
Suasana haru dan kebersamaan menyelimuti acara ramah tamah perpisahan Kuliah Kerja Nyata – Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Universitas Gadjah Mada (UGM) di Desa Terapung, Mawasangka, Kabupaten Buton Tengah. Acara yang bertajuk “Pesta Kami Memong, Pesta Kami Semua” ini menjadi momen refleksi perjalanan pengabdian mahasiswa selama beberapa bulan terakhir.
Acara dimulai dengan penampilan kesenian oleh anak-anak, dilanjutkan dengan penyerahan hadiah perlombaan, dan diakhiri dengan pemutaran video dokumenter perjalanan mahasiswa KKN-PPM UGM sejak keberangkatan dari Yogyakarta hingga tiba di Desa Terapung. Video tersebut menggambarkan berbagai program kerja yang telah dijalankan, mulai dari pemberdayaan masyarakat, edukasi lingkungan, hingga kegiatan sosial bersama warga setempat.
Perwakilan Pemerintah Desa Terapung, Asnawang, dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam atas dedikasi dan kontribusi mahasiswa KKN-PPM UGM selama berada di desa. sangat bersyukur atas kehadiran adik-adik mahasiswa. Program yang dijalankan bukan hanya bermanfaat bagi warga, tetapi juga meninggalkan kesan mendalam bagi kami semua,” ujarnya.
Acara semakin hangat dengan pemutaran video dokumenter. Terdapat pemaparan kesan dan pesan dari warga desa. Salah satu tokoh masyarakat, Kepala Desa Terapung, dalam video mengungkapkan bahwa kehadiran mahasiswa KKN-PPM UGM ke Desa Terapung sangat berarti, “program kerja KKN UGM sangat luar biasa karena telah memberikan manfaat bagi kami di desa.” Sementara itu, seorang pemuda desa, Wahyu, menuturkan bahwa keberadaan mahasiswa KKN telah membantu banyak hal di desa, di tengah keterbatasan yang ada.
Tak hanya dari warga, para mahasiswa KKN pun berbagi pengalaman berharga mereka selama menjalani pengabdian di Desa Terapung. Salah satu perwakilan mahasiswa, Lutviana Herawati menyampaikan, bahwa program KKN ini bukan hanya tentang mengajar dan membantu masyarakat, tetapi juga tentang belajar dari kehidupan di desa. “Kami belajar banyak dari masyarakat di sini. Kebersamaan, gotong royong, dan ketulusan yang kami rasakan akan selalu menjadi bagian dari perjalanan kami,” ungkapnya.
Sebagai penutup, acara diakhiri dengan prosesi perpisahan simbolis yang penuh haru. Para mahasiswa berpamitan kepada warga dengan penuh kehangatan, tak sedikit yang meneteskan air mata. Beberapa anak-anak desa tampak enggan melepas kepergian para mahasiswa, menggambarkan betapa eratnya ikatan yang telah terjalin selama program berlangsung.
Dengan berakhirnya acara Pesta Kami Memong, mahasiswa KKN-PPM UGM resmi menyelesaikan masa pengabdiannya di Desa Terapung. Meski perpisahan menjadi bagian dari perjalanan, kenangan dan pengalaman yang telah terjalin akan tetap melekat dalam ingatan, baik bagi mahasiswa maupun masyarakat desa. Seperti ungkapan yang mereka bawa pulang: “Kami datang sebagai mahasiswa, lalu pulang sebagai bagian dari desa.”
Penulis: Farida Ratnawati (Mahasiswa Politik dan Pemerintahan Universitas Gadjah Mada)