
Kesadaran masyarakat Desa Bira, Kecamatan Bontobahari, tentang pentingnya kesehatan reproduksi mengalami peningkatan signifikan setelah digelarnya kegiatan edukatif oleh mahasiswa UGM Yogyakarta yang sedang melaksanakan KKN-PPM di wilayah tersebut.
Kegiatan penyuluhan yang digelar pada Jumat, 4 Juli 2025, di Aula Kantor Desa Bira ini mengangkat tema “Pentingnya Menjaga Kesehatan Reproduksi untuk Kesejahteraan Keluarga.” Acara ini dihadiri puluhan warga dari berbagai unsur masyarakat, mulai dari perangkat desa, kader Posyandu, hingga anggota PKK.
Dalam sambutannya, Kepala Desa Bira, Murlawa, SE, menekankan bahwa topik kesehatan reproduksi tidak boleh lagi dianggap tabu. “Kami mendukung penuh kegiatan ini karena menyangkut masa depan generasi desa. Edukasi seperti ini sangat dibutuhkan,” ujarnya.
Dua mahasiswa dari Fakultas Kedokteran UGM menjadi narasumber utama dalam penyuluhan tersebut. Mereka menyampaikan materi tentang pentingnya menjaga kebersihan organ reproduksi, mengenal fungsi sistem reproduksi, hingga upaya pencegahan penyakit menular seksual. Tak hanya itu, peserta juga diajak untuk rutin memeriksakan kesehatan, terutama ibu-ibu dan remaja yang rentan mengalami masalah reproduksi.
Yang menarik, sesi penyuluhan diakhiri dengan kuis interaktif berhadiah. Sebanyak 20 pertanyaan seputar materi disiapkan panitia untuk menguji pemahaman warga. Peserta yang menjawab benar langsung mendapatkan hadiah menarik, yang disambut antusias oleh seluruh hadirin.
Ketua PKK Desa Bira, Ruth Katiandagho, menyambut baik kegiatan ini. Ia menilai pendekatan mahasiswa yang santai dan komunikatif mampu memecah kebekuan topik yang selama ini sering dianggap sensitif. “Masyarakat jadi lebih terbuka dan aktif bertanya. Ini hal yang jarang terjadi sebelumnya,” ujarnya.
Melalui penyuluhan ini, Desa Bira mengambil langkah penting dalam membangun kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga kesehatan reproduksi sebagai bagian dari kualitas hidup keluarga. “Kami berharap kegiatan seperti ini bisa dilakukan secara berkala dan menyasar lebih banyak kelompok usia, agar edukasi kesehatan benar-benar merata,” tutup Murlawa.