
Sosialisasi dan praktik pembuatan Urea Molases Blok (UMB) dalam upaya mengoptimalkan peran masyarakat dalam pengelolaan sampah dan limbah pertanian. Program tersebut dilaksanakan mahasiswa KKN-PPM UGM Karsa Srono. Sosialisasi dan praktik pembuatan UMB dipusatkan di Desa Sumbersari dan Desa Kepundungan, Kecamatan Srono, Kabupaten Banyuwangi. Program tersebut menjadi bagian dari tema besar KKN, “Optimalisasi Peran Masyarakat dalam Upaya Pengelolaan Sampah, Penanggulangan Stunting, dan Penanganan Anak Putus Sekolah.”
Dijelaskan, inovasi tersebut sejalan dengan nilai lokal dan berkelanjutan. Selain memberdayakan petani dan peternak. Juga mengedepankan prinsip pengelolaan lingkungan berbasis kearifan lokal. Produk sampingan dari penggilingan padi yang dulunya dianggap limbah, kini menjadi bagian dari solusi keberlanjutan ekonomi desa. Program ini juga mendukung aspek lain dari tema besar KKN, seperti penanggulangan stunting, karena kualitas pakan ternak berpengaruh terhadap kualitas hasil ternak (susu/daging) yang dikonsumsi masyarakat. Peningkatan gizi keluarga berbasis pangan lokal menjadi salah satu upaya jangka panjang pencegahan stunting.
Koordinator Program UMB dari tim KKN, Zahra Kartika menjelaskan, dari kegiatan tersebut punya tujuan ingin menciptakan inovasi yang tidak hanya selesai di program KKN. “Tetapi benar-benar bisa dilanjutkan warga dengan memanfaatkan sumber daya di desa. Sehingga masyarakat bisa lebih mandiri dan berdaya,” ujar Zahra.
Melalui pelatihan tersebut, mahasiswa KKN UGM tidak hanya memberikan solusi teknis, tetapi juga menanamkan semangat bahwa perubahan bisa dimulai dari hal sederhana. Program UMB membuktikan bahwa pengelolaan limbah pertanian dapat menjadi kunci dalam pemberdayaan ekonomi lokal dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. “Dengan program tersebut, tim KKN berharap masyarakat Desa Sumbersari dan Desa Kepundungan dapat melanjutkan inisiatif ini secara mandiri dan bahkan menyebarkannya ke dusun-dusun lain,” jelasnya.
Kegiatan tersebut mendapat respons antusias dari warga. Salah satu peternak sapi di Dusun Suwaluh, Desa Sumbersari, Sur Diana, mengungkapkan, baru mengetahui bahwa dedak padi bisa dijadikan pakan tambahan berkualitas. “Selama ini ternak kami sebatas diberi rumput dan jerami. Kalau tahu limbah padi bisa diolah jadi seperti ini, jelas lebih bergizi dan tahan lama. Ini sangat membantu saat musim kemarau,” ujar Sur Diana.