SDG’s1#Tanpa Kemiskinan#no poverty#SDG’s3#Kehidupan sehat dan sejahtera#Good health and well-being#SDG’s 4#Pendidikan berkualitas#quality education
Dalam rangka untuk mendukung pencapaian visi misi Indonesia emas Tahun 2045, diperlukan komitmen seluruh pemangku kepentingan untuk berkolaborasi secara sinergis dan gotong royong dengan pijakan yang realistis. Perlu prioritas untuk mempertimbangkan target yang mendesak ditangani dan memiliki daya ungkit paling besar terhadap target-target lainnya. Dalam hal ini, fokus pada isu perlindungan sosial, berkedaulatan, mandiri dan berketahanan pangan dan produktivitas sektor ekonomi berbasis lahan berkelanjutan, layanan ekosistem dan biodiversitas, dampak perubahan ikli, dan tata kelola pemerintahan. Universitas Gadjah Mada melalui Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat (DPkM) bersama Lembaga Sustainitiate menyelenggarakan Seminar Nasional “Menuju Indonesia Emas yang Berkeadilan, Bermartabat, Berkelanjutan dan Berketahanan Iklim” yang bertujuam untuk memberi masukan kebijakan pendidikan nasional yang mampu meningkatkan produktivitas SDM dan keterkaitannya dengan dunia industri, mendiskusikan isu strategis untuk mengkaji permasalahan dan solusinya bagi tujuan pembangunan inklusif yang berkeadilan dan berketahanan iklim untuk pencapaian Visi Indonesia Emas 2045, serta memberi masukan teknokratik dan politis yang mendasar bagi tercapainya Indonesia Emas 2045.
Seminar Nasional ini dihadiri dari berbagai unsur pemangku kepentingan, pemerintah, mahasiswa, dan civitas akademis, bertempat di University Club Hotel Yogyakarta (24/11). Wakil Rektor Bidang Kemahasiwaan, Pengabdian kepada masyarakat, dan Alumni, Dr. Arie Sujito, S.Sos.,M.Si, membuka acara secara resmi serta memberikan arahan dalam sambutannnya menyampaikan bahwa “Untuk mencapai Indonesia emas yang berkeadilan, bermartabat, berkelanjutan, dan berketahanan iklim bukanlah tugas yang mudah, tetapi kita memiliki potensi dan sumber daya cukup untuk melakukannya. UGM berkomitmen untuk mengawal hal tersebut, dan ini tugas bersama kita sebagai warga negara Indonesia untuk bersinergis, bergotong royong menghadapi tantangan, dan membangun masa depan yang lebih baik untuk generasi mendatang. Selain hal itu, dari seminar diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi strategis untuk kepentingan bangsa dan global yang dapat mewujudkan Indonesia Emas Tahun 2045.” terang Arie dalam sambutannya.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni Memberikan Sambutan dan Membuka Secara Remi Seminar Nasional
Kegiatan ini menghadirkan Narasumber dan moderator yang mempunyai kompetensi dibidangnya, mendiskusikan beberapa topik khusus tentang bagaimana untuk “Menuju Indonesia Emas yang Berkeadilan, Bermartabat, Berkelanjutan dan Berketahanan Iklim”. Ada lima topik utama yang didiskusikan dalam seminar yaitu; Kedaulatan dan ketahanan pangan berbasis pembangunan desa yang cerdas, Pencapaian kehidupan masyarakat yang cerdas, Penuntasan pembangunan infrastruktur ekonomi dan pemerataan pembangunan termasuk peluang pengembangan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), Resiliensi terhadap dampak perubahan iklim, terutama dalam kesehatan masyarakat, serta Pembangunan berbasis kemempuan sumberdaya alam dan lingkungan.
Acara diakhiri dengan penyampaian rekomendasi dan penutupan langsung oleh Direktur Sustainitiate, Ir. Nazir Foead, M.Sc. menyampaikan bahwa “Pemaparan materi oleh para narasumber yang penuh inspiratif dan hasil diskusi kita ini akan kita rangkum bersama UGM untuk dijadikan buku, dengan harapan agar bisa menjadi bahan pertimbangan untuk pemerintah sekarang maupun yang akan datang, meneruskan yang sudah baik dan memperbaiki apa yang masih kurang”. Nazir juga menambahkan bahwa “Pendidikan vokasi dan kegiatan melalui KKN sangat bagus untuk dipikirkan membantu kemajuan UMKM yang lebih banyak di Indonesia, semoga kerjasama yang telah terjalin dengan UGM ini semakin baik, dan juga seluruh kontribusi peserta dalam seminar ini dapat mewujudkan pembangunan negeri tercinta yang lebih adil, bermartabat, berkelanjutan, dan berketahanan iklim”, pungkasnya.
(Humas DPkM/DnH)