Permasalahan sampah menjadi persoalan yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, termasuk di Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Meski memiliki potensi alam yang melimpah, desa ini masih mengalami hambatan dalam pengelolaan sampah rumah tangga. Tidak sedikit warga yang masih membuang sampah di sungai maupun membakarnya.
Melihat permasalahan tersebut, tim KKN-PPM UGM unit Kecamatan Sempu, Kabupaten Banyuwangi menginisiasi pembentukan bank sampah sebagai upaya mengelola sampah agar lebih efektif dan meningkatkan kesadaran lingkungan. Program ini selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan SDG 12 yaitu Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab. Bank sampah diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang bagi pengelolaan sampah di Desa Jambewangi.
Tahap awal pembentukan bank sampah dimulai dengan sosialisasi kepada masyarakat. Tim KKN-PPM UGM mengadakan forum bersama warga untuk memaparkan konsep, manfaat, dan sistem pengelolaan bank sampah. Sistem sederhana diterapkan pada bank sampah Desa Jambewangi, yaitu warga dapat mengumpulkan dan memilah sampah mereka untuk ditukar dengan poin. Poin-poin yang terkumpul dapat diakumulasi sehingga bisa ditukar dengan uang. Setiap jenis sampah memiliki poin berbeda, sehingga mendorong partisipasi aktif warga dalam memilah sampah.
Tim KKN-PPM UGM juga memberikan pelatihan tambahan seperti pembuatan lubang biopori, pembuatan pupuk organik cair (POC), serta budidaya maggot. Warga diajarkan membuat lubang biopori sebagai tempat menampung sampah organik yang selanjutnya dapat digunakan sebagai pupuk kompos. Metode pengolahan sampah ini mampu mengurangi volume sampah organik sekaligus menyuburkan tanah. Sementara itu, pupuk organik cair (POC) dihasilkan dari pembusukan bahan organik, membantu meningkatkan kualitas tanah serta efisiensi penyerapan nutrisi oleh tanaman. Penggunaan POC lebih efisien dan merata dibandingkan dengan pupuk padat, sehingga nutrisi dapat tersebar dengan baik ke seluruh bagian tanaman.
Budidaya maggot juga diperkenalkan sebagai metode penguraian sampah organik yang cepat dan efisien. Maggot atau larva lalat Black Soldier Fly (BSF), mengonsumsi sampah organik seperti sisa makanan dan daun, mengubahnya menjadi biomassa bernutrisi tinggi yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak atau pupuk organik.
Dalam implementasinya tim KKN-PPM UGM juga harus menghadapi tantangan berupa rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pemilahan sampah. Sebagai upaya untuk mengatasi hal ini, tim secara konsisten mengadakan sosialisasi dan edukasi melalui pertemuan langsung, serta menggunakan media komunikasi seperti poster dan pamflet.
Program bank sampah ini diharapkan menjadi model yang dapat diterapkan di berbagai daerah lainnya, menjadi contoh nyata kontribusi tim KKN-PPM UGM dalam mendukung pengelolaan lingkungan yang lebih baik dan berkelanjutan.
Sumber Tulisan:Kirei Shashi, Dokumentasi: Tim KKN-PPM UGM Kecamatan Sempu, Editor: Acintya&Dn Halimah