Universitas Gadjah Mada (UGM) menunjukkan komitmennya terhadap isu lingkungan dan mitigasi perubahan iklim dengan melaksanakan kegiatan penanaman mangrove di Kampung Tua Bakau Serip, Kota Batam, Kepulauan Riau. Inisiatif ini merupakan bagian dari program KKN-PPM (Kuliah Kerja Nyata – Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat) UGM, yang bertujuan untuk melibatkan generasi muda, khususnya mahasiswa, dalam upaya pelestarian lingkungan yang terselenggara pada 17 Juli 2024.
Acara ini sekaligus merupakan agenda peninjauan monitoring dan evaluasi oleh pimpinan universitas, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni, Dr. Arie Sujito.,S.Sos.,M.Si hadir dalam kesempatan yang sama menekankan pentingnya kegiatan semacam ini. “Ini adalah bentuk komitmen kita termasuk UGM dalam merawat lingkungan untuk masa depan bumi. Ini merupakan tanggung jawab moral kita demi anak cucu kita supaya kemaslahatan manusia terpenuhi. Bumi terjaga, rakyat sejahtera, negara berdaulat,” ungkapnya. Kegiatan penanaman mangrove ini tidak hanya bertujuan untuk pelestarian lingkungan tetapi juga untuk mempromosikan ekowisata di kawasan mangrove. Wakil Rektor menyoroti potensi manfaat ekonomi yang dapat diperoleh dari ekosistem mangrove. “Dengan memanfaatkan lingkungan mangrove, kita dapat mengembangkan kegiatan ekowisata yang memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat,” tambahnya.
Acara tersebut berlangsung di Kampung Tua Bakau Serip yang indah, sebuah desa tradisional yang dikenal dengan hutan mangrove yang kaya. Kawasan ini telah diidentifikasi sebagai situs potensial untuk pengembangan ekowisata, yang dapat menarik pengunjung dan menghasilkan pendapatan bagi penduduk setempat. Proses penanaman mangrove melibatkan mahasiswa dan warga setempat yang bekerja sama. Mereka menanam bibit mangrove muda di sepanjang garis pantai, yang akan membantu mencegah erosi pantai, menyediakan habitat bagi kehidupan laut, dan berkontribusi pada penyerapan karbon. Direktur Pengabdian kepada Masyarakat, Dr. Rustamaji, M.Kes, serta Dr. Djarot Heru Santosa, M.Hum, selaku Sekretaris Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat, juga turut serta dalam acara tersebut. Mereka juga menyatakan dukungannya terhadap inisiatif ini dan mendorong lebih banyak upaya kolaboratif antara universitas dan masyarakat lokal dalam menangani isu lingkungan.
Acara penanaman mangrove ini merupakan bagian dari strategi UGM yang lebih luas untuk melibatkan mahasiswa dalam proyek pelestarian lingkungan di dunia nyata. Mahasiswa dengan berpartisipasi melalui kegiatan semacam ini mendapatkan pengalaman praktis dan pemahaman yang lebih dalam tentang pentingnya pengelolaan lingkungan. Inisiatif ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan SDGs 6:Air Bersih dan Sanitasi Layak, menjamin ketersediaan serta pengelolaah air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua. Ini menekankan peran pendidikan tinggi dalam menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan di kalangan generasi muda. Gerry merupakan salah satu pengelola ekowisata mangrove di Kampung Tua Bakau Serip, menyampaikan kesannya setelah melaksanakan penanaman mangrove bahwa, “Kami sangat berterimakasih atas kehadiran UGM sebagai salah satu universitas besar di Indonesia yang turut serta dalam menjaga kelestarian ekosistem lingkungan dengan melakukan penanaman di ekowisata mangrove ini,” ujarnya. Acara penanaman mangrove di Kampung Tua Bakau Serip adalah bukti dedikasi UGM terhadap pelestarian lingkungan dan mitigasi perubahan iklim. Ini menjadi model bagi universitas dan komunitas lain yang menunjukkan bahwa upaya kolektif dapat menghasilkan dampak positif yang signifikan terhadap lingkungan.
(Penulis/Editor: Dn Halimah,foto: Tim KKN Unit Kota Galang, Batam, Kepulauan Riau)