
Sebagai bagian dari program pengabdian kepada masyarakat, pada 28 Juli 2025, mahasiswa tim KKN PPM UGM Lokaraya Pangalengan mengadakan kegiatan yang bertajuk “Kompos Limbah Rumah Tangga untuk Vertikultur Sayuran Sederhana”. Bertempat di kantor RW 4 Desa Sukaluyu, kegiatan ini menyasar ibu-ibu rumah tangga sebagai peserta utama, mengingat peran strategis mereka dalam pengelolaan sampah di lingkungan rumah tangga.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan keterampilan warga dalam mengelola limbah organik rumah tangga menjadi kompos, sekaligus memperkenalkan sistem budidaya vertikultur yang hemat lahan dan ramah lingkungan. Materi disampaikan dengan berbagai metode interaktif, mulai dari pembagian brosur edukatif, presentasi PowerPoint, pemutaran video praktik, hingga simulasi langsung pembuatan kompos dengan menggunakan ember tertutup sebagai media.
Kegiaan diawali dengan penjelasan mengenai pentingnya pengelolaan limbah organik. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada tahun 2024, jumlah timbunan sampah di Indonesia mencapai 73,2 juta ton per tahun, dengan komposisi sampah organik mencapai sekitar 62% (KLHK, 2024). Fakta ini menunjukkan bahwa rumah tangga sebenarnya memiliki potensi besar untuk berkontribusi pada pengurangan sampah jika mengelolanya dengan bijak.
Sebagai salah satu langkah kecil yang bisa dilakukan ibu rumah tangga dalam upaya mengurangi limbah organik adalah dengan mengolah limbah organik rumah tangga menjadi pupuk kompos. Selain membantu mengurangi volume sampah, kompos juga memiliki manfaat besar dalam menyuburkan dan memperbaiki struktur tanah, sehingga sangat bermanfaat bagi budidaya tanaman.
Peserta juga diberi panduan mengenai bahan organik yang baik untuk dikomposkan, seperti sisa sayur dan daun kering, serta bahan yang sebaiknya dihindari, seperti plastik, minyak, dan limbah hewani. Selain itu, diperkenalkan pula larutan bioaktivator sebagai pemicu dekomposisi agar kompos lebih cepat matang dan kaya nutrisi.

Sebagai lanjutan dari kegiatan, ibu-ibu juga diperkenalkan dengan sistem budidaya vertikultur sebagai car amenanam sayuran secara vertikal yang cocok diterapkan di lahan yang terbatas. Sistem ini dapat dibuat dari bahan-bahan yang bervariasi, seperti pipa besar, rak kayu, ataupun bahan daur ulang berupa botol-botol bekas yang digantung. Jenis sayuran yang dapat dibudidayakan juga beragam, seperti bawang, daun bawang, selada, sawi, bayam, dll.
Program ini turut mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya:
- SDG 11: Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan,
- SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab,
- SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim,
- dan SDG 15: Menjaga Ekosistem Daratan.
Melalui kegiatan ini, tim KKN PPM UGM berharap dapat membangun kebiasaan baru yang ramah lingkungan di tingkat rumah tangga serta mendorong terciptanya lingkungan desa yang lebih bersih, sehat, dan produktif.
Penulis: Arum Bunga Kinanthi, Mahasiswa Prodi Teknik Kimia Fakultas Teknik UGM, KKN-PPM Unit 2025-JB005 Pangalengan, Kab. Bandung, Jawa Barat
Artikel ini telah dimuat di kompasiana.com