Kaos biru-biru mahasiswa telah memadati lapangan Graha Sabha Pramana (GSP) pada Jumat, (20-6) menandai penerjunan ratusan Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) periode 2 yang salah satunya datang dari Tim dari Gemerlap Pinang Tanjung Pinang, Kepulauan Riau untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat Kampung Madong, Sei nyirih, dan Senggarang. Tim KKN Gemerlap Pinang memeroleh kesempatan untuk menjalankan program kerja yang sesuai dengan minat studi yang dikelompokkan berdasarkan empat klaster, sosial- humaniora ( Soshum) , sains dan teknologi (Saintek), agro, dan medika.

Tumpukan sampah plastik di pesisir pantai Kampung Buton, Distrik Waisai, Kabupaten Raja Ampat, pagi itu pelan-pelan diangkat dari pasir yang memeluknya erat. Mahasiswa KKN-PPM UGM Sorai Waisai 2025 bersama Dinas Lingkungan Hidup Raja Ampat bergotong royong membersihkan pantai setelah hujan rintik sempat menunda kegiatan.

Pencegahan perilaku seks bebas sejak dini menjadi salah satu langkah penting untuk melindungi remaja dari berbagai risiko kesehatan maupun sosial. Masa remaja adalah fase peralihan yang penuh rasa ingin tahu, sehingga tanpa bimbingan yang tepat mereka rentan terjerumus pada perilaku berisiko.

Pada 4 Juli 2025, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata–Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Universitas Gadjah Mada Attannung Jeneponto, melaksanakan kegiatan Sosialisasi Program Kerja “Satu Atsiri, Sejuta Solusi”. Program ini dirancang sebagai langkah inovatif untuk memanfaatkan potensi tanaman atsiri di wilayah Kecamatan Bontoramba, Jeneponto sekaligus memberikan solusi berkelanjutan bagi peningkatan ekonomi masyarakat lokal. Dalam kegiatan ini, mahasiswa memperkenalkan manfaat tanaman atsiri, teknik budidaya yang tepat, proses penyulingan minyak atsiri, hingga peluang usaha dari produk turunannya seperti lilin aromaterapi, minyak pijat, dan parfum alami. Melalui pendekatan edukatif dan praktik langsung, sosialisasi ini diharapkan mampu membuka wawasan warga tentang nilai tambah yang dapat dihasilkan dari kekayaan alam lokal, serta memotivasi masyarakat untuk mengembangkannya secara berkelanjutan.
Foto: Mahasiswa KKN-PPM UGM Unit 2025-SS002 Lempuing Jaya, Kab. Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan
Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN-PPM UGM Periode II 2025) Keliling Lempuing yang berlokasi di Desa Tanjung Sari II dan Rantau Durian I, Kecamatan Lempuing Jaya, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatera Selatan berhasil menyelesaikan program kerja unggulan yang mengusung tema “Optimalisasi Agroforestri dan Potensi Lokal yang Terintegrasi sebagai Upaya Meningkatkan Ketahanan Lingkungan serta Mendukung Ekonomi Berkelanjutan di Desa Tanjung Sari II dan Rantau Durian I”. Program ini mendapat sambutan positif dari masyarakat setempat karena mampu memberikan manfaat ekonomi sekaligus menjaga kelestarian lingkungan sekitar.

Di balik rumah-rumah sederhana di Desa Sadi, Kabupaten Belu, tersimpan benda yang tak biasa: fosil fauna. Fosil-fosil ini sudah lama menjadi bagian dari kehidupan warga, meski belum sepenuhnya disadari nilai pentingnya. Melihat potensi tersebut, tim KKN PPM UGM Halo Belu yang ditempatkan di Desa Sadi berinisiatif melakukan konservasi fosil sebagai salah satu program kerja.
Bahasa ibu memainkan peran dalam proses pewarisan budaya dan pembentukan jati diri sejak masa kanak-kanak. Di lingkungan keluarga, bahasa ini tidak hanya menjadi alat komunikasi, tetapi juga merepresentasikan nilai-nilai etnik yang diwariskan dari generasi ke generasi. Fishman (1991) menegaskan bahwa bahasa ibu merupakan sarana utama dalam mempertahankan identitas kelompok budaya serta kesinambungan antar generasi. Akan tetapi, dalam situasi masyarakat yang mengalami mobilitas sosial dan geografis, seperti para transmigran, hal ini akan menciptakan keberlangsungan bahasa ibu seringkali terancam karena adanya tuntutan untuk beradaptasi dengan lingkungan sosial yang baru. Para transmigran ini harus beradaptasi terhadap bahasa dominan setempat. Hal ini seringkali dianggap sebagai pilihan strategis untuk memudahkan integrasi sosial dan menghindari isolasi linguistik. Akibatnya, bahasa ibu mulai kehilangan perannya di ranah domestik dan mengalami penyusutan fungsi secara perlahan. Ketika bahasa tersebut tidak lagi digunakan secara aktif dalam interaksi keluarga, maka proses pemerolehannya pun akan terputus di generasi berikutnya.
Pada tahun 2025 ini, Universitas Gadjah Mada kembali diberikan kesempatan untuk melaksanakan KKN-PPM di Tanjungpinang Kota, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau, tepatnya di Kelurahan Kampung Bugis dan Senggarang. Lokasi KKN yang berada di pesisir laut menghadirkan tantangan tersendiri: rata-rata air sumur yang digunakan masyarakat merupakan air payau dan bahkan terkadang mengandung bauksit, mengingat tanah di Tanjungpinang didominasi oleh mineral ini. Akibatnya, air sering berbau, berwarna kemerahan, serta tidak layak konsumsi.

KKN Waras Pakem Periode II 2025 mengusung tema besar “Penguatan Kelembagaan, Pengembangan Wisata, Seni, dan Budaya, Ekonomi (UMKM dan Koperasi), Mitigasi Bencana, dan Digitalisasi di Desa Harjobinangun dan Hargobinangun” yang terlaksana di Kapanewon Pakem, tepatnya berada di Kalurahan Harjobinangun dan Hargobinangun, serta terbagi menjadi 4 padukuhan yaitu Kaliwanglu Wetan, Beji, Wonorejo, dan Pandanpuro. Dengan tujuan untuk mendorong pembangunan desa yang berkelanjutan melalui pendekatan Participatory Rural Appraisal (PRA) yang menekankan keterlibatan aktif masyarakat dalam proses identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program. Wilayah ini memiliki potensi besar di bidang pariwisata, UMKM, Budaya, Pertanian, dan Peternakan. Namun dalam besarnya potensi tersebut, tentunya juga mengalami berbagai tantangan seperti pengelolaan sampah, keterbatasan promosi digital, minimnya literasi teknologi, serta kebutuhan peningkatan kesadaran lingkungan dan kesehatan. Melihat potensi dan tantangan tersebut, tim KKN merancang program yang relevan dengan kebutuhan masyarakat, mulai dari penguatan ekonomi, pelestarian budaya, edukasi kesehatan, hingga inovasi teknologi, dengan mengedepankan kolaborasi antara masyarakat, pemerintah desa, dan tim KKN.

Di kaki Gunung Sindoro, terdapat suatu desa yang memiliki potensi melimpah baik dari segi potensi alam, wisata, SDM, hingga UMKM yang unik dan melimpah. Dapat dikatakan bahwa Desa Bansari menyimpan potensi ekonomi lokal yang luar biasa mulai dari UMKM kopi arabika dari petani muda, kotak embutan hingga miniatur alat rajang tembakau yang unik, topeng tradisional hasil buatan tangan, kerajinan kulit, hingga percetakan sablon yang modern. Namun di balik kekayaan produk itu, ada satu persoalan klasik yang kami temukan sebagai mahasiswa KKN UGM yang sedang mengabdi di Desa Bansari. Permasalahan tersebut tidak jauh dari UMKM lokal yang belum memiliki identitas yang kuat dalam menembus pasar digital.