KAGAMA UMKM bekerja sama dengan Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat (DPKM) Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan Seminar Pra-Munas XIV KAGAMA bertajuk “Strategi dan Praktik Baik dalam Meningkatkan Kapasitas UMKM untuk Naik Kelas” pada hari Minggu (3/11), di Ruang Multimedia 1, Balairung UGM. Seminar ini dihadiri lebih dari 100 peserta yang terdiri dari pelaku UMKM umum, UMKM binaan UGM, dan UMKM yang tergabung dalam KAGAMA UMKM. Acara ini juga menghadirkan Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria, S.Fil., M.Sc., M.B.A., sebagai pembicara kunci, bersama sejumlah tokoh lainnya.
Selain bertujuan meningkatkan kapasitas UMKM, seminar ini juga erat kaitannya dengan upaya menyukseskan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya tujuan ke-8, yakni “Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi”. Dalam hal ini, kolaborasi yang dibangun antara UGM, KAGAMA, dan para pemangku kepentingan diharapkan mampu mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif melalui penciptaan lapangan pekerjaan dan peningkatan daya saing UMKM di pasar global.
Acara dibuka oleh Prof. Dr. Drs. Paripurna P.Sugarda, S.H., M.Hum, L.L.M., Ketua 4 PP Kagama, yang menekankan pentingnya seminar ini bagi kemajuan UMKM di Indonesia. “Ini adalah acara bergengsi karena yang datang adalah pengusaha-pengusaha yang menjadi tonggak ekonomi Indonesia ke depan,” ungkap Prof. Paripurna. Ia juga menyoroti ketahanan UMKM Indonesia yang terbukti kuat selama pandemi COVID-19. “UMKM Indonesia memiliki daya tahan yang luar biasa, seperti yang kita lihat saat pandemi COVID-19. Kita perlu mengubah persaingan menjadi kolaborasi untuk meningkatkan daya saing UMKM, menciptakan jaringan yang luas, dan memperoleh dukungan, seperti dari KAGAMA, universitas, maupun pemerintah,” lanjutnya.
Selanjutnya, Ketua Panitia Penyelenggara, Sulastama, dalam laporan pembukaan acara juga mendukung apa yang disampaikan oleh Prof. Paripurna. Ia menyatakan harapannya agar kolaborasi semua pihak yang berpartisipasi dalam acara hari ini dapat berlanjut dan memberikan manfaat bagi kemajuan UMKM. “Semoga acara ini menjadi awal kolaborasi yang berkelanjutan. Kami berharap bimbingan bagi UMKM ini dapat berkontribusi pada kemajuan bangsa,” harapnya.
Mewakili Rektor UGM, Dr. Sulistyowati, S.S., M.Hum., Kepala Kantor Alumni UGM, menyampaikan pentingnya kontribusi UMKM dalam perekonomian nasional dan komitmen UGM terhadap pengembangan UMKM. “Ini adalah salah satu praktik bagaimana UGM dan KAGAMA selalu berkolaborasi. Harapan kami, kegiatan KAGAMA UMKM ini terus berlanjut, baik dari UGM maupun masyarakat umum sebagai penggiat UMKM, untuk mendukung percepatan pembangunan di Indonesia,” ujarnya.
Setelah dibuka, acara kemudian dilanjutkan dengan masuk ke acara inti, yakni paparan kunci dari Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria, S.Fil., M.Sc., M.B.A., yang juga alumnus filsafat UGM angkatan. Dalam pidatonya, Nezar memberikan pandangannya tentang pentingnya teknologi digital bagi UMKM. “Tangguhnya UMKM kita terbukti saat COVID-19. Saat perusahaan besar kesulitan, pengusaha kecil masih bertahan,” kata Nezar. Ia juga menjelaskan bahwa UMKM yang mampu mengadopsi teknologi digital, terutama dalam pemasaran, akan mendapatkan keuntungan besar. “UMKM yang mengadopsi teknologi digital akan mendapatkan pasar yang borderless atau tanpa batas. Maka, pemerintah telah membuat regulasi untuk memudahkan UMKM bersaing secara global,” tambahnya. Ia menutup dengan konsep “3 Go” bagi UMKM: Go Modern, Go Digital, dan Go Online, yang diharapkan dapat menopang ekonomi Indonesia hingga 2045.
Selain Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, seminar ini juga menghadirkan beberapa pembicara lain yang turut memberikan pandangan, tentang pentingnya pelatihan bagi pelaku UMKM untuk memperkuat daya saing mereka di pasar yang semakin kompetitif, dan pentingnya kolaborasi, baik dari sesama pelaku UMKM maupun pihak-pihak lain yang turut berkepentingan.
Amin Susiatmojo, S.Pt., M.Sc., perwakilan dari Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat UGM, menyoroti tantangan dan peluang yang dihadapi UMKM di Indonesia saat ini. Menurutnya, kolaborasi menjadi kunci bagi UMKM untuk dapat bersaing dan bertahan di tengah persaingan yang semakin ketat. “Di tengah situasi ekonomi yang penuh tantangan, maju bersama-sama jauh lebih baik dari pada maju sendiri. Individu diibaratkan seperti setetes air, namun bersama-sama kita adalah lautan,” ucap Amin, menggarisbawahi bahwa dengan bekerjasama, UMKM dapat menghadapi tantangan dengan kekuatan kolektif yang lebih besar.
Selain itu, Presiden Direktur Pertamina Foundation, Agus Mashud S. Asngari, berbicara tentang program pembinaan UMKM yang harus lebih adaptif terhadap perkembangan bisnis dan tren pasar, sehingga kurikulum yang diberikan adalah level intermediate hingga advance. “Program PFPreneur dari Pertamina diperkenalkan sebagai salah satu inisiatif, mengingat UMKM di Indonesia sebagian besar dikelola oleh perempuan.”, ungkapnya, mengingat UMKM menyumbang 61% dari PDB Indonesia dan menyerap sekitar 117 juta tenaga kerja yang merupakan kontribusi yang sangat besar.
Selanjutnya, Dr. Kaspar Situmorang, Kepala Inovasi Digital di Bank Rakyat Indonesia, menutup sesi dengan pandangan inovatif tentang peran teknologi digital bagi UMKM. Ia mengajak para pelaku UMKM untuk belajar dari perkembangan teknologi di industri antariksa. “Di tahun 1960, astronot harus menghafal 10.000 panel dalam pesawat luar angkasa, tapi sekarang menghafal 10 panel susah cukup karena dibantu oleh Artificial Intelligence (AI). UMKM diharapkan bisa demikian, dapat mengikuti perkembangan zaman dengan memanfaatkan teknologi seperti QRIS untuk memudahkan transaksi di toko masing-masing,” ujarnya. Dengan kemudahan teknologi ini, ia berharap UMKM dapat lebih efisien dan memiliki daya saing yang kuat di pasar yang semakin modern.
Melalui sinergi antara UMKM, institusi pendidikan, dan pemerintah, seminar ini diharapkan mampu mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya dalam menyediakan pekerjaan yang layak dan memperkuat pertumbuhan ekonomi. Kolaborasi antara KAGAMA UMKM, DPKM UGM, dan pelaku UMKM ini menjadi langkah konkret untuk menciptakan UMKM yang lebih berdaya saing dan siap berkontribusi bagi perekonomian nasional.