Program Inpres Desa Tertinggal (IDT) berupa dana bergulir merupakan upaya pemerintah dalam menanggulangi kemiskinan. Analisis profil pokmas IDT berprestasi yang dilakukan P3PK-UGM menjadi ajang pembelajaran bagi pokmas-pokmas lainnya. Program program pengentasan kemiskinan telah dilakukan Indonesia sejak tahun 1969
dengan mengimplementasikan program Inpres sebagai bagian dari Perencanaan Pembangunan Lima Tahun (Repelita). Pemerintah Indonesia telah meluncurkan program-program yang senada untuk melanjutkan dan memperbaiki kebijakan yang telah terimplementasi sebelumnya seperti program IDT (Inpres Desa Tertinggal) pada tahun 1994-1997. Program peningkatan penanggulangan kemiskinan atau IDT merupakan program yang didasari oleh Instruksi Presiden (Inpres) No. 5/1993.
Misi IDT
Program IDT sendiri merupakan program dana bergulir yang dikelola oleh kelompok dan disalurkan kepada anggota dalam bentuk pinjaman yang harus dikembalikan kepada kelompok dengan persyaratan yang telah disepakati anggota. Misi program IDT adalah pemberdayaan penduduk dan desa miskin dengan harapan mereka mampu mengejar ketertinggalan dan dapat meningkatkan perekonomian keluarga. Salah
satu upaya penting IDT selain pemberian modal usaha dan penyelenggaraan kegiatan secara kelompok adalah pendampingan bagi kelompok-kelompok masyarakat dalam penyelenggaraan usaha dan pengorganisasian kelompok.
Kiprah UGM
Kiprah UGM dalam program IDT salah satunya adalah penelitian tentang “profil organisasi kelompok masyarakat miskin (pokmas) IDT berprestasi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)”. Riset tentang profil pokmas berprestasi tersebut dimaksudkan agar penerima program IDT dapat mencetak prestasi-prestasi sehingga tujuan program IDT untuk mengentaskan masyarakat miskin, kurang mampu, atau tertinggal dapat mencapai hasil sesuai tujuan dari program IDT.
Riset yang telah dilakukan oleh P3PK-UGM terkait profil pokmas berprestasi yang bekerjasama dengan pemerintah daerah tingkat I (DIY) merupakan salah satu bentuk kontribusi dalam penanggulangan kemiskinan melalui analisis dan deskripsi yang lengkap mengenai keberadaan, kemajuan yang dicapai, permasalahan yang dihadapi maupun harapan-harapan yang diinginkan oleh Pokmas. Adapun indikator yang digunakan dalam penelitian pokmas berprestasi meliputi kekompakan kelompok, kedisiplinan kelompok, kedisiplinan anggota, ketepatan usaha bagi anggota, keaktifan pengurus, dan ketertiban administrasi.
Riset IDT
Hasil riset yang telah dilakukan P3PK-UGM terkait program IDT seperti kemajuan yang dicapai pokmas diantaranya:
- faktor-faktor terkait peningkatan pendapatan
- pemanfaatan potensi ekonomi dan pasar
- perkembangan usaha anggota
Keberhasilan program IDT tersebut tidak terlepas dari peran wanita yang juga turut serta berpartisipasi aktif, berusaha dan bekerja keras dalam upaya mewujudkan keberhasilan program IDT.
Temuan permasalahan yang berhasil dihadapi diantaranya adalah penentuan calon penerima dana IDT dan pengelolaan administrasi. Sedangkan permasalahan yang belum berhasil dihadapi misalnya keterbatasan kemampuan anggota dalam memperoleh peluang usaha ekonomi karena terbatasnya pengetahuan dan keterampilan teknis. Usulan dan harapan seperti program pembinaan teknis dari instansi terkait bagi anggota dan pengurus pokmas secara berkelanjutan, supaya menjadi pembelajaran bagi pokmas-pokmas lain untuk meningkatkan capaian program sehingga tujuan program IDT dapat tercapai.
Hasil kajian P3PK-UGM tentang program IDT kala itu menjadi masukan bagi pemerintah untuk memperbaiki serta meningkatkan program IDT baik dari segi kebijakan maupun aspek teknis dan nonteknis. Disamping itu, hasil riset tersebut juga menjadi motivasi baik untuk anggota dan pengurus pokmas satu dengan lainnya untuk saling berbagi pengalaman kepada anggota lainnya. Dari hal itu diharapkan dapat memetik pembelajaran keberhasilan maupun hal-hal yang belum berhasil dilaksanakan untuk meningkatkan target capaian program IDT.