
Universitas Gadjah Mada (UGM) memperkuat komitmen pengabdian masyarakat melalui program Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM). Program ini bukan sekadar wadah aplikasi ilmu, melainkan jembatan strategis untuk menjalin kolaborasi lintas institusi, pemerintah daerah, dan sektor industri, menciptakan dampak luas serta berkelanjutan di berbagai pelosok negeri.
Semangat kolaborasi ini terwujud dalam berbagai program, salah satunya di Desa Kalikotes, Klaten. UGM bersama Pemerintah Desa (Pemdes) Kalikotes dan Universitas Widya Dharma (Unwidha) Klaten resmi meresmikan Tugu Ikan Kotes pada Minggu (20/7). Tugu yang terletak di perempatan utama Desa Kalikotes ini menandai kolaborasi dalam pengembangan desa wisata berbasis pemberdayaan masyarakat dan potensi lokal. Tugu ini berbentuk ikan kotes, anak dari ikan kutuk, yang merepresentasikan identitas desa.
Nama “IKAN” sendiri merupakan akronim dari “Inspiratif, Kreatif, Adaptif, Naratif”, yang menjadi filosofi pengembangan desa Kalikotes. Pembangunannya merupakan hasil kolaborasi mahasiswa KKN dari beberapa kampus, pemerintah desa, dan warga setempat. Desa Kalikotes, sebagai pusat pemerintahan kecamatan termuda hasil pemekaran, dipilih karena perlu percepatan ekonomi dan layanan sosial ekonomi masyarakatnya. Pengembangan Desa Wisata Kalikotes ini juga melibatkan sejumlah kampus lain seperti Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said dan Universitas Diponegoro (UNDIP), serta akan berbasis pada pemberdayaan masyarakat dan penerapan IPTEK dari hasil riset UGM dan Unwidha.
Peresmian tugu ini merupakan salah satu bentuk nyata dari filosofi KKN UGM yang selalu menekankan kolaborasi. Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni UGM, Arie Sujito menyebut, kegiatan KKN tidak hanya ditujukan untuk mahasiswa UGM, tetapi juga mendorong kolaborasi lintas kampus. “Saya selalu ingatkan bahwa jangan sampai kita KKN sendiri-sendiri. Harus kolaborasi. Yang harus kita lakukan adalah kolaborasi. Kolaborasi dalam apa? Kegiatan-kegiatan yang secara praktis bisa meningkatkan partisipasi,” kata Arie dalam sambutannya, Minggu (20/7).
Klaten adalah salah satu kabupaten yang selalu menjadi lokasi KKN, dengan Suratman selaku dosen pembimbing lapangan (DPL) sebagai motornya. Arie Sujito juga menyebut bahwa Klaten, termasuk Kalikotes, telah berperan sebagai salah satu “kekuatan penyangga di Yogyakarta” karena kedekatan geografis dan hubungan sosial-historisnya dengan UGM.
Kolaborasi KKN UGM Lintas Sektor di Penjuru Indonesia
Semangat kolaborasi ini tidak berhenti di Klaten, melainkan meluas dalam berbagai program KKN-PPM UGM di berbagai penjuru Indonesia pada tahun 2025. Di Sungai Citarum, Bandung Barat, Tim KKN-PPM UGM Sekocihampelas menjalin kolaborasi dengan Universitas Padjadjaran (Unpad) dan Bening Saguling Foundation (BSF) dalam kegiatan “Citarum Clean Up”. Aksi ini berhasil mengangkat lebih dari 350 kg sampah dari bantaran sungai. Sampah bernilai daur ulang tinggi seperti plastik bening dan multilayer plastik diolah oleh BSF menjadi papan multifungsi (recycle board), menunjukkan inovasi pengelolaan sampah berkelanjutan. “Aksi kecil seperti ini jika dilakukan bersama dapat membawa dampak besar. Mari mulai dari sekitar kita, karena menjaga lingkungan bukan pilihan, tapi kewajiban,” ujar Tim KKN-PPM UGM Sekocihampelas, Nur Kumalatuz Zahroh, Jumat (25/7).
Menuju bagian timur Indonesia, di Biak, Papua, Tim KKN-PPM UGM Unit PA002 Biak Elok 2025 berkolaborasi dengan Komandan Pangkalan Udara TNI AL (Danlanudal) Biak. Mereka mengadakan sosialisasi kebersihan gigi dan mulut bagi siswa-siswi SD YPK Wardo sebagai bagian dari kampanye Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Kegiatan yang berlangsung pada Senin (21/7) ini mencakup penyuluhan, praktik gosok gigi, dan pemeriksaan gigi menyeluruh, dengan harapan menanamkan kebiasaan sehat sejak dini di wilayah terpencil.
Sementara itu di Desa Cantel, Ngawi, mahasiswa KKN UGM bersinergi dengan Kelompok 45 Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri (UNUGIRI). Kepala Desa Cantel, Suparlan, berharap mahasiswa dapat berkontribusi dalam pengembangan Koperasi Merah Putih, khususnya dalam peningkatan tata kelola dan digitalisasi koperasi.
Jangkauan KKN UGM juga mencapai Halmahera Utara, Maluku Utara. Di sana, UGM bekerja sama dengan Universitas Khairun (Unkhair) dan Universitas Halmahera (Uniera) dalam Program KKN Kolaborasi. Program KKN tematik ini menjangkau lima lokasi di Kecamatan Tobelo, mencakup sektor pariwisata, sanitasi, kesehatan, lingkungan, ekonomi, dan sosial, dengan melibatkan 30 mahasiswa UGM serta 20 mahasiswa dari Unkhair dan Uniera. Unkhair bahkan tengah menjajaki kolaborasi KKN bersama sektor industri seperti PT Harita Nickel.
Bergerak ke Kalimantan Timur, mahasiswa KKN UGM berkolaborasi dengan Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT) dalam aksi gotong royong menjaga kebersihan lingkungan di Kampung Wisata Teluk Sulaiman, Biduk-Biduk, Berau. Kegiatan yang berlangsung pada Selasa (8/7) dan Rabu (9/7) ini mencakup pemangkasan rumput liar dan pembersihan sampah di jalan utama kampung, diikuti edukasi tentang pemilahan sampah organik, anorganik, B3, dan limbah rumah tangga.
Potensi Lokal Jadi Fokus Kolaborasi KKN
Di Karangasem, Bali, UGM dan Universitas Warmadewa (Unwar) melepas 58 mahasiswa KKN-PPM Nasional Kolaborasi Periode II Tahun 2025. Dengan tema “Pengembangan Ekowisata Berbasis Kearifan Lokal”, program ini fokus mendukung agrowisata salak di Desa Sibetan dan Desa Bebandem.
“Kami sangat bangga, ini sudah berjalan 2 kali kami berkolaborasi KKN bersama Universitas Warmadewa. Kami berharap bahwa kegiatan ini bisa berlanjut, dan tentunya kalau saya mohon, by output ya, artinya bukan hanya sekadar prosesnya bersama tetapi memang ada suatu tujuan yang jelas yang akan dicapai,” kata Rektor UGM, Ova Emilia, saat mengunjungi lokasi KKN-PPM UGM di Kabupaten Badung, Bali, Selasa (22/7).
Di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Tim KKN-PPM UGM Lembaran Bayan 2025 yang terdiri dari 30 mahasiswa bekerja sama strategis dengan Universitas Mataram (Unram). Mereka fokus pada program bertema “Optimalisasi Ekowisata dan Pemberdayaan Desa Digital” di dan Desa Bayan dan Desa Senaru di kaki Gunung Rinjani, bertujuan mendukung pembangunan desa berbasis potensi lokal dan keberlanjutan lingkungan. Diharapkan, kolaborasi lintas kampus ini tidak hanya memperkuat kapasitas masyarakat tetapi juga menjadi teladan pengabdian yang berdampak luas.
“Dalam pelaksanaannya, tim akan berfokus pada pendekatan partisipatif dan berkelanjutan yang mengedepankan kearifan lokal serta pemberdayaan masyarakat,” kata Lukman Awaludin selaku DPL.
Berbagai program kolaborasi KKN ini secara langsung berkontribusi pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), meliputi pengurangan kesenjangan (SDG 10), kemitraan (SDG 17), kehidupan sehat dan sejahtera (SDG 3), kota dan komunitas berkelanjutan (SDG 11), energi bersih dan terjangkau (SDG 7), serta pendidikan berkualitas (SDG 4).
Sumber : kumparan.com