Inisiasi Srikandi Sungai oleh UGM sejak tahun 2015 merupakan upaya untuk perbaikan dan pengelolaan SDA khususnya sungai. Srikandi Sungai lahir sebagai upaya mendukung pengarusutamaan gender di Indonesia.
Inisiasi Srikandi Sungai Indonesia oleh Wakil Rektor bidang Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Gadjah Mada Periode 2012-2017, Prof. Dr. Suratman, M.Sc., tepat bersamaan dengan berakhirnya Kongres Sungai Indonesia yang pertama pada Agustus 2015 di Banjarnegara sebagai salah satu upaya kontribusi nyata UGM pada masyarakat. Namun demikian, launching dan deklarasi Srikandi Sungai Indonesia baru dilaksanakan pada 29 April 2016 sebagai perwujudan peringatan Hari Kartini dan Hari Bumi-Lingkungan, sebagaimana ruhnya dalam mengombinasikan pendekatan perempuan dan lingkungan. Momentum bersejarah tersebut akan membawa perbaikan dalam pengelolaan SDA pada umumnya dan sungai khususnya dengan target sasaran pengarusutamaan gender di Indonesia.
Kegiatan-kegiatan Srikandi Sungai Indonesia (Dok. UGM)
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, Prof. Dr. Yohana Yembise, dalam pernyataannya saat Pelantikan Srikandi Sungai Indonesia Provinsi Papua di Kabupaten Biak Numfor menyebutkan bahwa kondisi lingkungan yang buruk akan menyulitkan masyarakat bebas dari kemiskinan dan keterbatasan akses di berbagai bidang. Dalam kondisi tersebut, perempuan akan menjadi kelompok yang paling dominan menanggung dampaknya, salah satunya dalam keterbatasan akses perempuan pada air bersih dan sanitasi. Apalagi perempuan saat ini masih memiliki keterbatasan terutama dalam proses pengambilan keputusan di lingkungan rumah tangga serta keterlibatan mereka dalam proses penentuan kebijakan pengelolaan air dan santasi, baik di lingkungan masyarakat maupun pada tataran nasional. SSI memiliki posisi strategis guna memfasilitasi perempuan dalam isu-isu strategis terkait adaptasi perubahan iklim melalui pengelolaan lingkungan.
Srikandi Sungai Indonesia sejak awal lahir hingga saat ini diketuai oleh Surani Hasanati, S.Si., M.Sc, pemerhati pengembangan masyarakat dan wilayah sungai yang juga merupakan dosen UGM dan Kepala Divisi Pengabdian Masyarakat Klinik Lingkungan dan Mitigasi Bencana (KLMB) Fakultas Geografi UGM. Srikandi Sungai Indonesia awalnya terdiri dari dosen-dosen dan juga aktivis perempuan di seluruh Indonesia yang peduli pada lingkungan sungai dan menekankan pada aspek edukasi lingkungan sungai sebagai implementasi dari Education for Sustainable Development (ESD) sebagai bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Kegiatan yang selama ini Srikandi Sungai Indonesia (SSI) lakukan adalah edukasi, kampanye, pelatihan dan pendampingan terkait pengelolaan sampah dari pasar, dapur, dan sumur (PaDaMu) agar sampah tidak masuk ke sungai sehingga tercipta sungai yang cantik, bersih dan indah (CiBI). Kegiatan-kegiatan SSI meliputi bagian penting dari edukasi, konservasi, dan ekonomi kreatif perempuan dan lingkungan yang melibatkan lintas stakeholder dalam skema Pentahelix Partnership.
SSI juga mendapatkan penghargaan dalam kiprah tahun pertamanya dari UNESCO pada pertemuan National Strategic Meeting on Water Security and Sustainable Development Goals (SDG) di Indonesia pada tanggal 13 April 2016 di Jakarta. Penghargaan tersebut dalam rangka menjadi mitra kunci untuk edukasi air, mengembangkan kapasitas terutama perempuan, dan meningkatkan kesadaran (water education, capacity building and awareness). Selain itu, SSI juga tergabung dalam UNESCO-UNITWIN program yang memberdayakan perempuan melalui kepemimpinan dan ITC.
Kegiatan-kegiatan Srikandi Sungai Indonesia (Dok. UGM)