
Mahasiswa KKN-PPM UGM JT103 Unit Belik sub unit Desa Sikasur menggelar kegiatan sosialisasi bertajuk “Peningkatan Daya Saing Produk UMKM dan Beras Lokal melalui Penguatan Identitas, Strategi Harga, dan Inovasi Pengemasan”. Kegiatan ini dilaksanakan di Balai PKK Desa Sikasur pada Jum’at (18/7/2025) mulai pukul 13.00 WIB hingga selesai. Acara ini diikuti oleh 30 peserta yang terdiri atas 12 pelaku UMKM dan 18 perwakilan kelompok tani setempat. Rangkaian sosialisasi merupakan program kerja interdisipliner yang diinisiasi oleh tiga mahasiswa KKN-PPM UGM dan mengusung semangat lokal bertajuk “Srawung, Kawruh, Migunani” yang bermakna membaur, belajar, dan memberi manfaat.
Dosen Pembimbing Lapangan KKN UGM, Dr. Ir. Much. Taufik Tri Hermawan, S.Hut., M.Si., IPU, menyatakan bahwa program ini bertujuan tidak hanya untuk meningkatkan kualitas mahasiswa dalam pengabdian masyarakat, tetapi juga memberikan dampak nyata bagi warga. “Salah satu tujuannya adalah meningkatkan kualitas mahasiswa sekaligus memberi dampak nyata bagi masyarakat,” ujarnya.
Sesi pertama disampaikan oleh Diva Novitasari, mahasiswa Program Studi Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian UGM. Diva memaparkan pentingnya pengemasan yang menarik dan fungsional untuk meningkatkan nilai jual produk lokal, terutama beras. Dalam paparannya, ia mengenalkan teknik vacuum pack dan standing pouch sebagai solusi pengemasan yang efektif. Vacuum pack, jelasnya, cocok untuk produk pertanian dan hasil ternak karena mampu menjaga kesegaran, tahan hama, dan menghemat ruang penyimpanan. Sementara itu, standing pouch dinilai lebih menarik secara visual dan cocok untuk pasar ritel karena bisa diberi label dan mudah dibawa.
Sesi kedua disampaikan oleh Sahara Nur Zahra, mahasiswa Program Studi Bisnis Perjalanan Wisata, Sekolah Vokasi UGM. Ia menekankan pentingnya desain label kemasan sebagai identitas produk. “Banyak pelaku UMKM di sini yang punya produk potensial, tapi belum maksimal dalam branding dan packaging,” tuturnya. Melalui materi ini, peserta diajak memahami bahwa label bukan hanya estetika, tetapi juga menyangkut legalitas, kepercayaan konsumen, dan logistik.
Kedua pemateri kemudian memandu sesi simulasi pengemasan dan pembuatan label bersama lima peserta. Produk yang digunakan dalam simulasi adalah beras lokal hasil panen petani Desa Sikasur, peyek buatan Ibu Tuti, dan keripik kaca. Peserta antusias mencoba langsung teknik yang disampaikan.
Sesi ketiga diisi oleh Rafi Shidqi Andia, mahasiswa Program Studi Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM. Rafi membahas penetapan harga jual produk UMKM dan beras kemasan. Ia menyoroti masih banyak pelaku usaha yang menentukan harga secara taktis tanpa perhitungan biaya produksi atau margin keuntungan yang tepat. “Penetapan harga harus berlandaskan Harga Pokok Produksi (HPP) serta memperhatikan profit margin antara 10–30%,” jelas Rafi. Ia juga memaparkan rumus sederhana untuk menghitung HPP dan biaya operasional, sehingga pelaku usaha bisa menghindari perang harga dan memaksimalkan laba.
Respons positif pun datang dari peserta. Bu Amiyati, pelaku UMKM, menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat membuka wawasan UMKM kecil. Bu Yuni Parwati mengusulkan tambahan informasi terkait penyimpanan produk segar dan frozen agar lebih bermanfaat bagi ibu rumah tangga. Sementara itu, Pak Ismail, perwakilan kelompok tani, berharap program ini dapat dilanjutkan tahun depan dengan bantuan dalam sistem pemasaran produk.
Dengan terlaksananya kegiatan ini, diharapkan pelaku UMKM dan petani di Desa Sikasur dapat lebih siap bersaing di pasar melalui produk yang memiliki identitas kuat, kemasan yang menarik, serta strategi harga yang tepat. Kegiatan ini menjadi wujud nyata kontribusi KKN UGM dalam mendorong pemberdayaan ekonomi masyarakat pedesaan.