Mahasiswa KKN-PPM Universitas Gadjah Mada (UGM) dari Unit Aliyan, Kecamatan Rogojampi, Kabupaten Banyuwangi bersama Karang Taruna desa terlibat dalam acara adat tahunan keboan Desa Aliyan yang sekaligus bertepatan dengan malam suro (12-14/7). Kegiatan ini merupakan kegiatan bersih desa dengan harapan untuk menolak petaka dan meningkatkan hasil panen selama satu tahun kedepan.
Salah satu rangkaian acaranya yaitu Sonjo Bareng, yaitu sebuah ritual awal dengan bentuk menjaga kubangan lumpur sebelum ritual utama keboan. Perayaan adat ini merupakan bentuk komitmen mendukung dan keberlanjutan SDG 17 yaitu kemitraan untuk mencapai tujuan dan juga kepedulian terhadap lingkungan.
Tahun ini adat keboan Aliyan tidak hanya dimeriahkan oleh masyarakat Desa Aliyan saja, tetapi juga diikuti oleh dari luar desa, bahkan beberapa juga ada wisatawan mancanegara. Acara adat ini dapat menyatukan seluruh lapisan masyarakat mulai dari anak-anak hingga dewasa. Keberadaan adat keboan Aliyan ini menunjukan bahwa pentingnya melestarikan kebudayaan khas dengan melibatkan generasi muda sebagai penerusnya.
Miftakhul Ilmi, salah satu mahasiswa KKN-PPM UGM bahwa peran dan dampak kegiatan kolaborasi “Tradisi keboan Aliyan ini menambah pengalaman dan wawasan budaya bagi kami, juga sebagai bentuk dukungan untuk peduli dan melestarikan tradisi budaya adat lokal melalui kegiatan KKN,” ujarnya.
Ritual utama Keboan dimulai pada pagi hari diawali dengan kegiatan selamatan atau doa bersama. Puncaknya yaitu beberapa warga akan kerasukan roh leluhur dan berperilaku selayaknya kebo atau kerbau yang terlibat pada siklus bercocok tanam seperti membajak sawah, mengairi, dan menabur benih padi. Karena leluhur yang berbeda, ritual Adat Keboan Aliyan ini dibagi menjadi dua yaitu wilayah Aliyan bagian timur dan barat, dimana keduanya akan memasuki lapangan utama secara bergantian. Selain ritual utamanya, juga diikuti penampilan tarian dari Sanggar Tari Sayu Wiwit seperti tari Mapag Dayo, tari Jejer Gandrung, tari Cakup, tari Kemangi, dan tari Kembang Pethingan.
Kegiatan ini bukan hanya tentang melaksanakan tradisi saja, akan tetapi juga tentang menumbuhkan rasa cinta budaya serta menjaga kelangsungannya. Harapannya kegiatan ini dapat menginspirasi upaya berkelanjutan untuk menjaga kelestarian adat daerah demi menyongsong masa depan yang cerah untuk generasi mendatang.
Sumber Tulisan: Miftakhul Ilmi NF/Fauzia Erbin, Sumber/Foto:Puspita Sari, Editor: Zizi&Dn Halimah_DPkM