Menjaga asupan gizi dalam tubuh melalui makanan organik menjadi pilihan generasi dewasa ini. Inovasi cara tanam, dan produk yang sehat dari beras hitam menjadi salah satu jawaban pemenuhan kebutuhan konsumen.
Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UGM lahir pada awal tahun 1960-an di Fakultas Pertanian dan Kehutanan UGM pada saat itu, dengan dua bagian. Gedung di Bulaksumur yang dibangun pada 1986 hingga diperbaharui menjadi enam lantai di tahun 2000 menjadi saksi beragam kegiatan yang menunjang visi FTP yakni menjadi pusat unggulan (center of excellence) bertaraf internasional dalam penyelenggaraan tridharma perguruan tinggi di bidang agroindustri.
Salah satu kegiatan Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UGM ialah menggelar pameran karya inovasi yang dihasilkan oleh dosen baik lewat riset maupun pendampingan pada petani dan UMKM di tahun 2017. Hasil karya inovasi tersebut berupa produk pangan, teknologi tepat guna dan maket pabrik pengolahan pangan. Beberapa diantaranya minuman sari tempe, alat cetak rengginang, pie buah dan biskuit serta cookies, maket pabrik asap cair, maket pabrik kacang rendah lemak, produk beras hitam dari hasil pengembangan padi SRI (System of Rice Intensification) di Bantul.
Pembina budidaya padi SRI ialah dosen FTP UGM yakni Prof Dr. Ir. Sigit Supadmo Arif, M.Eng., budidaya tanam beras hitam ini bermula dari gerakan budidaya padi SRI dan gerakan irigasi bersih di Imogiri Bantul. Konsep budidaya padi SRI menarik minat beberapa orang petani untuk menanam varietas lokal seperti beras hitam yang berasal dari Imogiri Bantul dengan hasil 1,4 ton tiap panen. Keunggulan beras hitam dibanding beras lainnya didapat dari sisi kesehatan, yakni beras hitam Bantul ini diketahui rendah karbohidrat, sehingga bisa mengurangi risiko penyakit diabetes. Besarnya angak penderita diabetes di Yogyakarta, juga kekhawatiran generasi muda terhadap diabetes, menambah peminat beras hitam.
Selain di Bantul, pengembangan budaya padi SRI juga dilakukan di Kabupaten Kediri dengan menggunakan sistem pertanian organik. Kelompok tani yang menanam padi beras hitam ialah kelompok tani Mulur, Desa Kencong, Kabupaten Kediri. Setidaknya terdapat delapan varietas padi lokal, peminatnya cukup banyak dengan alasan rasanya enak.
Beras Hitam dan Sereal Beras Hitam hasil Inovasi Fakultas Teknologi Pertanian dan Kelompok Tani pada pameran produk karya inovasi dan temu mitra pada September 2018 (https://ugm.ac.id/)
Hal lain yang memengaruhinya ialah prestige karena ditanam secara organik, dengan harga realtif terjangkau, untuk satu kilogram beras hitam dijual seharga Rp25 ribu. Sementara produk beras lokal Bantul dijual Rp20 ribu per kilogram. Tidak hanya berupa beras, hasil tanaman juga diolah menjadi sereal, dengan kemasan yang modern, dan ramah lingkungan disertai dengan informasi mengenai kandungan gizi.
Di tahun 2007, Swasti Yuliana Reni dan Prof.Dr. Mary Astuti, MS melakukan kajian aktivitas antioksidan antosianin beras hitam dalam low-density lipoprotein (ldl) plasma darah manusia secara in vitro. Beras hitam sudah lama dikonsumsi oleh orang Cina dan Jepang dan dianggap sebagai makanan yang baik untuk kesehatan karena mengandung komponen yang dapat berperan sebagai antioksidan, sehingga dapat melawan reactive oxygen species (ROS). ROS dapat menyebabkan berbagai penyakit degeneratif.
Di tahun 2019 ini, Asefin Nurul I bersama de-ngan Dr. Widiastuti Setyaningsih STP., M.Sc dari Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian UGM melakukan penelitian tentang Optimalisasi Ekstraksi Dengan Bantuan Ultrasound Antosianin Dari Beras Hitam (oryza Sativa) hasil penelitian menunjukkan waktu ekstraksi yang optimal diperoleh selama 10 menit. Bahkan telah terdapat kajian tentang pengembangan strategi pemasaran beras hitam lokal Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai pangan fungsional oleh Yanis Rahmasari P dari Magister Teknologi Industri Pertanian UGM. Hal ini merupakan upaya UGM untuk mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan ke 12 yakni mewujudkan konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab.