
Sebanyak 64 relawan melakukan aksi penanaman 220 bibit pohon Bitti (Vitex cofassus) di kawasan Hutan Bontobahari, Desa Darubiah, Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Minggu, 13 Juli 2025.
Aksi ini merupakan hasil kolaborasi antara KKN-PPM UGM Unit 2025-SN002 Bontobahari, komunitas Kolaborasi Biru, dan Dego-degona Bira. Kegiatan turut melibatkan Kerukunan Pelajar Mahasiswa Bira Darubiah serta masyarakat lokal sebagai bentuk sinergi dalam pelestarian lingkungan dan budaya.
Bibit pohon yang ditanam merupakan bantuan dari Kementerian Kehutanan dan KSPS Salassae. Kegiatan bertajuk “Jaga Bitti, Jaga Pinisi” ini mengangkat pentingnya melestarikan pohon Bitti sebagai bagian dari upaya menjaga warisan budaya perahu Pinisi, yang telah ditetapkan UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia.
“Pinisi bukan hanya kapal, tapi simbol budaya dan identitas masyarakat pesisir Sulawesi Selatan. Menanam bitti berarti menjaga akar dari tradisi itu sendiri,” ujar Indiz, Relawan Kolaborasi Biru sekaligus pendiri Dego-degona Bira.
Koordinator kegiatan dari KKN-PPM Bontobahari, Alfiah, menambahkan bahwa pohon Bitti merupakan tanaman endemik Sulawesi yang memiliki nilai penting dalam pembuatan kapal kayu tradisional, khususnya perahu Pinisi yang berasal dari Bontobahari. Namun, keberadaannya kini semakin berkurang akibat tekanan eksploitasi dan degradasi lahan.
“Dari wawancara kami dengan warga lokal, meski belum bisa disebut langka, jumlah pohon Bitti di alam memang mengalami penurunan,” jelas Alfiah, mahasiswa KKN-PPM UGM di Bontobahari tahun 2025.
Para relawan tidak hanya menanam bibit, tetapi juga berkomitmen untuk memantau pertumbuhannya setiap tiga bulan. Bibit yang ditanam beragam, mulai dari ukuran 35 cm hingga 85 cm.
Aksi ini menjadi bagian dari gerakan berkelanjutan yang telah digagas Kolaborasi Biru sejak April 2025, mengusung tema “Merawat Hutan, Melestarikan Pinisi”. Gerakan ini telah melibatkan sejumlah lembaga seperti Riara Marine, BAZNAS Bulukumba, KMB Bontomangiring, Sanggar Seni Budaya Turiolo Kajang, KSPS Salassae, serta sejumlah seniman dan individu pegiat lingkungan.
Hingga saat ini, total pohon Bitti yang telah ditanam melalui program tersebut mencapai 400 batang, tersebar di lima lokasi berbeda di kawasan Bontobahari.