah tersebut. Composter Organic Trash merupakan alat sederhana yang dirancang untuk mengubah sampah organik, seperti sisa makanan, menjadi pupuk cair yang ramah lingkungan. Dalam pelatihan ini, peserta diberikan penjelasan mengenai cara kerja komposter, manfaat pupuk cair, serta langkah-langkah pembuatannya. Selain teori, peserta juga diajak untuk mempraktekkan langsung pembuatan pupuk cair dari sampah dapur yang berasal dari rumah masing-masing warga. Ide ini berangkat dari sampah dapur yang kerap kali dimusnahkan dengan cara dibakar, padahal kebiasaan tersebut dapat memberikan banyak sekali dampak negatif tak hanya ke kesehatan namun juga ke lingkungan sekitar.
Rizki Andriansyah, inisiator dari program ini, menyatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat bahwa pengelolaan sampah yang tepat tidak hanya menyelamatkan lingkungan, tetapi juga membawa manfaat ekonomi dan kesehatan. Ia menambahkan bahwa Composter Organic Trash ini sangat praktis dan mudah digunakan, dapat membantu mengurangi limbah rumah tangga dan menghasilkan pupuk cair yang bermanfaat bagi tanaman. Terlebih, desa Hargorejo masih memiliki banyak sekali potensi pertanian sehingga pembuatan pupuk cair ini bisa menjadi salah satu alternatif dari pupuk berbahan kimia. Ketua Kelompok Tani (Gapoktan) Hargorejo, Bapak Sujadi, menyambut baik program ini dan berharap dapat diterapkan di seluruh kelompok tani di setiap padukuhan. Beliau berharap Gapoktan Hargorejo dapat mulai mengurangi penggunaan pupuk kimia yang harganya cukup mahal dan beralih ke pupuk organik cair yang lebih ramah lingkungan dan ekonomis karena dapat dibuat sendiri dengan Composter Organic Trash yang telah diciptakan bersamaan dengan Mahasiswa KKN-PPM UGM. |
Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Universitas Gadjah Mada Unit YO-036 Periode 1 Tahun 2025 Kapanewon Kokap melaksanakan program pemeriksaan kesehatan gratis untuk masyarakat di Padukuhan Sangon I, Kalurahan Kalirejo, dan Padukuhan Sebatang, Kalurahan Hargotirto, Kabupaten Kulon Progo. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran serta akses masyarakat terhadap layanan kesehatan dasar.
Di Padukuhan Sangon I, program ini difokuskan pada penyandang disabilitas dan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang memiliki keterbatasan akses ke fasilitas kesehatan.
Pada tanggal 11 April 2025, Universitas Gadjah Mada (UGM) menerjunkan mahasiswanya untuk melaksanakan KKN-PPM (Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat) periode 1 hingga 30 Mei 2025. Salah satu lokasi yang menjadi sasaran adalah Kalurahan Kalirejo yang terletak di Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo.

Kedatangan mahasiswa KKN-PPM UGM untuk pengabdian masyarakat di Desa Batu Putih, Kolono Timur, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, menyadarkan masyarakat setempat perihal potensi dari limbah karang yang selama ini tidak dimanfaatkan.
Festival ini bertujuan untuk mengajak generasi muda dan masyarakat mengenali serta melestarikan budaya lokal, khususnya Silat Kaserangan (seni bela diri) khas Kabupaten Serang yang digagas oleh Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah, serta Tari Ringkang Jawari.
Dewasa ini, bekerja pada sektor informal menjadi tumpuan bagi masyarakat dengan latar belakang pendidikan yang terbatas, dan kemampuan atau skill yang tidak mumpuni. Nelayan merupakan kelompok pekerja informal pedesaan yang seringkali terabaikan. Bahkan seringkali nelayan diasosiasikan dengan kemiskinan dan marginalitas (Kingseng, 2014).
Pulau Enggano, sebuah pulau tersembunyi di perairan Samudera Hindia, merupakan mikrokosmos kompleksitas ekonomi Indonesia. Terletak di wilayah Provinsi Bengkulu, pulau ini menyimpan potensi ekonomi yang belum sepenuhnya tereksplor, dengan jengkol (Archidendron pauciflorum) sebagai komoditas strategis yang menggambarkan dinamika ekonomi lokal.
Pekerjaan informal masih menjadi pilihan utama bagi banyak masyarakat di Indonesia, terutama di daerah pedesaan yang memiliki keterbatasan akses terhadap pekerjaan formal (Sugiharti et al., 2022). Sektor pertanian, sebagai salah satu penyedia lapangan kerja terbesar, sering kali bergantung pada tenaga kerja informal yang menghadapi kondisi kerja yang tidak menentu, upah rendah, serta minimnya perlindungan tenaga kerja.