Vaksin ikan yang dikembangkan UGM merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas produksi ikan nasional, sehat dan ber-mortalitas rendah.
Pengembangan vaksin ikan per- tama kali dipelopori oleh Dr. Ir. Kamiso Handoyo Nitimulyo, M.Sc.,. Hal tersebut menandai Ju- rusan Perikanan UGM sebagai in- stitusi di Indonesia pertama yang mengembangkan vaksin ikan. Kere- sahan terhadap masalah penggu- naan bahan kimia dalam upaya pen- gendalian penyakit bakterial budidaya ikan di Indonesia membuat Kamiso dkk aktif dalam melakukan peneli- tian dan pengembangan vaksin ikan. Efek negatif lain yang ditimbulkan dari penggunaan bahan kimia adalah pencemaran lingkungan, residu pada tubuh ikan, dan timbulnya resistensi bakteri. Penelitian vaksin ikan gencar dilakukan sejak tahun 90-an. Salah satu vaksin ikan yang mulai dikem- bangkan adalah vaksin Aeromonas hydrophyla.
Upaya peningkatan produksi ikan nasional melalui pemanfaatan vaksin juga telah dilakukan UGM yang bek- erja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Ke- menterian Riset dan Teknologi. Mel- alui kerjasama tersebut, tahun 2004 Vaksin Vibrio mulai dikembangkan. Pengembangan vaksin Vibrio sebagai untuk menanggulangi Vibriosis pada ikan kerapu. Pengembangan Vaksin Vibrio yang dikoordinatori oleh Prof. Kamiso merupakan upaya untuk memproduksi ikan berkualitas, sehat dan ber-mortalitas rendah. Selain Dr. Ir. Kamiso Handoyo Nitimulyo, M.Sc., Dr. Ir. Triyanto, M.Sc., dan Dr. Ir. Alim Isnansetyo, M.Sc. juga terlibat terli- bat dalam melakukan penelitian dan pengembangan vaksin ikan vibrio.
Selain itu, pengembangan vaksin ikan UGM tersebut juga bek- erja sama dengan balai penelitian dan pengembangan Kementerian Kelau- tan dan Perikanan. Vaksin yang telah dikembangkan salah satunya Vaksin Polivalen Vibrio mendapatkan paten pada tahun 2010. Paten Vaksin Poliva- len Vibrio terdaftar dengan No ID P0026256 yang bekerja sama den- gan PT. Caprifarmindo Laboratories, yang merupakan anak perusahaan PT. Sanbe Farma bekerja sama dengan Direktorat Kesehatan Ikan dan Ling- kungan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sejak tanggal 17 Juni 2013. Paten Vaksin Polivalen Vibrio ini merupakan paten vaksin ikan perta- ma di Indonesia. Vaksin tersebut juga digunakan dalam program Gerakan Nasional Vaksinasi Ikan (GERVIKAN). Produksi vaksin tersebut kemudian dipasarkan ke seluruh wilayah Indo- nesia.
Vaksin polivalen vibrio yang telah dipatenkan (Dok. UGM)
Disisi lain penelitian dalam bi- dang perikanan berupa pengemban- gan nila merah unggul, Nilasa, ber- hasil dilakukan oleh UGM. Kegiatan pemuliaan nila merah, Nilasa, dimulai sejak tahun 2004 di bawah pimpinan Prof. Dr. Ir. Rustadi, M.Sc yang bek- erja sama dengan Dinas Perikanan dan Kelautan DIY. Penelitian terse- but menghasilkan varietas ikan yang memiliki performa pertumbuhan an- tar generasi yang cepat, laju sintasan, dan rasio konversi pakan yang ren- dah, karakter terhadap lingkungan dan penyakit dressing percentage dan nilai gizi daging yang tinggi. Va- rietas tersebut berhasil dilepas pada tahun 2012 dengan Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI nomor KEP.47/MEN/2012 pada tanggal 27 Desember 2012.
Penelitian dan pengembangan vak- sin vibrio yang telah dilakukan UGM, pengembangan nila unggul Nilasa, dan sejumlah penelitian dan pengembangan terkait ekosistem laut merupakan upaya UGM dalam memberikan sumbangsih kepada bangsa dan dunia ilmu pengetahuan dalam bentuk sumber daya manu- sia dan pengembangan ilmu peng- etahuan dan teknologi. Hal itu juga merupakan bentuk kontribusi UGM dalam mendukung tujuan pemban- gunan berkelanjutan.