Perguruan Tinggi dapat membantu memangkas rantai pasokan melalui pengelolaan lahan, infrastruktur, perencanaan kota, pendidikan dan pelatihan serta pasar tradisional. Perguruan tinggi juga dapat memberikan masukan dalam kebijakan Pemerintah daerah dalam mengelola konsumsi serta produksi akan energi dan air yang berkelanjutan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari perencanaan kota hingga penggunaan mekanisme block unit pricing. Sebagai konsumer barang dan jasa, pemerintah daerah dapat menetapkan kriteria pengadaan yang memperhitungkan limbah dan emisi karbon dari sumber-sumber yang mungkin. Posisi strategis Perguruan Tinggi yang dekat dengan masyarakat, memungkinkan membantu pemerintah daerah untuk menginkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan serta membekali masyarakat dengan pengetahuan dan tata cara untuk mengruangi jejak ekologis yang dikeluarkan. Bersama Pemerintah daerah harus saling bekerjasama dalam mengembangkan dan menerapkan cara-cara untuk memantau dampak dari sektor pariwisata yang berada di bawah wewenangnya, dan memastikan bahwa sektor pariwisata mampu menyerap tenaga kerja, mengangkat budaya lokal, dan membatasi penghasilan limbah dan emisi karbon pada saat yang bersamaan. |
12.KONSUMSI DAN PRODUKSI
Menjaga asupan gizi dalam tubuh melalui makanan organik menjadi pilihan generasi dewasa ini. Inovasi cara tanam, dan produk yang sehat dari beras hitam menjadi salah satu jawaban pemenuhan kebutuhan konsumen.
Pangan salah satu penentu Kesehatan, produksi pangan yang bertanggung jawab dan sesuai dengan kearifan lokal dapat mendukung percepatan tujuan pembangunan berkelanjutan
Kesehatan di Indonesia masih menjadi salah satu masalah pembangunan berkelanjutan. Salah satu penyebabnya ialah ketahanan pangan, terutama untuk balita. Angka malnutrisi dan stunting (kerdil) pada balita di Indoesia ternyata masih cukup tinggi sehingga masih mengundang keprihatinan bagi banyak sebagian kalangan peneliti di Perguruan Tinggi. Data Kementerian Kesehatan pada tahun 2017 menyebutkan, 17,8% balita di Indonesia mengalami malnutrisi. Bahan pokok pembuatan makanan bayi yang masih bertumpu pada susu impor menjadi masalah berikutnya.
Bahan pangan lokal dari ganyong diketahui memiliki serat yang lebih tinggi dibandingkan dengan gandum yang perlu diimpor. Tepung yang berasal dari ubi kayu juga diketahui memiliki kadar gula yang lebih rendah, serta ketersediaannya yang lebih melimpah
Kanker dan tumor bagaikan mimpi seram bagi masyarakat Indonesia, terutama DI.Yogyakarta yang di tahun 2018 lalu menempati ranking satu sebagai provinsi dengan penderita terbanyak. Pengobatan keduanya yang relative mahal juga menjadi ketakutan lain. Keberadaan cookies ini seperti hujan di musim kemarau.