
Literasi keuangan menjadi bekal penting bagi generasi muda di tengah tantangan zaman yang kian kompleks. Menyadari urgensi tersebut, mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) yang sedang menjalani program Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) di Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang, menggelar kegiatan edukasi literasi keuangan kepada para siswa SMP Negeri 2 Belik, Rabu (16/7/2025).
Kegiatan ini dipandu langsung oleh Benedictus Alitho Tegar Pamungkas, atau yang akrab disapa Alit, seorang mahasiswa dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM. Bertempat di ruang aula sekolah, Alit memberikan materi bertajuk “Tiga Prinsip Dasar Alokasi Keuangan” kepada puluhan siswa kelas VIII dan IX SMPN 2 Belik. Dalam pemaparannya, Alit mengajarkan tiga prinsip dasar yang mudah diterapkan oleh para siswa dalam kehidupan sehari-hari:
- Membedakan kebutuhan dan keinginan.
- Prinsip ‘sisihkan bukan sisakan’.
- Utamakan fungsi, bukan gengsi.
“Banyak dari kita yang belum terbiasa merencanakan keuangan secara sederhana. Padahal, kebiasaan itu bisa dimulai sejak SMP,” ujar Alit dalam presentasinya. Alit juga menekankan bahwa mengelola uang bukan hanya perkara angka, tetapi juga tentang kebiasaan, pengendalian diri, dan kemampuan berpikir jangka panjang.
Antusiasme siswa terlihat jelas selama sesi berlangsung. Salah satu siswa, Jafar, mengaku baru pertama kali mendapatkan pemahaman yang konkret tentang cara mengatur uang saku. “Selama ini saya hanya habiskan uang jajan untuk beli makanan yang saya inginkan, tapi sekarang saya jadi tahu pentingnya menabung. Saya mau mulai menyisihkan uang jajan saya, bukan menunggu sisa,” ungkap Jafar.
Kegiatan ini juga diselingi dengan simulasi pengelolaan keuangan sederhana dan kuis interaktif, yang makin meningkatkan pemahaman siswa secara aplikatif.
Menurut Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2022, indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia baru mencapai 49,68%, dengan tingkat inklusi sebesar 85,10%. Hal ini menunjukkan masih adanya kesenjangan antara akses terhadap layanan keuangan dan pemahaman akan prinsip-prinsip keuangan yang benar, khususnya di kalangan remaja. “Edukasi keuangan sejak dini adalah investasi jangka panjang. Anak-anak ini suatu saat akan memegang kendali keuangan dalam rumah tangga maupun dunia kerja. Jika sejak remaja sudah memiliki kesadaran finansial, mereka akan lebih siap menghadapi realitas ekonomi,” ujar Alit saat diwawancara usai acara.
Pihak sekolah menyambut baik kegiatan ini dan berharap dapat menjadi program rutin. Kepala Sekolah SMPN 2 Belik, Drs. Supriyadi, menyampaikan apresiasi kepada tim KKN UGM yang telah berkontribusi aktif dalam mendidik siswa di luar kurikulum formal. “Kami mengapresiasi inisiatif ini. Literasi keuangan sangat penting, apalagi sekarang anak-anak mudah terpapar gaya hidup konsumtif dari media sosial. Pembekalan seperti ini sangat kami butuhkan,” ungkapnya.
Program ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan KKN-PPM UGM 2025 yang berlangsung dari Juli hingga Agustus di Desa Sodong Basari, Kecamatan Belik. Ke depan, Alit dan tim KKN berencana melakukan lanjutan program berupa pelatihan keuangan keluarga untuk warga desa.
Sumber berita: g-news.id