
Festival Rakyat merupakan sebuah program kerja persembahan tim KKN-PPM UGM 2025 yang melibatkan 28 Mahasiswa/i dari sub unit dan fakultas yang berbeda-beda. Pada hakikatnya Festival Rakyat Iringan Panyingkiran dilaksanakan untuk meresmikan pembukaan gerai UMKM Panyingkiran yang terletak di Jl. Kh Abdul Halim, RT 04 RW 02, Desa Panyingkiran, Kecamatan Panyingkiran. Gerai UMKM ini dibangun oleh Pak Arief Syaeful Bahri, S.H., selaku Kepala Desa Panyingkiran dengan memiliki tujuan untuk memajukan pelaku UMKM di sekitar Desa Panyingkiran. Pelaku UMKM makanan dan minuman yang membuka gerai juga bervariasi, mulai dari warung sembako yang menjual segala macam bahan makanan hingga minuman dan makanan kemasan, penjual buah dan makanan olahan buah, penjual bihun gulung, penjual mie ayam, penjual es degan, penjual soto madura hingga penjual angkringan dan masih banyak lainnya.
Rangkaian Festival Rakyat dilaksanakan dalam 3 (tiga) hari mulai dari pembukaan pada Hari Jumat, 25 Juli 2025 hingga penutupan festival pada Hari Minggu, 27 Juli 2025. Pada Festival Rakyat hari pertama dilakukan simbolisasi pembukaan festival sekaligus peresmian Gerai UMKM oleh Kepala Desa Panyingkiran, Pak Arief Syaeful Bahri, S.H., Ageng Sisto Wijoyo selaku Ketua Pelaksana, Reza Asmorojati selaku Koordinator Unit Tim KKN-PPM Iringan Panyingkiran, dan Ibu PKK. Terdapat banyak jenis kegiatan yang berhasil mewarnai rangkaian acara pada hari pertama, salah satunya ada kegiatan lomba menyanyi, berpidato, berpuisi, dengan perwakilan dari setiap RT Ganjil Desa Panyingkiran dan pembukaan stan pemeriksaan kesehatan gratis oleh Mahasiswi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan. Acara hari pertama terlaksana dengan meriah dan teratur dengan bantuan dari Perlindungan Masyarakat Panyingkiran yang membantu mengkondisikan pengunjung yang ramai. Hari Kedua Festival Rakyat pun tidak kalah ramai karena beberapa mahasiswa turut membuka stan yang berkaitan dengan program kerja masing-masing. Stan yang baru dibuka pada hari kedua merupakan stan workshop Terrarium kecil untuk anak-anak yang berminat. Pada Hari Kedua Festival Rakyat, stan pemeriksaan kesehatan juga masih dibuka dan minat warga desa pun tetap tidak surut. Selain adanya stan dari mahasiswa, pada hari kedua dimeriahkan dengan penampilan Borangan oleh Hassan yang merupakan siswa SD Negeri Panyingkiran 1 serta penampilan lomba menyanyi dan berpuisi dari RT Genap Desa Panyingkiran. Suka cita Festival Rakyat hari kedua diakhiri dengan pelaksanaan live music dan karaoke antara tim panitia Festival Rayat Iringan Panyingkiran dengan warga sekitar.
Keseluruhan acara Festival Rakyat berakhir pada Hari Minggu, 27 Juli 2025. Selaras dengan tema yang dibawa, hari ketiga Festival Rakyat diawali dengan lomba Hari Buah yang melibatkan para ibu-ibu dari berbagai RW untuk mengkreasikan buah- buahan yang merupakan beberapa dari banyaknya potensi pangan seperti Mangga Gedong Gincu dan buah Jambu Biji, lomba tiup gelas yang diikuti oleh anak-anak dari berbagai usia, hingga lomba estafet karet yang juga diikuti oleh para ibu-ibu yang berada di lokasi. Setelah ISHOMA dilakukan, kemeriahan Festival Rakyat dilanjutkan dengan pelaksanaan Fashion Show bertemakan cerita legenda Jawa barat, yaitu “Iteung dan Kabayan” yang juga diikuti oleh tim panitia Iringan Panyingkiran 2025 untuk turut memeriahkan. Kegiatan dilanjutkan dengan pengunguman pemenang lomba yang sudah dilaksanakan dari Hari Pertama Festival Rakyat. Adapun hari terakhir Festival Rakyat ditutup manis dengan penampilan kembang api dipimpin oleh Pak Arief Syaeful Bahri dan mahasiswa dengan perwakilan Ageng Sisto Wijoyo, Reza Asmorojati Susilo, dan Gabriel Dhimas serta perwakilan dari Karang Taruna dan Karaoke bersama dengan warga sekitar. Berbagai kontribusi yang kami tuangkan dalam bentuk ide dan solusi telah berbuah manis mengingat kehadiran masyarakat luas yang berhasil menghangatkan acara penutupan dari Festival Rakyat. “Dengan adanya festival rakyat ini diharapkan dapat menjadi langkah awal penggerak ekonomi desa sekaligus wadah bagi para pelaku usaha lokal untuk berkembang dan dikenal lebih luas, festival rakyat ini bukan hanya sekedar hiburan, tapi juga menjadi ruang pertemuan antarwarga dan promosi produk lokal.” tutup Ageng Sisto Wijoyo selaku ketua pelaksana Festival Rakyat Iringan Panyingkiran.
Penulis: Yaqutta Adiva Putri Gunawan, Mahasiswa Fakultas Hukum UGM, Sedang KKN-PPM di Unit 2025-JB007 Panyikiran, Kab. Majalengka, Jawa Barat
Artikel ini telah tayang di kumparan.com