Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Direktorat Pengabdian Kepada Masyarakat
  • Beranda
  • SDG'S
  • SDGs 14: Ekosistem Lautan
Arsip:

SDGs 14: Ekosistem Lautan

Aksi Nyata Mahasiswa KKN Perikanan UGM, Kharisma Pundhi Rukmana, dalam Pelestarian Laut di Balai Taman Nasional Bunaken, Sulawesi Utara

KKNSDGs 12 : Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung JawabSDGs 14: Ekosistem LautanSDGs 8 : Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi Thursday, 28 August 2025

Kharisma Pundhi Rukmana, mahasiswa Program Studi Manajemen Sumberdaya Akuatik angkatan 2021 di Departemen Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) telah mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan pada 1 Juli-19 Agustus 2024 di Balai Taman Nasional Bunaken, Sulawesi Utara. Kharisma menggunakan nilai-nilai dan pengetahuan yang dipelajari selama kuliah untuk mendukung konservasi laut guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir setempat melalui pendidikan lanjutan. Tiga aktivitas utama yang dilakukan termasuk transplantasi terumbu karang, pelepasan penyu, dan pemberdayaan masyarakat pesisir dalam program kerja sama dengan Balai Taman Nasional Bunaken (BTNB).

Taman Nasional Bunaken adalah area coral triangle, sehingga fokus utama yang pertama dilakukan Kharisma dalam program KKN ini adalah transplantasi terumbu karang. Tujuan dari upaya ini adalah untuk mengembalikan keanekaragaman hayati terumbu karang yang telah rusak oleh perubahan iklim dan tindakan manusia. Kharisma melakukan transplantasi dengan metode yang telah ia pelajari di Kampus dengan menggunakan dua metode, yaitu bioreeftek dan web spider. Aktivitas ini tidak hanya menguntungkan keberagaman laut, tetapi juga mengajarkan masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian terumbu karang.

Program yang kedua yaitu pelepasan penyu dilakukan sebagai bagian dari upaya pelestarian fauna laut. Kharisma dan tim melepaskan tukik bersama dengan Balai Taman Nasional Bunaken. Anakan penyu hijau (Chelonia mydas) dan penyu belimbing (Dermochelys coriacea) dilepaskan ke habitat aslinya di laut. Penyu tersebut merupakan salah satu spesies laut yang dilindungi, melalui program ini Kharisma dan tim berharap dapat meningkatkan populasi penyu di daerah tersebut. Selain itu, tindakan ini juga menjadi edukasi bagi masyarakat terhadap pentingnya menjaga penyu agar tetap hidup di alam liar untuk generasi berikutnya.

Kharisma juga menjalankan program ketiga yaitu pemberdayaan masyarakat pesisir dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan masyarakat lokal tentang cara mengelola sumber daya alam laut secara berkelanjutan. Kegiatan KKN mendorong masyarakat untuk mengadopsi praktik pengelolaan yang lebih ramah lingkungan dan mendukung ekonomi berkelanjutan. Melalui prinsip-prinsip yang dipelajari di perguruan tinggi, Kharisma menawarkan pelatihan tentang cara mengelola ikan dan hasil laut secara ramah lingkungan dan mengurangi kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas perikanan yang tidak bertanggung jawab.

Pelestarian alam bukan menjadi satu-satunya tujuan dilaksanakannya kegiatan KKN. Kharisma, Balai Taman Nasional Bunaken, dan masyarakat setempat bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Mereka membantu masyarakat lokal menjadi lebih siap untuk menghadapi tantangan ekonomi dan lingkungan. Kharisma berharap bahwa kegiatan ini akan memberi masyarakat pesisir pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya konservasi alam dan memberi mereka kesempatan untuk menikmati keuntungan dari pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan dalam jangka panjang. Selain itu, kegiatan KKN juga memberi kesempatan untuk mahasiswa dapat mengimplementasikan ilmunya dan berpartisipasi secara langsung dalam masalah lingkungan. Kegiatan ini sekaligus mendukung Sustainable Development Goals poin 1 (Tanpa Kemiskinan), poin 2 (Tanpa Kelaparan), poin 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera), poin 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur) poin 14 (Ekosistem Lautan), dan poin 17 (Kemitraan  untuk Mencapai Tujuan).

Penulis : Annisa Yustisia

Editor: Prof. Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc., Nahla Alfiatunnisa, S.Pi., Dr. Mukti Aprian, S.Kel., M.Si. (Han).

Mahasiswa KKN UGM dan PBKL DKI Jakarta Kompak Tanam Terumbu Karang dan Mangrove di Perairan Pulau Tidung

KKNSDGs 13: Penanganan Perubahan IklimSDGs 14: Ekosistem Lautan Thursday, 28 August 2025

Dalam rangka pelaksanaan program kerja unggulan, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pengabdian Masyarakat Universitas Gadjah Mada (KKN-PPM UGM) melakukan transplantasi terumbu karang dan mangrove pada Sabtu (25/1) lalu. Dalamkegiatan ini, tim KKN UGM berkolaborasi dengan Pusat Budidaya dan Konservasi Laut Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (PBKL DKPKP) Provinsi DKI Jakarta. Acara berlokasi di tepi perairan Pulau Tidung Kecil untuk transplantasi terumbu karang dan pesisir pantai Tidung Plaza untuk penanaman mangrove.

Kegiatan ini selaras dengan tema program KKN “Penguatan dan Keberlanjutan Pengelolaan Sumberdaya Kawasan Kepulauan Melalui Blue Economy dan Integritas Ekologis yang Adaptif di Kelurahan Pulau Tidung Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu DKI Jakarta”. Penanaman terumbu karang dan mangrove yang berfungsi sebagai penjaga ekosistem pantai dan keseimbangan siklus biologi perairan sejalan dengan fokus subtema keserasian ekologis.

“Dengan keberhasilan transplantasi terumbu karang diharapkan mampu berfungsi kembali sebagai habitat penting bagi berbagai spesies laut, mendukung keseimbangan ekologi, dan menjadi sumber daya yang berkelanjutan bagi masyarakat sekitar.

Penanaman mangrove juga memiliki tujuan untuk terciptanya ekosistem pesisir yang lebih stabil dan mampu melindungi kawasan pantai dari abrasi, intrusi air laut, serta dampak perubahan iklim,” ucap Yusrizal Makbul selaku koordinator mahasiswa unit (Kormanit) KKN-PPM UGM Kepulauan Seribu.

Acara dimulai dengan sesi pembukaan, pengambilan bibit, penempelan bibit ke media tanam, dan peletakan di lokasi penanaman. Menurut Langgam, selaku petugas Divisi Terumbu Karang PBKL DKPKP yang turut membersamai pelaksanaan program, kegiatan ini sangat baik dan harus berkelanjutan. “Kegiatan kolaborasi dalam hal rehabilitasi ekosistem pesisir dan laut ini sangat baik dan harus berkelanjutan, terutama bersama generasi pemuda seperti mahasiswa dari KKN UGM yang memiliki semangat jiwa dan pikiran muda. Hal ini penting untuk menggerakkan masyarakat luas untuk lebih peduli terhadap keberlanjutan ekosistem terumbu karang, lamun, dan mangrove demi menopang pulau-pulau kecil seperti Pulau Tidung ini,” ujarnya.

Langgam menambahkan, metode penanaman terumbu karang yang dilakukan kemarin adalah dengan transplantasi karang, yaitu pengambilan beberapa bagian atau fragmen pada indukan terumbu karang untuk di kembangbiakan demi kepentingan rehabilitasi. “Untuk substrat yang digunakan yaitu menggunakan rak besi yang dapat menampung 100 bibit karang. Daya tahan substrat rak besi di laut maksimal sampai 5 tahun, nantinya bibit karang sudah akan menjadi indukan dan membentuk koloni koloni terumbu karang baru,” pungkasnya.

Kedua program ini diharapkan dapat menjadi langkah kecil bagi pelestarian lingkungan laut oleh generasi muda (dalam hal ini mahasiswa) dan menjadi jembatan kolaborasi antara pemerintah dengan mahasiswa untuk melindungi ekosistem laut, serta sebagai sarana belajar untuk mengetahui pentingnya melestarikan alam.

KKN-PPM UGM dan BEM Polbeng Bangun Pengabdian Masyarakat Lewat Aksi Bersih Pantai

KKNSDGs 12 : Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung JawabSDGs 13: Penanganan Perubahan IklimSDGs 14: Ekosistem LautanSDGs 15: Ekosistem Daratan Thursday, 28 August 2025

 

Dalam rangka menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) UGM Bengkalis 2024 bekerja sama dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Politeknik Negeri Bengkalis Kabinet *Bahtera Cakrawala* menggelar kegiatan bersih-bersih Pantai Budung di Desa Bantan Air, Kecamatan Bengkalis, Kabupaten Bengkalis, pada hari Minggu, 19 Januari 2025. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, khususnya kawasan pantai yang menjadi aset penting bagi ekosistem dan pariwisata daerah.

Dalam pelaksanaannya, peserta menemukan berbagai jenis sampah, di antaranya:
1. Sampah botol plastik,
2. Plastik kresek, dan
3. Sterofoam.

Selain melakukan kegiatan pembersihan pantai, para peserta juga melakukan perawatan fasilitas umum di sekitar pantai, seperti perbaikan tempat duduk, dan pengecatan area fasilitas pantai.

Ketua kegiatan dari KKN-PPM UGM Bengkalis, menyampaikan bahwa kegiatan ini diharapkan dapat menjadi contoh nyata kolaborasi antarlembaga pendidikan dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan nyaman. “Kami berharap kegiatan ini dapat menginspirasi masyarakat untuk lebih peduli terhadap kebersihan pantai dan lingkungan di sekitarnya,” ujarnya.

Sementara itu, perwakilan dari BEM Politeknik Negeri Bengkalis Kabinet *Bahtera Cakrawala* mengapresiasi antusiasme masyarakat setempat yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini. “Kami sangat senang melihat keterlibatan warga yang aktif membantu membersihkan pantai. Hal ini menunjukkan semangat gotong royong yang masih terjaga,” katanya. Kegiatan bersih-bersih Pantai Budung ini merupakan langkah awal dari rangkaian kegiatan lingkungan yang direncanakan untuk tahun 2025. Harapannya, Pantai Budung dapat menjadi kawasan yang bebas sampah dan semakin menarik bagi wisatawan.

Semoga kegiatan ini menjadi langkah positif dalam menjaga kelestarian lingkungan dan menjadi inspirasi untuk kegiatan serupa di masa mendatang.

Kolaborasi, Tim KKN UGM dan UNS Gelar Aksi Bersih Pantai Kunir di Pacitan

KKNSDGs 12 : Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung JawabSDGs 14: Ekosistem LautanSDGs 15: Ekosistem Daratan Tuesday, 26 August 2025

Tim KKN-PPM Universitas Gadjah Mada (UGM) Periode II Tahun 2025 berkolaborasi dengan mahasiswa KKN Universitas Sebelas Maret (UNS) dalam aksi bersih pantai di Desa Pagerkidul, Kecamatan Sudimoro, Kabupaten Pacitan. Kegiatan yang dilaksanakan pada Kamis (7/8) silam ini, menjadi wujud kepedulian mahasiswa terhadap kelestarian lingkungan sekaligus langkah awal membangun kerja sama dalam pemberdayaan masyarakat desa. Kolaborasi ini juga memperlihatkan semangat gotong royong lintas kampus untuk menciptakan perubahan positif di daerah. Aksi tersebut diharapkan menjadi contoh nyata keterlibatan mahasiswa dalam mendukung pembangunan berkelanjutan.

Aksi bersih pantai tersebut bertepatan dengan persiapan Ekspedisi Merah Putih yang menyasar 112 kilometer garis pantai Kabupaten Pacitan. Kegiatan diikuti oleh 29 mahasiswa KKN UGM, 18 mahasiswa KKN UNS yang terbagi dalam dua tim, serta warga Desa Pagerkidul. Pantai Kunir sendiri dikenal sebagai salah satu destinasi unggulan desa dengan hamparan pasir yang luas dan berbatasan langsung dengan Samudra Hindia. Potensi wisata yang besar menjadikan pantai ini penting untuk dijaga kelestariannya. Oleh karena itu, keterlibatan mahasiswa KKN diharapkan mampu mendukung daya tarik wisata sekaligus menjaga ekosistem pesisir.

Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan membagi peserta menjadi dua kelompok, yakni di sisi timur dan barat pantai yang kemudian berjalan menuju titik tengah sembari memungut sampah plastik maupun limbah lain yang terbawa ombak maupun ditinggalkan pengunjung. Kolaborasi antara mahasiswa dan masyarakat tidak hanya menghasilkan pantai yang lebih bersih tetapi juga menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga ekosistem pesisir. Aksi sederhana ini memperlihatkan bagaimana partisipasi kolektif dapat berdampak besar bagi lingkungan. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi ruang belajar mahasiswa untuk memahami dinamika sosial-ekologis di masyarakat pesisir.

Koordinator Mahasiswa KKN UGM Sudimoro bersama ketua tim KKN UNS menyampaikan bahwa kegiatan ini tidak hanya berfokus pada kebersihan pantai, tetapi juga pada pembentukan kebiasaan peduli lingkungan di masyarakat. Menurut mereka, kerja sama lintas kampus ini membuka peluang lebih luas dalam pengembangan Desa Pagerkidul di masa mendatang. Sinergi ini menunjukkan bahwa mahasiswa dari dua kampus dapat saling melengkapi dalam pelaksanaan program. Dengan begitu, dampak kegiatan menjadi lebih berkelanjutan dan terasa manfaatnya bagi warga.

Dukungan penuh juga datang dari Dosen Pembimbing Lapangan KKN UGM, Derajad Sulistyo Widhyharto, yang menegaskan pentingnya kolaborasi sebagai pintu masuk pemberdayaan masyarakat desa. Ia menyebutkan bahwa kegiatan semacam ini tidak hanya relevan untuk hari ini, tetapi juga dapat menjadi fondasi kerja sama jangka panjang. “Kolaborasi ini adalah awal yang baik untuk membangun sinergi antar mahasiswa dan masyarakat. Melalui kegiatan sederhana seperti bersih pantai, kita bisa menanamkan kesadaran kolektif tentang pentingnya menjaga lingkungan sekaligus memperkuat basis pemberdayaan masyarakat di desa,” ungkap Derajad.

Kehadiran mahasiswa KKN UGM dan UNS disambut baik oleh Kepala Desa Pagerkidul, Sunandi. Ia menyampaikan apresiasi dan harapan agar kolaborasi ini dapat berlanjut di tahun-tahun berikutnya. Kehadiran mahasiswa menurutnya mampu memberi warna baru dalam pembangunan desa. Lebih dari itu, program KKN juga menjadi sarana penting bagi masyarakat untuk mengenal inovasi yang dibawa mahasiswa. “Kami sangat bersyukur hadirnya KKN dari kampus negeri yang diharapkan mampu meningkatkan pembangunan desa yang berkelanjutan. Bukan hanya untuk tahun ini saja tetapi juga untuk tahun-tahun selanjutnya,” ungkapnya.

Aksi bersih Pantai Kunir menjadi salah satu kontribusi nyata UGM dalam mendukung pengembangan pariwisata berbasis lingkungan dan pemberdayaan masyarakat berkelanjutan. Melalui kolaborasi ini, UGM berkomitmen hadir sebagai bagian dari solusi atas tantangan pembangunan di daerah, khususnya dalam menjaga kelestarian alam sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat pesisir. Kegiatan tersebut juga memperkuat peran mahasiswa sebagai agen perubahan yang mampu memberikan kontribusi langsung pada peningkatan kesadaran masyarakat dan keberlanjutan pembangunan desa.

Reporter: Tim KKN-PPM Karsa Saka

Penulis: Triya Andriyani

Pengabdian di Kampung Buton: KKN Sorai Waisai Bersihkan Pantai Buton dan Edukasi Nelayan tentang Bahaya Plastik

KKNSDGs 11 :Kota dan Pemukiman yang BerkelanjutanSDGs 13: Penanganan Perubahan IklimSDGs 14: Ekosistem LautanSDGs 15: Ekosistem Daratan Tuesday, 26 August 2025

Pengabdian di Kampung Buton: KKN Sorai Waisai Bersihkan Pantai Buton dan Edukasi Nelayan tentang Bahaya Plastik. Foto: Mahasiswa KKN-PPM UGM Sorai Waisai 2025

Tumpukan sampah plastik di pesisir pantai Kampung Buton, Distrik Waisai, Kabupaten Raja Ampat, pagi itu pelan-pelan diangkat dari pasir yang memeluknya erat. Mahasiswa KKN-PPM UGM Sorai Waisai 2025 bersama Dinas Lingkungan Hidup Raja Ampat bergotong royong membersihkan pantai setelah hujan rintik sempat menunda kegiatan.

Bukan sekadar seremonial, Aksi nyata ini merupakan bagian dari program kerja “Clean Ocean, Healthy Community” yang diusulkan oleh Intan Nur Sya’baningsih serta “Kitong Bersih Pantai” yang diinisiasi oleh Nabila Rasyiida. Keduanya dilaksanakan pada Jumat, 18 Juli 2025, di Kampung Buton, sebuah kampung nelayan yang kehidupannya erat bergantung pada laut.

Di Kampung ini, setiap hari warga menggantungkan hidup dari laut yang menyediakan berbagai jenis ikan, udang, hingga hasil laut lain. Namun, wajah pantai yang menjadi pintu kehidupan itu kini tercoreng oleh sampah plastik.

Kebiasaan membuang sampah sembarangan, ditambah arus laut yang membawa limbah dari berbagai tempat, membuat pesisir Kampung Buton kerap dipenuhi botol, kantong plastik, hingga sisa kemasan sekali pakai. Situasi ini bukan hanya merusak pemandangan, tetapi juga mengancam keberlangsungan hidup nelayan.

“Kesadaran nelayan masih kurang, masih ada yang membuang plastik es di laut. Sosialisasi ini sangat penting untuk menyadarkan masyarakat akan hal tersebut” ujar Pak Ahmat, salah satu tokoh masyarakat setempat.

Mahasiswa KKN-PPM UGM Sorai Waisai 2025

Sampah plastik yang terbawa ke laut tidak hanya membunuh biota laut, tetapi juga berisiko kembali masuk ke tubuh manusia melalui rantai makanan. Ancaman ini semakin nyata bagi nelayan yang sehari-hari menggantungkan hidup dari laut. Karena itu, KKN Sorai Waisai menilai kesadaran kolektif warga adalah kunci untuk memutus siklus sampah yang merugikan.

Kegiatan bersih pantai dimulai dengan ajakan untuk bersama-sama memungut sampah disekitar pesisir. Mulai dari mahasiswa, ibu-ibu, hingga anak-anak kampung ikut turun antusias dalam membersihkan sampah.

Mereka memunguti plastik yang menempel di pasir, mengais jaring rusak yang terdampar, hingga mengumpulkan botol air mineral yang berserakan. Suasana hangat tercipta, seperti gotong royong tempo dulu, di mana semua orang bekerja sama demi tujuan yang sama: melihat pantai mereka kembali bersih.

Setelah aksi bersih-bersih, kegiatan dilanjutkan dengan sosialisasi bertema “Kenali Bahayanya Sampah Plastik yang Dibuang di Laut.” Intan Nur Sya’baningsih, koordinator Kluster Medika, bersama tim dari Dinas Lingkungan Hidup, menjelaskan dengan cara interaktif bagaimana plastik merusak ekosistem laut sekaligus kesehatan manusia.

Poster, presentasi visual, hingga diskusi terbuka dipakai agar masyarakat lebih mudah memahami. “Kalau laut tercemar, bukan cuma ikan yang berkurang, tapi juga kesehatan kita yang akan terancam,” jelas Intan di depan puluhan warga yang berkumpul di sisi lain dari pesisir pantai yang lebih lapang.

Antusiasme warga terlihat dari banyaknya pertanyaan yang muncul. Beberapa nelayan bercerita tentang hasil tangkapan yang menurun dan kualitas ikan yang tidak lagi sama. Dari diskusi itu, mereka mulai menyadari bahwa menjaga laut bersih bukan hanya tugas pemerintah atau mahasiswa, melainkan investasi jangka panjang untuk masa depan mata pencaharian mereka sendiri. Anak-anak yang sebelumnya ikut memungut sampah pun mendengarkan dengan serius, ada juga yang masih sibuk main kejar-kejaran.

Bagi KKN Sorai Waisai, kegiatan ini bukan sekadar agenda KKN, tetapi dorongan agar lahir kebiasaan baru yang berkelanjutan. Mereka ingin aksi bersih pantai dan sosialisasi tidak berhenti ketika masa pengabdian selesai, melainkan menjadi rutinitas warga Kampung Buton. Kehadiran Dinas Lingkungan Hidup semakin memperkuat semangat itu, karena ada jaminan tindak lanjut dari pemerintah daerah untuk mendukung perubahan pola hidup masyarakat pesisir.

Masyarakat sempat membahas juga tentang topik penting dimana jumlah kuantitas dari Tong Sampah yang minim di sekitar pantai dan kemudian dijanjikan oleh Dinas untuk bisa ditindak lanjuti dalam hal pengadaan barang esensial tersebut agar ekosistem tetap terjaga.

Foto: Mahasiswa KKN-PPM UGM Sorai Waisai 2025

Sore hari, pantai yang tadinya dipenuhi sampah mulai tampak berbeda. Karung-karung berisi plastik dan limbah lainnya ditumpuk di satu sudut untuk diangkut, sementara warga duduk bersama mahasiswa menikmati pisang goreng hangat buatan ibu-ibu kampung. Tawa dan cerita sore itu menjadi penutup manis dari sebuah aksi sederhana, tetapi menyimpan makna besar.

Gerakan “Clean Ocean, Healthy Community” dan “Kitong Bersih Pantai” di Kampung Buton meninggalkan jejak lebih dari sekadar pantai bersih. Ia menanamkan kesadaran baru bahwa sampah plastik bukan hanya soal lingkungan, tetapi juga soal masa depan kesehatan dan keberlanjutan hidup nelayan.

Di Raja Ampat, wilayah yang selama ini dikenal dunia karena keindahan lautnya, langkah kecil dari kampung nelayan ini menjadi pengingat sederhana: menjaga laut berarti menjaga kehidupan itu sendiri.

Penulis: Mahasiswa KKN-PPM UGM Unit 2025-PBD004 Kota Waisai, Kab. Raja Ampat, Papua Barat Daya

Artikel ini telah dimuat di goodnewsfromindonesia.id

Mahasiswa UGM Berjuang Terangi Kegelapan Malam Soligi di Pulau Obi

KKNSDGs 13: Penanganan Perubahan IklimSDGs 14: Ekosistem LautanSDGs 7: Energi Bersih dan Terjangkau Thursday, 14 August 2025

Mahasiswa UGM memasang lampu bertenaga surya untuk penerangan jalan. Foto: Mahasiswa KKN-PPM UGM Unit 2025-MU007 di Obi, Kab. Halmahera Selatan, Maluku Utara

Tim KKN PPM UGM yang ditempatkan di Pulau Obi, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara harus bekerja keras untuk melaksanakan program kerja mereka karena berbagai keterbatasan. Beruntung dukungan masyarakat cukup kuat hingga semua bisa berjalan. Tim beranggotakan 28 orang yang bernama Jawara Obira ini ditempatkan di dua unit yakni di Desa Kawasi dan Soligi, Kecamatan Obi Selatan, Kabupaten Halmahera selatan.

Di Soligi salah satu program yang dijalankan adalah penanaman mangrove di kawasan pantai. Dalam program ini para mahasiswa mengajak masyarakat dan pelajar SMA. Program dimulai dengan sosialisasi manfaat dan cara penanaman dan selanjutnya mereka menanam 150 bibit ditanam. “Ada beberapa kawasan pantai yang masih membutuhkan banyak mangrove,” kata Erick Erlando, koordinator kegiatan tersebut Selasa (29/7/2025).

Penanaman mangrove di kawasan pantai Soligi. Foto: Mahasiswa KKN-PPM UGM Unit 2025-MU007 di Obi, Kab. Halmahera Selatan, Maluku Utara

Selain penanaman mangrove, para mahasiswa ini juga memasang lampu bertenaga surya untuk penerangan jalan. Pemasangan dilakukan di tiga dusun. “Di Soligi, listrik hanya menyala enam jam dari pukul 18.00. Jadi setelah jam 12 malam, situasinya sangat gelap,” kata Muhammad Haiqal yang bertugas memimpin pemasangan lampu tersebut.

Sayangnya, karena keterbatasan anggaran, hanya 15 lampu yang bisa dipasang. Itupun harus dibagi di tiga desa secara merata. Pemasangan dilakukan tiga hari dan dibantu warga setempat. “Tetapi lumayan setidaknya ada penerangan,” katanya. Berbagai program tim ini didukung oleh PLN, Pepsodent dan Intan Pariwara.

La Bili, salah satu tokoh masyarakat menyambut baik berbagai program KKN ini. Ketua kelompok mangrove ini mengatakan wilayahnya masih membutuhkan banyak bibit pohon tersebut. “Sebenarnya ada tiga opsi tempat penanaman mangrove. Tempat yang sekarang ditanami karena dekat sama perkebunan kelapa, terus juga belum banyak mangrovenya,” katanya.

Tim KKN-PPM UGM Pancaran Pangandaran Tanam Mangrove dan Pembuatan Eco Enzyme di Karangjaladri dan Cintakarya

KKNSDGs 13: Penanganan Perubahan IklimSDGs 14: Ekosistem LautanSDGs 15: Ekosistem DaratanSDGs 7: Energi Bersih dan Terjangkau Thursday, 14 August 2025

Tim KKN-PPM Universitas Gadjah Mada (UGM) Pancaran melaksanakan program pembuatan eco enzyme di Desa Cintakarya, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Foto: KKN-PPM UGM Unit 2025-JB020 di Parigi, Kab. Pangandaran, Jawa Barat

Tim Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Universitas Gadjah Mada (UGM) Pancaran Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, melaksanakan dua program unggulan di dua desa di Kecamatan Parigi yaitu penanaman mangrove dan pembuatan eco enzyme.

Kedua program kerja KKN-PPM UGM Yogyakarta Periode 2 2025 tersebut dilaksanakan bertujuan untuk memanfaatkan potensi alam lokal yang terdapat di dua desa lokasi KKN. Penanaman mangrove berlangsung di Desa Karangjaladri, Kamis, 10 Juli 2025. Sedangkan pembuatan eco enzyme di Desa Cintakarya, Kamis, 17 Juli 2025. 

KKN-PPM UGM Periode 2 2025 telah berlangsung 20 Juni-8 Agustus 2025. Adapun Tim KKN-PPM UGM Pancaran Pangandaran terdiri dari 24 mahasiswa/mahasiswi yang berasal dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol), Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK), Fakultas Hukum, Fakultas Psikologi, Fakultas Teknologi Pertanian, Fakultas Farmasi, Fakultas Kehutanan, Fakultas Pertanian, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), serta Sekolah Vokasi.

Desa Karangjaladri berpotensi besar dikembangkan sebagai destinasi ekowisata

Berdasar kondisi geografisnya, Desa Karangjaladri merupakan wilayah pesisir. Keunggulan alamnya berupa hamparan ekosistem mangrove yang tumbuh alami di sepanjang garis pantai sehingga mampu berfungsi sebagai pelindung dari abrasi, habitat bagi berbagai biota laut, serta memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi ekowisata dan sumber penghidupan masyarakat setempat.

Dalam kegiatan KKN dengan program bertajuk “Mangrove Guard: Penanaman Bibit Mangrove di Wilayah Bantaran Sungai di Desa Karangjaladri”, Tim KKN-PPM UGM Pancaran Pangandaran menanam mangrove secara mandiri tanpa melibatkan partisipasi langsung masyarakat.

Tujuan kegiatan untuk memastikan proses berjalan sesuai target dan metode yang direncanakan, sebagai langkah pelestarian lingkungan sekaligus upaya memperkuat fungsi alami pesisir dalam menghadapi ancaman abrasi dan perubahan iklim.

Kegiatan tersebut sekaligus memberikan contoh nyata yang diharapkan dapat memberikan manfaat berkepanjangan bagi alam maupun masyarakat setempat.

Pengelolaan limbah organik di Desa Cintakarya 

Selain berfokus pada pelestarian wilayah pesisir melalui penanaman mangrove di Desa Karangjaladri, Tim KKN-PPM UGM Pancaran Pangandaran juga mengangkat isu pengelolaan limbah organik di Desa Cintakarya melalui program “Dapur Sehat, Bumi Kuat: Pelatihan Pembuatan Eco Enzyme dari Limbah Rumah Tangga”.

Tim KKN-PPM Universitas Gadjah Mada (UGM) Pancaran melaksanakan program penanaman mangrove di Desa Karangjaladri Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Foto: KKN-PPM UGM Unit 2025-JB020 di Parigi, Kab. Pangandaran, Jawa Barat

Program ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat, khususnya para ibu PKK untuk memanfaatkan limbah organik menjadi sesuatu yang lebih bernilai, seperti cairan pembersih alami, pupuk organik cair, dan pengusir hama yang aman bagi lingkungan.

Pengetahuan bagi ibu-ibu PKK mengenai manfaat eco enzyme

Program ini meliputi pelatihan yang menjadi bekal pengetahuan bagi ibu-ibu PKK mengenai manfaat eco enzyme, langkah-langkah pembuatannya, hingga cara pemanfaatan dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan tersebut tidak hanya mendorong pengurangan volume sampah rumah tangga yang berakhir di tempat pembuangan akhir, tetapi juga membuka peluang ekonomi kreatif berbasis lingkungan.

Penulis: Cut Nabila Siregar, Mahasiswi Prodi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM,

Artikel ini telah dimuat di pikiran-rakyat.com

Pemkab Serang Apresiasi Tim KKN UGM Ikut Menjaga Ekosistem Laut

KKNSDGs 13: Penanganan Perubahan IklimSDGs 14: Ekosistem LautanSDGs 15: Ekosistem Daratan Wednesday, 13 August 2025

Foto: Mahasiswa KKN-PPM UGM Unit 2025-BT001 Tirtayasa, Kab. Serang, Banten

Kegiatan Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Universitas Gajah Mada di Kabupaten Serang, Banten secara konsisten melaksankan program kerja untuk menjaga konservasi mangrove dan menjaga ekosistem laut. Tim KKN-PPM UGM di Desa Tengkurak, di wilayah pesisir Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang bersama PT Candra Asri Tbk, Pemda Serang, Universitas Syeikh Nawawi Banten (USNB), Kagama Banten, PT Krakatau Steel dan BPR Serang melakukan penanaman massal mangrove di sejumlah lokasi. Dalam program penanaman yang dilakukan PT Candra Asri Tbk, Kelompok Tani Hutan Tengkurak, dan Kelompok Tani Segara Biru, sebagian mahasiswa KKN-PPM UGM membantu penanaman dan sebagian lain membuat dokumentasi melalui video dokumenter yang disusun. Kolaborasi ini menurut rencana akan menanam sebanyak 650 ribu bibit mangrove di lahan seluas 186 ha selama 3 tahun secara bertahap, dan sebagai tahap awal berhasil menanam sebanyak 5 persen dari total 650 ribu bibit mangrove. Keberhasilan inipun pada akhirnya mendapat apresiasi dari Pemerintah Kabupaten Serang dengan mengangkatnya dalam sebuah Seminar Konservasi Ekosistem Mangrove di Wilayah Kabupaten Serang di Pendopo Bupati Serang, Jum’at (8/8).

Mewakili Bupati Serang, Muhammad Najib Hamas mengatakan seminar konservasi ekosistem mangrove ini sebagai langkah untuk menjaga lingkungan terutama di wilayah laut. Ia berharap kolaborasi ini akan terus berlanjut sesuai dengan komitmen semua dalam menjaga lingkungan ekosistem laut, sekaligus sebagai upaya yang tidak terpisah dalam usaha mengurangi emisi karbon. Ia menyampaikan rasa terimakasihnya kepada sejumlah unsur terkait yang telah terlibat dalam penanaman pohoh mangrove, khususnya di wilayah Serang bagian utara untuk menjaga ekosistem alam.

Sesuai dengan mitigasi dan hasil diskusi, disebutnya dalam menjaga ekosistem mangrove yang terkonsentrasi di kawasan Kecamatan Tanara dan Tirtayasa maka kebersamaan dan kesepakatan Pemkab Serang, KKN-PPM UGM, dan PT. Chandra Asri Pacific Tbk hingga Tahun 2026 mendatang. “”Saya hadir di seminar konservasi mangrove mewakili Ibu Bupati, menyampaikan pesan-pesan beliau dalam forum yang pertama, Pemerintah Kabupaten Serang mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak, terutama kepada keluarga besar UGM yang telah bersinergi untuk KKN mahasiswa UGM yang sudah 25 hari di Kabupaten Serang di dua Kecamatan Tirtayasa dan Tanara,” ujarnya.

Foto: Mahasiswa KKN-PPM UGM Unit 2025-BT001 Tirtayasa, Kab. Serang, Banten

Dr. Sudaryatno, M.Si selaku dosen pembimbing lapangan menyatakan untuk penanaman mangrove kali ini KKN-PPM UGM memang fokus di Desa Tengkurak yang berada di wilayah pesisir Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang. Daerah ini, disebutnya telah mengalami abrasi parah selama beberapa dekade terakhir, dan abrasi tersebut menyebabkan hilangnya garis pantai, mengancam tambak warga, serta memicu kerusakan ekosistem lokal. Sebagai bentuk respon terhadap krisis lingkungan ini, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menetapkan sekitar 186 hektar kawasan pesisir di Desa Tengkurak sebagai lahan prioritas untuk rehabilitasi mangrove. “Area ini dipilih karena letaknya strategis sebagai sabuk hijau penahan abrasi dan potensi ekologis yang tinggi. Sebagai bagian dari program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL), PT Chandra Asri Petrochemical Tbk menggagas program konservasi mangrove dengan target penanaman 1 juta batang mangrove di pesisir Banten. Pada tahun 2025, Chandra Asri menjalin kerjasama strategis dengan mahasiswa KKN-PPM UGM Unit Sagara Tirtayasa, untuk memperkuat pendekatan edukatif dan pemberdayaan masyarakat melalui sosialisasi dan edukasi mangrove kepada masyarakat dan siswa”, terangnya, Senin (11/8).

Foto: Mahasiswa KKN-PPM UGM Unit 2025-BT001 Tirtayasa, Kab. Serang, Banten

Dalam program kolaborasi penanaman mangrove secara massal, ini mahasiswa KKN-PPM UGM berhasil mendapat dana CSR dari PT Candra Asri Tbk sebesar 7 juta rupiah untuk melakukan sosialisasi mangrove di sejumlah kelompok mulai anak2 SD, SMP, SMA, karang taruna dan masyarakat pesisir. Bukan hanya penting secara ekologis, tetapi keberadaan mangrove juga memiliki nilai ekonomi tinggi melalui perdagangan karbon (carbon trading), dan salah satu kontribusi utama ekosistem mangrove adalah kemampuannya dalam menyerap dan menyimpan karbon dalam jumlah besar (carbon sink), yang bisa dikonversi menjadi kredit karbon dan diperjualbelikan. Harga Karbon di Indonesia, disebutnya bervariasi tergantung pada jenis proyek, lokasi, dan mekanisme perdagangan.

“Di pasar global, harga karbon ini jauh lebih tinggi, khususnya di kawasan dengan regulasi ketat. Di Uni Eropa, EU ETS – Emissions Trading System, harga karbon bisa mencapai lebih dari US$ 80 per ton CO₂e atau sekitar 1,2 juta rupiah per ton sebagaimana menurut data CNBC Indonesia. Artinya, jika proyek rehabilitasi mangrove di Tengkurak dikembangkan secara serius dan terverifikasi secara internasional, maka potensi nilai ekonomi dari stok karbon yang tersimpan dapat jauh lebih besar daripada estimasi harga lokal”, imbuhnya.

Penulis : Agung Nugroho

Mahasiswa KKN UGM Merayu Kelapa Hadirkan Program Pelestarian Ekowisata Berbasis Pemberdayaan Masyarakat

KKNSDGs 13: Penanganan Perubahan IklimSDGs 14: Ekosistem LautanSDGs 8 : Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi Tuesday, 12 August 2025

Mahasiswa Universitas Gadjah Mada yang tergabung dalam KKN-PPM Unit Merayu Kelapa melaksanakan program pengabdian masyarakat di Pulau Harapan, Pulau Kelapa, dan Pulau Kelapa Dua, Kabupaten Kepulauan Seribu. Mengusung tema pelestarian ekowisata berbasis pemberdayaan masyarakat, rangkaian kegiatan dirancang untuk menggabungkan upaya konservasi lingkungan dengan penguatan ekonomi lokal.

Beberapa program utama yang dijalankan meliputi penanaman mangrove untuk perlindungan pesisir, transplantasi terumbu karang sebagai upaya menjaga ekosistem laut, pelatihan pengolahan hasil laut menjadi abon ikan, serta penguatan UMKM melalui pemanfaatan potensi lokal. Kegiatan ini melibatkan partisipasi aktif masyarakat, aparatur pemerintah setempat, dan mitra seperti Satuan Pelaksana Taman Nasional, sehingga terjalin kolaborasi lintas sektor.

Selain berdampak pada peningkatan kesadaran lingkungan, program ini juga memberikan keterampilan baru bagi masyarakat pesisir dalam mengembangkan produk bernilai tambah. Pelaksanaan KKN ini selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama pada aspek pengentasan kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, aksi iklim, dan pelestarian ekosistem laut maupun darat.

Komunitas Laut Biru dan Mahasiswa KKN UGM Gotong Royong Tanam Mangrove di Pantai Babatoa Polman

KKNSDGs 13: Penanganan Perubahan IklimSDGs 14: Ekosistem Lautan Tuesday, 12 August 2025

Anggota organisasi Nirlaba Laut Biru serta Tim KKN-PPM Uniersitas Gadjah Mada (UGM) Arung Campalagian 2025, melaksanakan penanaman bibit mangrove di Pantai Babatoa, Desa Lapeo, Campalagian, Kabupaten Polewali mandar (Polman), Sulawesi Barat, Jumat 1 Agustus 2025.

Anggota organisasi Nirlaba Laut Biru serta Tim KKN-PPM Uniersitas Gadjah Mada (UGM) Arung Campalagian 2025, melaksanakan penanaman bibit mangrove di Pantai Babatoa, Desa Lapeo, Campalagian, Kabupaten Polewali mandar (Polman), Sulawesi Barat, Jumat 1 Agustus 2025.

Kegiatan ini didukung Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama). 

Mengusung slogan “Dari tangan kita, harapan tumbuh di pesisir” kegiatan ini menjadi simbol kepedulian terhadap lingkungan, sekaligus upaya nyata menjaga ekosistem pesisir.

Mangrove ditanam di Pantai Babatoa, diharapkan menjadi benteng alami melindungi garis pantai dari abrasi, menjaga habitat biota laut, serta mendukung keberlanjutan kehidupan nelayan setempat. 

Semua terlibat, mulai relawan, mahasiswa, hingga perwakilan komunitas pesisir.

Tim KKN-PPM Arung Campalagian 2025 hadir, untuk membawa semangat edukasi lingkungan kepada masyarakat setempat.

Sekaligus menjadi bagian dari program pengabdian kepada masyarakat yang berkelanjutan.

Penulis: Haidar Muhammad Zidan, Mahasiswa Prodi Elektroka dan Instrumentasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UGM, Sedang melaksanakan KKN-PPM di unit Arung Campalagian

1234
Universitas Gadjah Mada

Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat
Universitas Gadjah Mada

Jl. Pancasila Bulaksumur UGM, Blok G7,
Yogyakarta, Indonesia 55281
+62-274-552432
  +62-274-6492082, +62-274-6492083

whatsapp : 08112576939 (KKN)

 dit.pengabdian@ugm.ac.id
 Sekretariat DPKM : sekdit.dpkm@ugm.ac.id
Telepon Internal UGM : 82488(Sekretariat), 82486(KKN), 82490(Pemberdayaan Masyarakat).

 

© Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat - Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY