Perubahan iklim dan pemanasan global selalu memiliki dampak besar di sektor pertanian Indonesia, salah satunya memberikan efek pada perkembangan hama dan penyakit pada tumbuhan. UGM lewat Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan terus berupaya dalam riset pengolahan hama dan pemberantasan penyakit pada tumbuhan.
Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan (HPT) UGM merupakan departemen perguruan tinggi pertama yang memberikan
kuliah mengenai karantina tumbuhan pada tahun 1960an. Ketika itu UGM sudah menyadari pentingnya karantina tumbuhan sebagai tempat pencegahan dan penangkalan berbagai hama dan penyakit tanaman pertanian di Indonesia.
Pada tahun 1964 Idjah Soemarwoto, M.A melakukan penelitian mengenai pemanduan tikus oleh zat-zat IIA. Pakar lain Ir. Soepratojo juga melakukan penelitian tentang pengaruh makanan terhadap perkembangbiakan tikus yang didanai oleh Biro Ilmu Pengetahuan Departemen PTIP (LTR, 1964:21)
Hasil dari penelitian ini kemudian digunakan untuk rencana strategis dalam rangka mengurangi pembiakan hama tikus yang sering mengancam persawahan masyarakat. Persebaran hama yang semakin meluas dan sukar ditanggulangi ini menjadi tugas berat pemerintah terkhusus para petani, dan UGM lewat para penelitinya untuk mencoba terus meneliti perkembangbiakan hama.
Pemberantasan Hama
Ledakan hama wereng batang cokelat pada era tahun 1976 sampai pertengahan tahun 1980-an menyebabkan keresahan yang begitu besar bagi masyarakat. Ledakan dipicu salah satunya oleh penggunaan insektisida yang berspektrum lebar yang menyebabkan matinya musuh alami. Kelom
pok insektisida tersebut juga menyebabkan terjadinya resistensi dan resurjensi yang mendorong peningkatan populasi dengan cepat. Penelitian tentang resurjensi dan dampak negatif terhadap musuh alami setelah aplikasi insektisida banyak dilakukan oleh dosen dan mahasiwa HPT dalam kurun waktu tersebut.
Hasil-hasil penelitian ini kemudian menjadi dasar ilmiah diterbitkannya Instruksi Presiden (Inpres) No. 3 tahun 1986 tentang Peningkatan Pengendalian Wereng Batang Cokelat pada Padi. Dua isi utama dalam Inpres ini adalah pelarangan 57 nama dagang insektisida untuk pengendalian hama padi dan penerapan Pengelolaan Hama Terpadu (PHT).
Tiga tahun setelah Inpres No. 3 diterbitkan, Program Nasional PHT padi dimulai. Keterlibatan Departemen HPT UGM dalam lahirnya Inpres No. 3 Tahun 1986 dan Program Nasional PHT sangat vital melalui kerja sama dengan Bappenas dan FAO (Food and Agriculture Organization). Fakultas Pertanian UGM menjadi pionir dalam penyelenggaraan Program Diploma 1 PHT yang memperkenalkan metode baru dalam diseminasi melalui Sekolah Lapangan (SL) PHT yang mana sampai saat ini masih digunakan.
Langkah UGM
Di dunia internasional, Indonesia terkenal sebagai negara berkembang pertama yang telah berhasil menerapkan PHT di tingkat petani sehingga dijadikan model bagi negara lain dalam menerapkan dan mengembangkan PHT sesuai dengan kondisi pertanaman, ekosistem, dan sistem sosial ekonomi masyarakat.
Sadar memiliki label tersebut membuat UGM berpeluang dalam memberikan kontribusi lebih bagi pertanian dan perkebunan di Indonesia. Penyelenggaraan berbagai seminar dan penyuluhan terkait penanggulangan hama dilakukan UGM pada forum-forum nasional maupun internasional.
Departemen HPT Fakultas Pertanian UGM berhasil menyelenggarakan seminar sekaligus menjadi momen pengingat kembali proses awal program nasional implementasi PHT di Indonesia. Hal itu ditandai dengan dilaksanakannya Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) yang pertama kali di Indonesia pada tahun 1989 lalu.
Adapun beberapa pertemuan internasional yang sukses dilaksanakan UGM guna mencari solusi terhadap persebaran hama di Indonesia, seperti International Symposium of Asian Agricultural Research pada tanggal 28 Februari 2006 di Saga, The third Asian Conference on Plant Pathology pada tanggal 20-24 Agustus 2007 di Yogyakarta, dan 4th Australasian Congres of Plant Pathology tahun 2011 di kota Darwin, Australia. Langkah nyata UGM dalam memprakarsai forum-forum internasional ini membuat Program Studi Hama dan Penyakit Tumbuhan (HPT) UGM mendapatkan sertifikat AUN (ASEAN University Network).
Pada tahun 2019 ini departemen HPT UGM kembali menyelenggarakan Seminar Nasional 30 Tahun Pengelolaan Hama Terpadu (PHT) di Indonesia pada tanggal 17 dan 18 Juli 2019 lalu di The Alana Hotel and Convention Center. Seminar ini diselenggarakan sebagai salah satu rangkaian Dies Natalis Fakultas Pertanian UGM ke-73.