
Giripurno dikenal sebagai salah satu pusat budidaya jeruk di daerah Bumiaji, Kota Batu. Varietas jeruk yang paling dominan dibudidayakan petani lokal adalah jeruk siam, dikenal dengan rasa manis-asam yang menyegarkan dan aroma yang unik. luas lahan pertanian jeruk di Giripurno mencakup ratusan hektar, tersebar di beberapa dusun dengan tanah kontur yang mendukung pertumbuhan optimal tanaman jeruk.
Terdapat ratusan petani yang bergantung pada komoditas ini untuk kehidupan mereka, baik sebagai petani utama maupun sebagai bagian dari kelompok pertanian yang aktif dalam produksi dan pemasaran. Jeruk yang dihasilkan di Giripurno juga terkenal dengan kualitas tinggi, unggul dalam rasa, ukuran buah, dan warna kulit. Jeruk dari desa ini tidak hanya cocok untuk konsumsi langsung tetapi juga menjanjikan sebagai bahan baku untuk produk olahan.
Namun demikian, komoditas jeruk masih menghadapi tantangan dalam hal pengelolaan hasil panen, diversifikasi produk, dan peningkatan nilai tambah untuk mendorong pengembangan potensi desa dalam bidang ekonomi dan pertanian berkelanjutan. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi petani adalah limbah kulit jeruk yang sering dibuang dan tidak dikelola secara optimal, meskipun memiliki potensi nilai. Oleh karena itu, diperlukan strategi baru yang mendorong pendekatan proaktif terhadap pengolahan limbah jeruk dan mendorong solusi berkelanjutan yang kreatif untuk produk sampingan jeruk. Dengan melihat besarnya potensi jeruk sebagai komoditas utama, serta tantangan dalam pengelolaan hasil dan limbahnya, Ozora Saifatul dan Fauzan Ramdhani Mahasiswa KKN UGM menggagas strategi diversifikasi produk yang dapat memberikan nilai tambah sekaligus memberdayakan kelompok masyarakat lokal.
Banyaknya limbah kulit jeruk yang tidak dimanfaatkan dan hanya dibuang menjadi sampah oleh para petani maupun masyarakat, Ozara panggilan akrab mahasiswa KKN UGM ini terinspirasi untuk memanfaatkan limbah tersebut. Diketahui bahwa kulit jeruk mengandung senyawa golongan flavonoid seperti hesperidin yang bersifat antibakteri dan antioksidan. Kemudian terdapat senyawa D‐limonene yang bersifat antimikroba dan antijamur. Dari senyawa-senyawa yang terkandung dalam kulit jeruk tersebut maka para mahasiswa memiliki ide untuk membuat suatu produk turunan kulit jeruk yaitu hand sanitizer yang berbahan dasar kulit jeruk.
Pembuatan hand sanitizer diawali dengan melakukan ekstraksi kulit jeruk dengan metode maserasi menggunakan etanol 96% selama 3 hari. Hasil ekstraksi kemudian disaring dan diencerkan dengan air distilasi. Larutan hand sanitizer kemudian dimasukkan kedalam botol semprot ukuran 30 mL dan diberi label serta contoh nama dagang yaitu “Eco Sanitizer”.
Inovasi ini diperkenalkan oleh Mahasiswa KKN UGM kepada Kelompok Wanita Tani Puspa Kencana di Dusun Krajan, Desa Giripurno. Pada KWT Puspa Kencana sebelumnya telah memiliki produk olahan alami berupa es krim berbahan dasar sayuran. Produk hand sanitizer ini dapat menjadi komoditas tambahan yang memanfaatkan sampah organik berupa kulit jeruk yang melimpah di kebun mereka. Inovasi ini mendapat sambutan dan antusiasme yang baik dari KWT Puspa Kencana.
Tidak hanya itu, Salah satu bentuk inovasi yang dikembangkan oleh mahasiswa KKN UGM dalam mengoptimalkan potensi jeruk lokal adalah Probio-c, minuman probiotik alami yang dihasilkan dari sari jeruk yang difermentasi dengan starter biji kefir. Proses produksi Probio-C juga sederhana, hanya dalam waktu sekitar tiga hari. Pertama, biji kefir dan air direndam selama 24 jam. Setelah itu, air jeruk segar ditambahkan dan difermentasi selama 24 jam kemudian minuman ini pun siap untuk dikonsumsi. Produk ini dapat bertahan selama 3 hari pada suhu ruang dan 7 dalam kulkas.
Selain itu, Probio-C membantu banyak aspek kesehatan, terutama memperbaiki kesehatan pencernaan dan mengurangi konsumsi minuman instan yang mengandung banyak pemanis buatan. Inovasi ini juga telah diperkenalkan oleh Mahasiswa KKN UGM kepada salah satu Kelompok Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di Dusun Sabrang Bendo, Desa Giripurno.
Melalui inovasi dan edukasi yang dilakukan kepada masyarakat diharapkan muncul inisiatif lokal dalam menciptakan produk-produk olahan dari jeruk yang bisa memiliki nilai tambah, baik dari segi kesehatan dan ekonomi. Selain itu diharapkan inovasi ini bisa menjadi solusi alternatif terhadap permasalahan limbah pertanian dan terbatasnya diversifikasi produk lokal.
Penulis : Ozora Saifatul dan Fauzan Ramdhani, Mahasiswa Universitas Gadjah Mada yang sedang KKN di Bumiaji, Kota Batu.
Sumber berita : radarmalang.jawapos.com