Letak geografis Indonesia, menjadikan negara ini memiliki potensi bencana yang besar, kebutuhan pengungsi yang dinamis menjadi salah satu fokus utama. Secara sosial, masyarakat Indonesia memiliki kebudayaan gotong royong untuk mempercepat distribusi bantuan bagi pengungsi sekalgus pembaharuan informasi kebencanaan saat dibutuhkan.
Gotro merupakan nama aplikasi untuk sistem informasi kebencanaan milik Pusat Studi Bencana (PSBA) UGM hasil kerja sama dengan Laboratorium Geomorfologi Lingkungan dan Mitigasi Bencana Fakultas Geografi UGM. Nama Gotro diambil dari istilah Gotong Royong, sebagai cerminan budaya Bangsa Indonesia yang saling tolong menolong dan bekerja sama dalam mengerjakan suatu urusan. Aplikasi mobile Gotro (Gotong Royong) diluncurkan pada Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Ahli Bencana ke-5 di Padang pada Mei 2018 oleh tim PSBA, aplikasi ini mampu menginformasikan kondisi posko pengungsi korban bencana.
Sosialisasi Gotro dihadiri oleh Kepala PSBA, Dr.rer.nat Djati Mardiatno, M.Si. , Kepala Laboratorium GLMB sekaligus CEO Gotro Dr.rer.nat. Muhammad Anggri Setiawan, M.Si. , 6 mahasiswa Magister Manajemen Bencana dan pegawai BAPPEDA Kulon Progo. (sumber: gel.geo.ugm. ac.id)
Latar belakang pembuatan aplikasi kebencanaan ini ialah informasi kebencanaan berfokus pada korban, sedangkan informasi tentang pengungsi belum tersampaikan secara maksimal, padahal kebutuhan para pengungsi sangat dinamis, terkadang kebutuhan pengungsi belum dapat terpenuhi sepenuhnya dari ketersediaan logistik yang ada. Aplikasi Gotro berisikan berbagai informasi terkait perkembangan kondisi posko pengungsian korban bencana. Informasi yang bisa didapatkan berupa informasi pengungsi meliputi usia, jenis kelamin, kondisi, dan jumlah pengungsi. Selain itu, juga berisikan informasi, seperti kebutuhan logistik, tenaga kesehatan dan psikolog, serta menu donasi. Sehingga dengan aplikasi ini masyarakat yang bermaksud membantu lokasi bencana dapat mengetahui prosedur pendistribusian logistik bagi para pengungsi untuk mendukung manajemen tanggap darurat berbasis masyarakat yang lebih efektif dan efisien. Apliaksi yang cukup komperhensif ini tidak lepas dari tantangan, utamanya aplikasi ini harus dapat bekerja pada skala nasional, tetapi tetap mampu memberikan informasi yang detail terhadap dinamika pengungsi di setiap posko bencana.
Sejak awal dikembangkan di tahun 2018, Gotro memiliki tiga sub sistem, yakni Gotro Relawan, Admin, dan Gotro Masyarakat. Cara kerja aplikasi ini dimulai dari pemutakhiran laporan kondisi posko bencana dari relawan melalui aplikasi Gotro Relawan yang sudah terverifikasi oleh sistem admin, pada sub sistem ini ditampilkan foto-foto kejadian bencana hasil unggahan relawan, pengungsi, serta informasi korban meninggal dunia dan luka-luka. Berikutnya, masyarakat yang telah menginstal aplikasi ini akan memperoleh notifikasi dan bisa memilih jenis serta jumlah bantuan yang akan dikirim. Jenis bantuan dapat berupa barang-barang kebutuhan pengungsi maupun dana sosial merujuk pada daftar kebutuhan di setiap posko dan dana sosial. Masyarakat yang akan memberikan bantuan juga akan diverifikasi terlebih dahulu oleh admin.
Melalui aplikasi Gotro, masyarakat dapat mengurutkan informasi kebencanaan berdasarkan bencana terbaru, terdekat, maupun spesifik pada kota yang terdampak. Aplikasi ini juga memungkinkan adanya pilihan penambahan titik posko sesuai kondisi di lapangan. Hal ini sangat memungkinkan karena aplikasi ini bisa didapatkan di perangkat telepon pintar berbasis android yang relative lebih banyak digunakan oleh penduduk Indonesia.
Hingga saat ini tim PSBA melakukan pengembangan program dan rencana menggandeng kerja sama dengan ekspedisi dan bank untuk pengiriman barang dan transfer dana. Hal ini sangat dibutuhkan agar proses distribusi bantuan hingga ke pengungsi dapat dilakukan secara bertanggung jawab. Ke depannya diharpkan aplikasi ini dapat lebih disempurnakan agar bisa menjadi salah satu instrumen dalam standar operasional prosedur pendistribusian logistik dan manajemen tanggap darurat bencana di Indonesia.
Guna menyempurnakan aplikasi tersebut, seperti Sosialisasi dan pengenalan GOTRO, Simulasi penggunaan Gotro dan masukan terhadap pengembangan aplikasi Gotro aktif dilakukan. Pada Oktober 2018, PSBA bersama laboratorium Geomorfologi Lingkungan dan Mitigasi Bencana Fakultas Geografi UGM melakukan sosialisasi ke BAPPEDA Kulon Progo tentang Mitigasi Bencana melalui sistem informasi dan aplikasi melalui GOTRO, aplikasi seluler interaktif dalam manajemen tanggap darurat. Sebagai tindak lanjut dari pertemuan ini akan dilakukan ujicoba sekaligus langkah persiapan mitigasi bencana di Kulon Progo yang akan melibatkan pengguna aplikasi diantaranya TRC dan Tagana serta perwakilan dari setiap desa di Kulon Progo. PSBA UGM bersama BPBD akan melakukan penyiapan dan pendampingan SDM di Kulon Progo untuk memanfaatkan aplikasi Gotro ini. Kulon Progo akan menjadi pilot project pengembangan aplikasi Gotro yang dapat dimanfaatkan di seluruh Indonesia. Aplikasi ini merupakan salah satu wujud dari Tri Dharma Perguruan Tinggi UGM.