
Potensi wisata air terjun di Desa Palongaan, Kecamatan Tobadak, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, kini mulai mendapatkan perhatian. Melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Periode Juni–Agustus 2025, Mikhael Nursetyo Selginanda, mahasiswa Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada (UGM), menggagas Kajian Awal Aksesibilitas dan Potensi Pengembangan Wisata Air Terjun Desa Palongaan.
Air terjun ini berada di wilayah perbukitan tenggara Desa Palongaan dan selama ini belum dikelola secara optimal oleh pemerintah desa. Jalur menuju lokasi masih tergolong ekstrem, dengan medan tanah berbatu, jalur sempit, tanjakan curam, serta minim fasilitas penunjang. Padahal, panorama alam dan keaslian lingkungan yang dimiliki berpotensi menjadikannya destinasi unggulan wisata alam Sulawesi Barat.
Untuk memetakan peluang dan tantangan, Mikhael melakukan survei lapangan bersama perangkat desa dan warga lokal. Proses tracking jalur menggunakan Avenza Maps menghasilkan data geospasial yang kemudian dianalisis di QGIS. Analisis ini mencakup peta kontur, peta kemiringan (slope), hillshade, LS Factor untuk potensi erosi, hingga visualisasi 3D berbasis Digital Elevation Model Nasional (DEMNAS) dari Badan Informasi Geospasial (BIG).

Hasil kajian mengungkap bahwa jalur menuju air terjun memerlukan waktu tempuh 30–45 menit dari titik akhir kendaraan, dengan trek menantang namun menyajikan pemandangan hutan tropis. Beberapa titik potensial teridentifikasi untuk pengembangan, seperti rest point dengan vegetasi rindang, viewpoint dengan panorama lembah, area edukasi lingkungan, lokasi camping, serta jalur alternatif untuk evakuasi.
“Melalui kajian ini, saya ingin menyajikan visualisasi rute secara digital dan rekomendasi teknis yang dapat menjadi acuan bagi desa untuk mengembangkan wisata secara terarah tanpa merusak lingkungan,” ujar Mikhael.
Berdasarkan hasil kajian, perbaikan jalur alami menjadi langkah utama yang perlu dilakukan. Jalur tanah menuju air terjun perlu direkonstruksi di beberapa titik, terutama pada area licin atau tepi jurang. Langkah ini bertujuan meningkatkan keamanan tanpa mengubah karakter alami lingkungan.
Rekomendasi berikutnya adalah penambahan rambu penunjuk arah dan papan informasi pada titik-titik strategis. Keberadaan petunjuk yang jelas akan membantu wisatawan menavigasi jalur dengan lebih mudah, sekaligus menjadi media edukasi terkait flora, fauna, dan kondisi medan.
Aspek keselamatan juga menjadi perhatian penting. Kajian merekomendasikan penyediaan posko darurat di lokasi-lokasi rawan, lengkap dengan perlengkapan dasar penanganan kecelakaan atau kondisi cuaca ekstrem. Hal ini diharapkan dapat memberikan respons cepat jika terjadi keadaan darurat.
Tidak kalah penting, pelibatan masyarakat lokal menjadi kunci keberlanjutan pengelolaan wisata. Masyarakat dapat dilatih menjadi pemandu wisata yang memahami medan, sekaligus diberdayakan dalam sektor UMKM untuk menyediakan kebutuhan wisatawan seperti makanan, minuman, dan suvenir.
Pendekatan ini diharapkan mampu menciptakan sinergi antara pengembangan pariwisata dan peningkatan kesejahteraan warga setempat, sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. Dengan langkah terencana ini, wisata air terjun Desa Palongaan berpotensi berkembang menjadi destinasi ekowisata unggulan di Sulawesi Barat.
Pendekatan ini selaras dengan konsep ekowisata yang mengedepankan kelestarian alam sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi warga. “Harapannya, kajian ini tidak hanya mengangkat potensi wisata air terjun Desa Palongaan, tetapi juga menjadi sarana edukasi dan pemberdayaan masyarakat setempat,” tambah Mikhael.

Hasil kajian telah diserahkan kepada Pemerintah Desa Palongaan untuk menjadi pijakan awal dalam penyusunan rencana pengembangan wisata alam. Dengan perencanaan matang dan dukungan berbagai pihak, air terjun ini diharapkan menjadi ikon wisata alam Sulawesi Barat yang memadukan keindahan alam, tantangan trekking, dan pengalaman edukatif.
Langkah awal ini membuka peluang bagi Desa Palongaan untuk dikenal lebih luas di dunia pariwisata Indonesia.
Dengan pengelolaan berbasis data dan semangat gotong royong, destinasi wisata air terjun ini berpotensi menjadi daya tarik utama bagi wisatawan yang mencari keindahan alam asli dan pengalaman petualangan yang berkesan.