Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat (DPKM) UGM kembali menggelar UMKM Class Series ke-28 pada hari ini, Selasa (16/09), kali ini dengan fokus pada topik yang sangat dekat dengan keseharian pelaku usaha kecil, yakni “Penguatan Ketersediaan Bahan Baku dan Branding UMKM.” Kegiatan yang berlangsung di Ruang Sidang 1 DPKM UGM ini diikuti oleh 50 pelaku UMKM dari berbagai sektor dan penjuru Pulau Jawa.
![]() |
Suasana kelas UMKM Class Series #28 yang dihadiri oleh 50 peserta pelaku UMKM dari berbagai daerah di Pulau Jawa.
Acara dibuka oleh Sekretaris DPKM UGM, Dr. Djarot Heru Santosa, M.Hum., yang menekankan pentingnya forum seperti ini untuk menjadi ruang belajar bersama sekaligus tempat memperkuat jejaring bagi para pelaku UMKM di Indonesia. “Kami berharap kelas UMKM ini dapat menambah wawasan dan mampu melahirkan kolaborasi nyata antar pelaku usaha yang hadir,” ujarnya.
![]() |
Sekretaris DPKM UGM, Dr. Djarot Heru Santosa, M.Hum. saat membuka acara UMKM Class Series #28.
Penguatan Ketersediaan Bahan Baku Produk
Materi pertama disampaikan oleh Dr. Megita Ryanjani Tanuputri, S.T.P., M.Sc., Ph.D. dari Fakultas Teknologi Pertanian UGM yang membahas tentang cara memperkuat rantai pasok untuk ketersedian bahan baku UMKM.
Salah satu isu terbesar UMKM agroindustri adalah ketidakstabilan pasokan bahan baku akibat musim, kurangnya akses informasi pemasok, hingga persaingan antar pembeli. Hal ini diperparah dengan terbatasnya pengetahuan manajemen rantai pasok yang membuat produksi kerap tersendat.
Dalam paparannya, Megita menegaskan bahwa bahan baku adalah titik awal keberlanjutan usaha. Ia menjelaskan bahwa tanpa bahan baku, produksi akan terganggu, harga bisa melonjak, margin keuntungan menipis, dan kualitas produk menurun. “Akibatnya, pelanggan bisa beralih dan reputasi usaha pun terancam.”, ungkapnya.
![]() |
Dr. Megita Ryanjani Tanuputri, S.T.P., M.Sc., Ph.D. ketika menjelaskan tentang pentingnya memperkuat rantai pasok untuk ketersedian bahan baku UMKM.
Megita mendorong UMKM untuk mulai mengembangkan strategi yang lebih tangguh, seperti mencari pemasok alternatif, menjalin kerja sama dengan petani atau kelompok tani, serta menyimpan stok cadangan dengan perhitungan yang tepat. Ia juga menyoroti pemanfaatan teknologi digital yang semakin terjangkau. “Platform informasi pasar atau grup komunikasi daring dapat membantu pelaku usaha mengantisipasi risiko.”, tambahnya. Menurutnya, bisnis yang kuat dan berkelanjutan dimulai dari bahan baku yang terjamin.
Branding: Membangun Identitas, Kepercayaan, dan Daya Saing
Selain bahan baku, branding juga menjadi fokus penting dalam kelas ini. Muhammad Helmi Rakhman, pendiri Angkring Jogja, berbagi pengalaman praktis membangun merek dari nol. Ia menyampaikan bahwa branding bukan sekadar logo, melainkan cara menonjolkan produk agar pesan bisa dibawa konsumen ke orang lain.
Helmi mencontohkan perjalanannya membangun Angkring Jogja, bisnis kreatif yang berkembang dari penjualan gerobak angkringan hingga merambah ke penyewaan gerobak, kerja sama lahan, kuliner, event, investasi, franchise, hingga merchandise. Menurutnya, proses panjang itu membuktikan bahwa konsistensi dan keberanian mengambil peluang adalah bagian penting dari branding.
“Branding yang kuat akan memengaruhi keputusan pembelian, menciptakan identitas usaha, memudahkan konsumen mengingat produk, sekaligus mendukung strategi pemasaran dan iklan.”, jelas Helmi.
Melengkapi diskusi tersebut, Dr. Novita Erma Kristanti, S.T.P., M.P. dari Fakultas Teknologi Pertanian UGM turut menekankan bahwa agroindustri merupakan salah satu subsektor industri yang sangat potensial untuk mendorong daya saing UMKM. “Produk yang mampu bersaing harus memiliki keunikan, ciri khas, serta inovasi yang membedakan dengan produk lain.” papernya. Menurutnya, produk tersebut juga harus layak dipasarkan, efisien dalam biaya operasional tanpa mengurangi kualitas, tanggap terhadap perubahan, fleksibel dalam strategi, serta mampu menjaga hubungan baik dengan konsumen.
![]() |
Ketiga pembicara dan moderator saat memandu jalannya UMKM Class Series #28 di Ruang Sidang 1 DPKM UGM.
Novita juga menekankan pentingnya kreativitas dalam menyusun strategi pemasaran. Di era digital, semakin kreatif konten atau promosi yang dibuat, semakin besar pula peluang produk untuk mendapat perhatian masyarakat luas melalui media sosial. “Kreativitas saja tidak cukup. Kolaborasi dan sinergi juga sangat dibutuhkan.”, tambahnya. Menurutnya, komunikasi yang konsisten, kerja sama yang kuat, unsur edukasi, serta sentuhan hiburan adalah empat elemen yang bisa memperkuat strategi pemasaran UMKM di ranah digital.
Diskusi berlanjut dan berlangsung interaktif dengan antusiasme tinggi dari peserta, dipandu oleh Dr. Muhammad Prasetya Kurniawan, S.T.P., M.Sc. selaku moderator. Prasetya menyimpulkan bahwa rantai pasok dan branding adalah dua aspek yang saling berkaitan dan sama-sama menentukan keberlanjutan usaha. “Ketersediaan bahan baku memastikan roda produksi tetap berputar, sementara branding membuat produk UMKM memiliki identitas dan daya tarik di mata konsumen. Keduanya harus berjalan beriringan agar UMKM mampu tumbuh secara berkelanjutan,” ujarnya saat menutup sesi.
![]() |
Salah satu peserta ketika bertanya pada sesi diskusi tentang ketersediaan bahan baku yang menjadi tantangan utama UMKM.
Melalui UMKM Class Series #28 ini, UGM kembali menegaskan komitmennya dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Penguatan rantai pasok bahan baku dan branding UMKM sejalan dengan SDG 8 (Pekerjaan Layak & Pertumbuhan Ekonomi), yang mendorong produktivitas dan daya saing usaha kecil; SDG 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur), yang memperkuat integrasi UMKM dalam rantai pasok dan inovasi bisnis; serta SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab), yang mendorong praktik usaha efisien, konsisten, dan berkelanjutan.
![]() |
Kebersamaan pembicara dan peserta saat foto bersama dalam rangkaian UMKM Class Series #28.
Kegiatan ini memberikan ruang belajar sekaligus dorongan bagi para pelaku UMKM untuk lebih percaya diri dalam mengelola bahan baku dan memperkuat identitas merek. Dengan bekal tersebut, UMKM Indonesia diharapkan semakin siap bersaing, baik di pasar domestik maupun mancanegara.
author: bil
photos: bil





