
Upaya kolektif antara warga Padukuhan Kwarakan dan Jurug di Kalurahan Sidorejo, Lendah, Kulon Progo, bersama Mahasiswa KKN-PPM UGM menunjukkan langkah nyata dalam pengembangan potensi wisata lokal. Berpusat pada objek alam Kedung Ingas, kolaborasi ini dimulai dengan kegiatan bersih-bersih dan dilanjutkan dengan inovasi penerangan berbasis energi surya.
Sebanyak 10 mahasiswa KKN-PPM UGM yang terdiri dari empat klaster, yaitu klaster agro, klaster saintek, klaster medika, dan klaster soshum, ikut serta ambil peran dalam kegiatan bersih-bersih tersebut. Mereka bersama-sama merancang sistem penerangan berbasis tenaga surya untuk Kedung Ingas.
Gotong Royong : Upaya Kolaboratif ‘Tuk Tingkatkan Kebersihan Kedung Ingas
Meski memiliki pesona alam yang menarik, Kedung Ingas belum tergarap optimal sebagai destinasi wisata. Menyadari potensi ini, aspek kebersihan menjadi salah satu prioritas utama. Pada tanggal 6 Juni 2025, warga dari kedua padukuhan bergotong royong bersama mahasiswa KKN-PPM UGM membersihkan area Kedung Ingas. Di sisi utara, sejumlah warga terlihat sibuk membersihkan dedaunan dan memotong rumput liar. Sementara di area waduk, warga dan mahasiswa bahu-membahu membersihkan permukaan air, memotong vegetasi, dan mengumpulkan sampah. Antusiasme mahasiswa KKN-PPM UGM menular ke warga sehingga menciptakan semangat gotong royong.
Selepas melakukan kerja bakti, warga dan mahasiswa beristirahat sembari menikmati hidangan yang disediakan Ibu Dukuh Kwarakan. Hidangan yang beragam itu disantap dengan penuh canda dan tawa. Selain itu, beberapa remaja juga memainkan wahana air di waduk. Tak lupa, Pak Dukuh juga mengajak mahasiswa untuk mencoba memainkan wahana air. Suasana hangat dan bahagia menyelimuti area Kedung Ingas di pagi itu.
Inovasi PJUTS: Solusi Penerangan Ramah Lingkungan untuk Kedung Ingas
Selain masalah kebersihan, minimnya infrastruktur dan biaya menjadi kendala utama dalam penyediaan penerangan di sekitar Kedung Ingas. Berdasarkan informasi dari Kepala Padukuhan, penerangan di kedua wilayah tersebut selama ini masih mengandalkan inisiatif dan kesadaran swadaya warga.
Menjawab tantangan ini, Mahasiswa KKN-PPM UGM berinovasi dengan menghadirkan Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJUTS). Teknologi ramah lingkungan ini bekerja dengan mengubah energi matahari menjadi energi listrik.
Pada siang hari, panel surya akan mengumpulkan energi matahari dan menyimpannya dalam baterai. Energi yang tersimpan ini kemudian akan diubah menjadi energi listrik untuk menerangi area Kedung Ingas pada malam hari.
PJUTS ini juga dilengkapi dengan sensor cahaya dan sensor gerak. Fitur sensor cahaya memastikan lampu akan otomatis menyala saat kondisi di sekitarnya mulai gelap. Sementara itu, sensor gerak memungkinkan intensitas cahaya lampu meningkat ketika mendeteksi adanya pergerakan. Fitur cerdas ini mengoptimalkan penggunaan energi dan menjadikannya solusi penerangan yang efisien dan berkelanjutan. “Kami berharap PJUTS ini tidak hanya sekadar penerangan, tetapi juga simbol kemandirian energi bagi Kalurahan Sidorejo,” ujar Raihan, salah satu Mahasiswa KKN-PPM UGM.
“Kami menyediakan solusi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Kami ingin Kedung Ingas tetap hidup, terang, dan bersih tanpa membebani alam dan warga. Bahkan, dapat mendukung potensi wisata di masa depan,” lanjut Bima melengkapi pernyataan Raihan. Pemasangan PJUTS di Kedung Ingas membawa dampak positif yang signifikan, terutama dalam aspek efisiensi dan estetika lingkungan. Dengan memanfaatkan energi matahari, kebutuhan akan listrik dari jaringan Perusahaan Listrik Negara (PLN) dapat diminimalisasi. Dengan begitu, beban biaya operasional penerangan bagi desa dan warga akan berkurang. Penghematan anggaran yang tercipta dapat dialokasikan untuk kebutuhan pembangunan desa lainnya, menciptakan siklus keberlanjutan yang lebih baik.Inovasi ini juga menghilangkan kebutuhan akan instalasi kabel listrik di atas tanah. Dengan demikian, area Kedung Ingas terlihat lebih rapi dan bebas dari kerumitan jaringan kabel yang mengganggu pandangan.
Sosialisasi dan Edukasi PJUTS bagi Warga
Pemasangan PJUTS di Kedung Ingas bukan akhir dari cerita, tetapi justru langkah awal. Mahasiswa KKN-PPM UGM melanjutkan misi mereka dengan memberikan pelatihan langsung kepada warga dan Kepala Padukuhan Kwarakan. Mereka menjelaskan cara kerja, pemakaian, hingga perawatan dasar agar warga mampu merawat dan mengelola teknologi ini secara mandiri. “Rasanya senang sekali, Kedung Ingas jadi terang ketika dilewati di malam hari,” tutur salah seorang warga. “Lampu ini sangat membantu, terutama bagi kami yang pulang sore atau malam. Semoga alat ini awet dan bisa terus bermanfaat untuk anak cucu kami nanti,” sambung warga lainnya.
Teknologi tepat guna ini diharapkan tak hanya menerangi jalan, tetapi juga membuka jalan. Jalan menuju desa yang lebih mandiri, lebih ramah lingkungan, dan lebih siap mengelola potensinya sendiri. Mahasiswa UGM yakin bahwa manfaat PJUTS akan terasa bukan hanya hari ini, melainkan hingga jauh ke depan. Teknologi ini bermanfaat untuk aktivitas sosial warga, keselamatan, bahkan tumbuhnya wisata lokal yang lebih hidup dan berkelanjutan.
Artikel ini ditulis oleh Mahasiswa KKN-PPM UGM Unit 2025-YO024 Lendah Melangkah