Tim Mahasiswa KKN-PPM UGM unit Sangihe Periode 2 Tahun 2024 telah menjalankan sejumlah program kerja di Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara. Tim KKN-PPM UGM yang tersebar di tiga kampung yaitu Bantung, Malamenggu, dan Simueng, Kecamatan Tabukan Selatan, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara ini berfokus pada isu perubahan iklim dan konservasi lingkungan.
Program-program yang dilaksanakan ini selaras dengan tujuan keberlanjutan SDG 11 yaitu kota dan komunitas yang berkelanjutan serta SDG 13 yaitu penanganan perubahan iklim. Dalam pelaksanaan programnya, Tim KKN-PPM melibatkan berbagai lapisan masyarakat, mulai dari siswa sekolah hingga warga desa.
Program edukasi perubahan iklim diawali dengan sosialisasi di SMP Negeri 1 Tabukan Selatan, Kampung Bentung (11/7). Kegiatan ini melibatkan sekitar 155 siswa dan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang dampak perubahan iklim serta pentingnya konservasi alam. Dengan dukungan penuh dari pihak sekolah, mahasiswa KK-PPM UGM berharap siswa dapat memahami urgensi menjaga lingkungan sejak dini. “Kami dengan senang hati menerima pelaksanaan kegiatan ini. Selama kegiatan ini bertujuan positif dan bermanfaat bagi siswa,” ungkap salah satu Guru Bagian Kesiswaan SMP Negeri 1 Tabukan Selatan.
Sosialisasi Perubahan Iklim dan Praktik Konservasi Alam di SMP Negeri 1 Tabukan Selatan
Sosialisasi juga diadakan di lingkungan masyarakat Kampung Simueng pada hari yang sama. Edukasi tentang perubahan iklim dan urgensi pengelolaan lingkungan diharapkan menjadi langkah awal implementasi Program Kampung Iklim di daerah tersebut. Masyarakat menunjukkan respons yang sangat antusias, menandakan kesadaran lingkungan yang mulai tumbuh di kalangan warga.
Untuk melibatkan masyarakat secara aktif, forum warga juga diselenggarakan di Kampung Bentung (14/7), dengan fokus pada pengelolaan sampah. Forum ini dihadiri oleh masyarakat dari tiga lindongan (wilayah administratif) di kampung tersebut. Melalui forum ini, masyarakat berbagi pandangan tentang pengelolaan sampah yang selanjutnya dapat dijadikan dasar perumusan kebijakan di masa mendatang.
Di Kampung Malamenggu, praktik pertanian permakultur mulai diterapkan. Permakultur adalah metode pertanian berkelanjutan yang meniru ekosistem alam, dengan tujuan menciptakan sistem pertanian yang mandiri. Mahasiswa KKN-PPM UGM turut mengajak warga untuk ikut serta dalam kegiatan penyemaian bibit dengan metode permakultur (15/7). Metode ini diharapkan dapat membantu mewujudkan sistem pertanian swadaya serta memulihkan keseimbangan ekosistem alam.
Penyemaian Benih untuk Permakultur di Kampung Malamenggu
Wilayah Kepulauan Sangihe ditinjau secara geografis, tergolong rentan terhadap bencana alam, terutama tanah longsor akibat hujan deras yang sering terjadi selama berhari-hari. Sebagai bentuk upaya untuk mengantisipasi dampak bencana, dilakukan pemetaan lokasi rawan tanah longsor. Langkah ini menjadi upaya konkret untuk meminimalisasi risiko bencana dan akan menjadi dasar dalam implementasi sistem peringatan dini yang direncanakan akan diterapkan pada minggu kelima program KKN-PPM.
Berbagai program yang telah dilaksanakan oleh Tim KKN-PPM ini telah memberikan dampak positif dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan dan kesiapsiagaan terhadap perubahan iklim. Edukasi kepada siswa sekolah, forum diskusi warga, penerapan pertanian permakultur, serta pemetaan lokasi rawan bencana, menjadi langkah konkret dalam upaya konservasi lingkungan. Melalui adanya program-program ini, diharapkan masyarakat setempat dapat terus terlibat aktif dalam menjaga keberlanjutan ekosistem dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan tangguh terhadap perubahan iklim.
Penulis: Tim KKN-PPM UGM Tabukan Selatan, Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, Dokumentasi: Tim KKN-PPM UGM Tabukan Selatan, Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, Editor: Acintya&Dn Halimah_DPkM