Hari ini, Senin (14/10), RCE Yogyakarta Universitas Gadjah Mada dan RCE Tongyeong bersama Gyeongnam International Development Cooperation Center dari Korea Selatan menggelar pelatihan bersama secara hybrid bertajuk “Indonesia Marine Debris Social Issue Resident Participation Awareness Improvement Capacity Building Project” di Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat UGM. Kegiatan ini merupakan bagian dari proyek peningkatan kesadaran partisipasi masyarakat terhadap isu sampah laut di Indonesia. Sebagaimana judulnya, kegiatan ini merupakan upaya untuk melibatkan masyarakat dalam meningkatkan kesadaran dan keterampilan mereka dalam mengatasi masalah sampah laut di Indonesia.
Acara dibuka oleh sambutan dari Dr. dr. Rustamaji, M.Kes, selaku Direktur Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Gadjah Mada. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya kolaborasi antar institusi dalam menghadapi isu lingkungan yang semakin mendesak. Apalagi, berbicara mengenai sampah, saat ini permasalahan sampah sedang menjadi isu utama di Yogyakarta dikarenakan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Yogyakarta sudah tidak dapat menampung sampah lagi yang semakin memperburuk situasi lingkungan.
Kemudian, acara dilanjutkan dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara kedua belah pihak. Kesepakatan ini melambangkan komitmen dari RCE Yogyakarta dan RCE Tongyeong untuk bekerja sama dalam berbagai program dan inisiatif pendidikan, termasuk upaya mengatasi polusi dan sampah yang disebabkan oleh pariwisata.
Setelah penandatangan MoU, pelatihan pun dimulai dengan diikuti oleh peserta dari berbagai latar belakang, termasuk mahasiswa, petinggi desa, dan masyarakat dari Desa Karangwuni dan Desa Bugel di Kulon Progo, D.I. Yogyakarta. Paparan pertama disampaikan oleh Bomyeoung Seo dari RCE Tongyeong, yang membahas tantangan sampah laut di Korea Selatan dan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Presentasi kedua dilanjutkan oleh Prof. Ir. Nanung Agus Fitriyanto, S.Pt., M.Sc., Ph.D., selaku Kepala Subdirektorat Kuliah Kerja Nyata UGM, yang menjelaskan praktik kegiatan pengabdian kepada masyarakat sebagai bagian integral dari Universitas Gadjah Mada. “Pengabdian kepada masyarakat bukan hanya tanggung jawab akademis, tetapi juga suatu bentuk komitmen untuk menciptakan perubahan positif dalam kehidupan masyarakat lokal.”, ujarnya.
Presentasi ketiga, yang tak kalah menarik, dibawakan oleh Prof. Dr.-Ing. Ir. Agus Maryono, IPM., ASEAN Eng. Beliau mengupas tuntas tentang restorasi sungai di Yogyakarta dan dampak positifnya terhadap kehidupan masyarakat di sekitarnya. Penjelasannya memberikan inspirasi dan harapan bahwa dengan kerja sama yang baik, lingkungan yang lebih bersih dan sehat dapat terwujud.
Selama sesi diskusi, peserta berbagi pengalaman dan strategi dalam menangani masalah sampah laut, serta pentingnya keterlibatan masyarakat dalam upaya pembersihan dan kesadaran lingkungan. Diskusi ini memberikan wawasan berharga tentang cara-cara inovatif untuk mengatasi polusi laut dan sungai yang disebabkan oleh aktivitas pariwisata.
Selain memperkuat hubungan antara RCE Yogyakarta dan RCE Tongyeong, kegiatan ini juga memberikan platform untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman yang dapat membantu menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan. Dengan semangat tinggi, kedua pihak berharap pelatihan ini akan memberikan dampak positif bagi masyarakat dalam meningkatkan praktik pendidikan dan berkontribusi pada upaya keberlanjutan global, khususnya dalam menjaga kebersihan laut dan sungai, yang sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) ke-14 tentang menjaga ekosistem laut.
author: bil