
Cepit, Bokoharjo, Prambanan – Di tengah arus perkembangan teknologi yang semakin pesat, pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dituntut untuk mampu beradaptasi agar tetap bertahan dan berkembang. Menjawab tantangan ini, Tim KKN-PPM Universitas Gadjah Mada (UGM) yang beranggotakan enam mahasiswa lintas disiplin melaksanakan program digitalisasi UMKM lokal di Dusun Cepit pada Rabu, 16 Juli 2025.
Tim KKN terdiri dari Fatiha Esti Murwani (Fakultas Biologi), R.R Zahra Namira Alifiyani (Fakultas Psikologi), Aliyya Azziza Nabila Saelan (Fakultas Hukum), Nurnita Permatasari (Sekolah Vokasi), Alika Wara Dewanti (Fakultas Ilmu Sosial dan Politik), dan Aziz Syaifudin Fathoni (FKKMK), dengan bimbingan dosen pembimbing lapangan, Sari Darmasiwi, S.Si., M.Biotech., Ph.D. dari Fakultas Biologi.
Digitalisasi Melalui Google Maps dan QRIS
Program yang dilaksanakan secara door to door ini menyasar pelaku UMKM di Dusun Cepit dengan dua fokus utama: membantu mereka mendaftarkan lokasi usaha pada Google Maps dan Google Bisnisku agar lebih mudah ditemukan konsumen, serta melakukan sosialisasi dan pendampingan pendaftaran QRIS sebagai metode transaksi digital.
Pendekatan personal ini memudahkan para pelaku usaha untuk bertanya langsung dan mendapatkan bimbingan teknis secara nyata di lapangan. Banyak pelaku UMKM yang sebelumnya belum familiar dengan teknologi digital merasa terbantu dengan pendampingan ini, karena mereka dapat segera mempraktikkan cara mendaftarkan usaha atau menggunakan sistem pembayaran digital.

Meningkatkan Akses Pasar dan Daya Saing
Digitalisasi UMKM melalui platform daring diharapkan dapat meningkatkan visibilitas usaha, memperluas akses pasar, serta mempermudah konsumen untuk menemukan lokasi bisnis. Sementara itu, penerapan QRIS dapat memudahkan transaksi non-tunai, mendukung efisiensi, sekaligus memberikan rasa aman baik bagi konsumen maupun penjual.
Menurut tim KKN, upaya ini tidak hanya bermanfaat bagi keberlanjutan ekonomi lokal, tetapi juga meningkatkan daya saing UMKM di tengah persaingan bisnis modern. “Dengan teknologi digital, UMKM desa bisa lebih dikenal luas dan tidak kalah bersaing dengan usaha yang sudah lebih maju. Harapan kami, masyarakat bisa semakin mandiri dan percaya diri dalam mengelola usahanya,” ujar salah satu anggota tim.
Selaras dengan SDGs dan Misi UGM
Program ini juga sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), terutama poin 8 tentang pertumbuhan ekonomi inklusif dan poin 9 tentang infrastruktur, industri, dan inovasi. Melalui kegiatan ini, mahasiswa UGM berusaha menghadirkan kontribusi nyata dalam memperkuat ekosistem ekonomi digital berbasis komunitas desa.
Kegiatan ini sekaligus menunjukkan peran KKN UGM sebagai jembatan antara perguruan tinggi dan masyarakat. Dengan bekal ilmu dari berbagai bidang, mahasiswa tidak hanya belajar beradaptasi di lapangan, tetapi juga mendorong masyarakat desa untuk lebih tanggap menghadapi perubahan zaman.
Harapan Keberlanjutan Program
Tokoh masyarakat setempat menyambut positif program digitalisasi ini. Mereka menilai langkah yang dilakukan mahasiswa UGM dapat menjadi bekal penting bagi UMKM Cepit dalam menghadapi era digital. Harapannya, pelatihan ini tidak berhenti di sini, melainkan dapat dikembangkan lebih lanjut dengan pendampingan lanjutan, kolaborasi bersama pemerintah desa, maupun kerjasama dengan lembaga keuangan lokal.
Dengan adanya program ini, Dusun Cepit diharapkan tidak hanya dikenal sebagai desa dengan potensi UMKM yang kuat, tetapi juga sebagai desa yang siap bertransformasi menuju ekosistem ekonomi digital yang inklusif, mandiri, dan berkelanjutan.
Penulis : Aziz Syaifudin Fathoni, Mahasiswa Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan KeperawatanUGM yang sedang KKN di Prambanan, Sleman.
Konten ini telah tayang di Kompasiana.com