Peta risiko bencana banjir lahar dingin susulan di Dusun Kebondeli Selatan, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro
Disaster Response Unit (DERU) sebagai salah satu unit tanggap bencana yang ada di bawah naungan Direktorat Pengabdian Masyarakat Universitas Gadjah Mada kembali melaksanakan aksi sebagai respon tanggap bencana erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur pada 4 Desember 2021 lalu. DERU bersama MAPAGAMA UGM yang terdiri dari mahasiswa jurusan kesehatan, psikologi, dan geografi berangkat menuju Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang pada hari Minggu dini hari, tanggal 5 Desember sebagai relawan untuk membantu penanganan bencana di bidang kesehatan, psikologi, dan area terdampak.
Penyerahan bantuan APD dan Masker oleh DERU untuk distribusikan kepada masyarakat terdampak erupsi Gunung Semeru
Tim UGM yang beranggotakan 7 orang tersebut membawa peralatan dan perlengkapan untuk pengungsian, seperti terpal, selimut, tikar, dan masker. Selain penyerahan bantuan materil, tim UGM juga melaksanakan assessment untuk melihat kondisi di beberapa lokasi Kecamatan Pronojiwo, seperti kondisi bangunan, kondisi pengungsian, sanitasi di pengungsian, dan kondisi psikologis masyarakat terdampak erupsi yang berada di pengungsian sekitar.
Koordinasi Tim DERU dengan BPBD Lumajang
Dari assessment yang dilakukan, ditemukan beberapa poin penting seperti perlunya pelaksanaan pemetaan early warning system yang lebih cepat dan akurat karena Gunung Semeru masih terus mengalami erupsi dan mengeluarkan lahar. Selain itu, relawan juga masih dibutuhkan untuk membantu menyiapkan dan menyusun program lanjutan bagi masyarakat terdampak, baik yang terdampak parah maupun sedang. Koordinator DERU UGM di lokasi, Ardian Andi Pradana, mengatakan bahwa jumlah relawan yang berada di lokasi terdampak masih kurang sedangkan ada banyak program yang masih harus dilaksanakan. “Akan ada banyak program untuk dilaksanakan di sini, seperti program pendampingan jangka pendek terkait kesehatan, psikososial, pendidikan, dan pemenuhan kebutuhan dasar dan program jangka menengah terkait pembuatan huntara di wilayah yang aman dan pelatihan UMKM untuk warga yang kehilangan mata pencaharian.”, paparnya.
Selama di lapangan, tim UGM juga rutin berkoordinasi dengan lembaga lain dalam penanganan bencana di Kecamatan Pronojiwo. Tim UGM sendiri dibagi kedalam beberapa sub-tim untuk meninjau lokasi pengungsi, fasilitas kesehatan, dan melakukan pemetaan lewat udara. Kepala Sub-Direktorat Pemberdayaan Masyarakat yang membawahi DERU, Nanung Agus Fitriyanto, S.Pt., M.Sc., Ph.D. mengatakan bahwa ini adalah bentuk tanggung jawab dan pengabdian UGM sebagai Institusi Pendidikan Tinggi kepada masyarakat. “Setelah ini, DPKM UGM akan melakukan koordinasi lebih lanjut untuk mengirimkan dua unit mahasiswa KKN-PPM UGM Peduli Bencana yang akan melaksanakan pengabdian masyarakat selama 1 bulan di dua lokasi terdampak. Semoga dengan demikian, UGM bisa terus berkontribusi dan menebarkan manfaatnya untuk masyarakat Indonesia.”, ungkapnya.
Assessment kondisi kesehatan pengungsi di posko pengungsian
Setelah proses assessment selesai, tim UGM kembali ke Yogyakarta pada tanggal 8 Desember untuk untuk melaporkan hasil assessment dan rekomendasi yang disusun kepada DPKM. Setelah itu, pada tanggal 13 Desember, Tim DERU kembali berangkat ke Kabupaten Lumajang, namun menuju lokasi terdampak yang berbeda dan dengan anggota relawan yang berbeda juga. Keberangkatan DERU UGM yang kedua kalinya ini, menyasar wilayah terdampak erupsi Semeru di Kecamatan Pasirian dan Kecamatan Candipuro. Tim DERU yang kali ini beranggotakan 11 relawan, fokus untuk membantu penanganan bencana di lokasi dan melakukan persiapan untuk pelaksanaan KKN-PPM Peduli Bencana di dua lokasi tersebut.