Peran pemerintah daerah sebagai penyedia layanan (terutama untuk air, sanitasi dan pengloahan limbah padat), ditambah dengan kemampuan untuk mendorong perubahan perilaku dalam masyarakat, menempatkan pemerintah daerah di dalam posisi yang unik untuk melindungi sumberdaya alam dan habitat. Pemerintah daerah dapat mengkoordinasikan kerjasama dengan sektor swasta, Perguruan Tinggi dan masyarakat yang diperlukan pada tingkat daerah untuk mengintegrasikan pengelolaan sumberdaya air sebagai persoalan kompleks. Kolaborasi Perguruan Tinggi dan Pemerintah harus memastikan bahwa konservasi keanekaragaman hayati merupakan bagian dari strategi pembangunan dan perencanaan kota. Pemerintah daerah juga sebaiknya menggunakan kearifan lokal untuk membantu menerapkan prinsip ‘pencemar membayar’. Konservasi keanekaragaman hayati kerap membutuhkan kerjasama antardaerah, seperti dalam pembentukkan koridor keanekaragaman hayati dan satwa liar lintas batas. Melalui fasilitasi pemerintah, manajemen dan partisipasi masyarakat merupakan cara yang ampuh untuk menghentikan hilangnya keanekaragaman hayati dan mencegah kepunahan. |
15.MENJAGA EKOSISTEM DARAT-rce
Indonesia memiliki bentang alam karst yang bercirikan tropik yang khas dan unik di dunia, kawasan karst yang membentang di Pulau Jawa terutama di bagian selatan disebut karst gunungsewu. Karst gunungsewu merupakan aset bertaraf internasional berdasarkan tipologi karst (holokarst-tropik) dan kelas karst (kelas i, ii). Di sisi lain terdapat keunikan landscape bukit, lembah purba, sungai bawah tanah, potensi sumber daya. Gunungsewu juga sebagai karst tropik-tebal yang unik-spektakuler yang berkembang baik, dan potensial untuk monumen alam, museum karst showroom karst, dan pusat informasi karst.
Hampir 60 tahun sejak lahan kritis Kabupaten Gunung Kidul dikonservasi dan dikenal sebagai Wanagama. Kini Wanagama merupakan tempat praktik, bereksperimen, dan media pendidikan lingkungan yang dilengkapi beragam fasilitas.
Parangtritis Geomaritime Science Park (PGSP) bertujuan menjadi center of excellent for geospatial information technology, education, research and innovation di bidang kepesisiran dan kelautan di Indonesia yang difasilitasi oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) dan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dikelola bersama antara Badan Informasi Geospasial (BIG), Universitas Gadjah Mada (UGM), Pemerintah dan Pemerintah Kabupaten Bantul
Letak geografis Indonesia, menjadikan negara ini memiliki potensi bencana yang besar, kebutuhan pengungsi yang dinamis menjadi salah satu fokus utama. Secara sosial, masyarakat Indonesia memiliki kebudayaan gotong royong untuk mempercepat distribusi bantuan bagi pengungsi sekalgus pembaharuan informasi kebencanaan saat dibutuhkan.