Yogyakarta, 22 Agustus 2024 – Menyambut Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024, Rumah Sakit Siloam Yogyakarta dan KONI DIY bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan diskusi mendalam mengenai penggunaan doping dan pengobatan medis atlet. Acara Round Table Discussion (RTD) yang dilaksanakan di RS Siloam Yogyakarta tersebut bertujuan untuk mempersiapkan atlet dengan pengetahuan yang tepat dan mencegah pelanggaran yang dapat merugikan mereka di ajang olahraga bergengsi tersebut.
Diskusi dibuka oleh Direktur RS Siloam Yogyakarta bersama Ketua Umum Nasional Anti-Doping Organization (IADO), Gatot S. Dewa Broto. Dalam sambutannya, Gatot menggarisbawahi pentingnya pemahaman yang mendalam mengenai doping dan langkah-langkah preventif yang perlu diambil oleh para atlet dan tim medis mereka.
Selain itu, staf bidang Iptek dan Litbang KONI DIY sekaligus dosen FKKMK UGM, Dr. Arko Jatmiko Wicaksono, M.Sc., memberikan pemaparan mengenai sanksi yang diterima oleh atlet PON 2021 akibat penggunaan doping. “Di PON 2021, terdapat beberapa atlet yang harus mengembalikan medali dan hadiah mereka serta mengalami skorsing hingga empat tahun karena pelanggaran tersebut. Ini adalah peringatan serius bagi atlet yang akan berlaga di PON 2024,” ujarnya.
Acara ini juga menghadirkan Dr. Meiky Fredianto, Sp.OT(K), AIFO-K, FCIS, yang memaparkan mengenai risiko cedera dan pentingnya pencegahan serta penanganan cedera pada atlet dan pelatih. “Dengan waktu kompetisi yang semakin dekat, penanganan cedera menjadi prioritas utama tim medis. Beberapa obat yang mungkin tergolong doping sangat diperlukan untuk terapi pengobatan. Oleh karena itu, izin penggunaan obat harus diajukan melalui Therapeutic Use Exemption (TUE),” jelas Meiky.
Sebagai upaya membantu tim medis dalam memastikan bahwa obat-obatan yang diberikan kepada atlet tidak termasuk dalam daftar doping, Arko memperkenalkan aplikasi skrining doping yang ia kembangkan berasa tim pengabdian kepada masyarakat UGM dengan skema Teknologi Tepat Guna (TTG). “Aplikasi ini memungkinkan tim medis untuk memverifikasi dengan mudah apakah obat yang akan atau telah diberikan kepada atlet termasuk dalam kategori doping atau tidak,” jelas Arko.
Pada kasus di mana obat mengandung zat doping namun sangat diperlukan untuk pengobatan medis, tim medis dapat mengajukan TUE kepada IADO. Arko menjelaskan, TUE bisa diajukan untuk kondisi medis khusus seperti cedera serius, asma kambuhan, penyakit jantung, atau kondisi medis lain yang memaksa atlet untuk menggunakan obat tertentu.
Sosialisasi tentang TUE ini diharapkan dapat membantu kontingen Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dalam mempersiapkan atlet mereka dengan lebih baik menghadapi PON 2024 yang akan digelar di Medan dan Aceh. “Pendataan atlet dan konsultasi mengenai jenis-jenis obat yang digunakan harus dimulai sekarang agar dapat dipantau secara efektif,” tambah Arko.
Acara ini mendapat apresiasi yang sangat positif dari para atlet dan pelatih DIY. Mereka menyambut baik inisiatif ini sebagai langkah penting untuk memastikan bahwa mereka dapat meraih prestasi tanpa terlibat dalam pelanggaran doping. Diskusi ini menunjukkan komitmen UGM, RS Siloam, dan KONI DIY dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
Dengan menciptakan aplikasi yang bermanfaat bagi para atlet dan pelatih mengenai doping dan pengobatan medis, kegiatan ini turut mendukung goal 4 SDG tentang Pendidikan Berkualitas, sekaligus berkontribusi pada kesehatan dan kesejahteraan atlet yang selaras dengan goal 3 SDG tentang Kesehatan dan Kesjahteraan, serta memperkuat kemitraan antara lembaga-lembaga terkait untuk mencapai tujuan bersama yang sesuai dengan goal 17, Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. Semuanya untuk memastikan olahraga yang bersih dan berintegritas di PON 2024.
Penulis: Santi Andriyani
editor: bil
sumber lain : https://radarjogja.jawapos.com/sport/654998353/penting-sosialisasikan-doping-koni-diy-tak-ingin-medali-atletnya-dicabut