Dalam rangka mendukung upaya pemberdayaan masyarakat dan peningkatan kesadaran remaja terhadap isu sosial, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar kegiatan edukatif bertajuk “Remaja Sadar Risiko Pernikahan Dini” di Desa Wisata Sodong Basari, Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang.
Kegiatan yang dipandu oleh pemateri Nyssa Rifdatul Azmi ini berlangsung bersamaan dengan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bagi siswa kelas 10 SMK NU 01 Belik. Kegiatan tersebut menjadi bagian dari program kerja tematik KKN-PPM UGM Periode II Tahun 2025 yang bertujuan memberikan edukasi serta meningkatkan kesadaran remaja terhadap bahaya dan konsekuensi pernikahan dini.
Pernikahan dini masih menjadi persoalan krusial di berbagai wilayah Indonesia, termasuk di Kabupaten Pemalang. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka pernikahan anak di Jawa Tengah pada 2024 masih mencapai 7,24% dari total pernikahan, dengan sebagian besar terjadi di pedesaan. Fenomena ini berdampak langsung pada kualitas hidup generasi muda, mulai dari pendidikan yang terputus hingga meningkatnya risiko kesehatan ibu dan anak.
“Melalui pendekatan edukatif dan visual yang menarik, kami berupaya menjelaskan secara menyeluruh dampak negatif dari pernikahan di usia muda,” ujar Nyssa Rifdatul Azmi dalam sesi sosialisasi tersebut. Ia menambahkan bahwa pendekatan interaktif diperlukan agar peserta aktif memahami dan menginternalisasi materi yang disampaikan.
Sosialisasi dilaksanakan dalam bentuk diskusi partisipatif dan pemaparan visual yang disesuaikan dengan tingkat pemahaman remaja. Materi yang disampaikan mencakup pengertian pernikahan dini, konsekuensinya terhadap pendidikan, psikologi, serta dampaknya terhadap kesehatan fisik dan mental.
Beberapa poin penting yang disampaikan dalam sosialisasi ini antara lain:
- Dampak Pendidikan: Remaja yang menikah dini cenderung berhenti sekolah dan kehilangan kesempatan pendidikan lanjutan.
- Kesehatan Fisik dan Mental: Remaja belum memiliki kesiapan biologis dan mental untuk menjalani kehamilan serta membesarkan anak.
- Aspek Sosial dan Ekonomi: Pernikahan dini berkontribusi pada siklus kemiskinan dan ketidaksetaraan gender.
Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari para siswa yang mengikuti dengan antusias. Hal tersebut terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan dalam sesi diskusi serta tanggapan peserta yang menunjukkan rasa ingin tahu dan kepedulian terhadap topik yang dibahas.
“Awalnya saya kira pernikahan dini itu biasa saja, tapi setelah ikut sosialisasi ini, saya jadi sadar banyak risikonya,” ujar salah satu peserta, Luthfi, siswa kelas 10 SMK NU 01 Belik.
Guru Bimbingan Konseling SMK NU 01 Belik, Siti Nurjanah, S.Pd., juga mengapresiasi kegiatan ini sebagai langkah tepat dalam membangun kesadaran remaja. “Sosialisasi seperti ini sangat penting untuk membuka wawasan siswa, apalagi dikemas dengan cara yang menyenangkan dan mudah dipahami,” ungkapnya.
Upaya Berkelanjutan dalam Pemberdayaan Masyarakat
Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan tim KKN-PPM UGM untuk membangun kesadaran kritis masyarakat, khususnya generasi muda, terhadap isu-isu sosial yang berdampak jangka panjang. Dengan menanamkan pemahaman sejak dini, diharapkan para remaja dapat membuat keputusan hidup yang lebih bijak dan bertanggung jawab.
Koordinator KKN Desa Sodong Basari, Rizky Ardiansyah, menyatakan bahwa kegiatan ini akan berlanjut dengan agenda lanjutan berupa pelatihan keterampilan remaja, konseling kelompok, dan kampanye media sosial tentang kesehatan reproduksi.
Pernikahan dini merupakan persoalan multidimensi yang membutuhkan pendekatan lintas sektor, termasuk pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat. Kegiatan Remaja Sadar Risiko Pernikahan Dini yang diselenggarakan oleh mahasiswa KKN-PPM UGM menjadi contoh nyata kontribusi akademik dalam mengatasi permasalahan sosial di tingkat lokal.
Dengan partisipasi aktif remaja dan dukungan pihak sekolah serta masyarakat, Desa Sodong Basari diharapkan dapat menjadi pionir dalam menciptakan generasi muda yang sadar, siap, dan tangguh dalam merencanakan masa depan mereka.
Sumber berita: g-news.id
