Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKNPPM) merupakan program UGM yang telah dimulai lebih dari setengah abad lalu sejalan dengan tujuan SDGs ke-4 yakni memastikan pendidikan berkualitas inklusif dan adil dan mempromosikan kesempatan belajar seumur hidup untuk semua.
Kuliah Kerja Nyata kini menjadi fase yang ditunggu oleh mahasiswa sebagai bentuk pengabdian nyata kepada masyarakat. Namun belum banyak yang mengetahui bahwa istilah yang sering disebut KKN ini bermula dari program Pengerahan Tenaga Mahasiswa (PTM) yang diinisiasi oleh alm. Prof. Koesnadi Hardjasoemantri (mantan Rektor UGM). Program yang berlangsung tahun 1951 s.d. 1962 ini dilatarbelakangi kurangnya pengajar di Indonesia, kemudian program PTM menjadi cikal bakal tumbuh dan berkembangnya ribuan SMA dan memicu berdirinya perguruan tinggi negeri di beberapa kota di Indonesia .
Bermula di tahun 1950, saat Indonesia yang sebelumnya berbentuk RIS, kembali menjadi NKRI. Di masa itu harapan rakyat untuk hidup merdeka dan bangkit begitu besar, salah satunya harapan untuk mengenyam pendidikan oleh seluruh lapisan masyarakat. Akan tetapi, harapan tersebut sulit diwujudkan, karena pemerintah belum memiliki cukup guru. Alasannya antara lain jumlahnya yang masih terbatas, serta banyak guru yang gugur dalam mempertahankan kemerdekaan RI sebelum tahun 1945.
Untuk memenuhi kebutuhan guru inilah, pada tahun 1951 UGM mulai menerjunkan delapan mahasiswa yang diberi tugas untuk mengajar dan mendirikan sekolah lanjutan tingkat atas (SMA) di sejumlah kota di luar pulau Jawa. Kemudian, pada tahun 1952 UGM kembali memberangkatkan 16 mahasiswa. Meskipun di tahun 1956 terdapat gerakan separatis PRRI-Parmesta dan menyebabkan tiga mahasiswa PTM UGM yang bertugas di Gorontalo gugur ketika menggabungkan diri dengan pasukan gerilya, namun hal ini tidak mengurangi semangat PTM, bahkan semangat juang kian menyala, terbukti di tahun 1960 di luar pulau Jawa tercatat terdapat 135 sekolah lanjutan tingkat atas baru, serta 25 sekolah yang hampir tutup menjadi bangkit kembali.
Bersamaan dengan dibukanya Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) di Yogyakarta tahun 1962, program PTM berakhir dengan diterjunkannya 36 mahasiswa, sampai di tahap terakhir ini maka jumlah mahasiswa UGM yang mengikuti Program PTM secara keseluruhan sebanyak 1107 mahasiswa. PTM UGM juga menginspirasi mahasiswa dari universitas lain untuk melakukan hal serupa, menjadi pengajar di daerah. Sampai berakhirnya program ini pada tahun 1964, sebanyak 225 mahasiswa dari kampus lain turut berpartisipasi mengembangkan pendidikan Indonesia.
Meskipun di tahun 1962 PTM berakhir, UGM tetap melakukan pengabdian kepada masyarakat sekaligus membuat embrio baru KKN yang le-bih baik. Tahun 1964 pengabdian pada masyarakat yang dilakukan oleh Mahasiswa UGM terus berlanjut dengan pembagian pada empat bidang yakni bidang kesehatan, keteknikan, pertanian dan pendidikan. Hingga di tahun 1972 lahir istilah Kuliah Kerja Nyata dalam seminar pendahuluan dari
Seminar Internasional Study-Service Activites in Indonesia tanggal 17-18 November 1972, pada masa ini fokus utama KKN adalah membangun jiwa mahasiswa untuk mengabdi kepada bangsa dan negara sebagai perwujudan cinta tanah air. Sejak tahun 1979 KKN bersifat wajib bagi mahasiswa di seluruh fakultas di UGM bersamaan dengan dikeluarkannya SK Rektor No. 17 tahun 1979, tanggal 6 Juni 1979.
Peresmian Instalasi Air Bersih hasil karya Mahasiswa KKN UGM Unit Prembun-Kebumen 1996 (sumber: ugm.ac.id)
Pada awal diberlakukannya SK Rektor di atas, KKN dilaksanakan terbatas di Pulau Jawa, baru pada tahun 1990 KKN UGM berkembang ke Lampung, diikuti Kalimantan di tahun 1992. Kini setelah lebih dari 50 tahun PTM diinisiasi, KKN-PPM UGM telah menyebar ke berbagai desa bahkan daerah terdepan, tertinggal, dan terpencil di seluruh Indonesia dengan jumlah mencapai puluhan ribu.
Seiring dengan perkembangan dan kebutuhan zaman, UGM merubah paradigma pembangunan (development) menjadi paradigma pemberdayaan (empowerment) di dalam pelaksanaan KKN sehingga kegiatan tersebut menjadi lebih kontekstual. Berdasarkan paradigma pemberdayaan tersebut maka di tahun 2006 kegiatan KKN diubah namanya menjadi KKN PPM (kuliah kerja nyata pembelajaran pemberdayaan masyarakat). Setahun kemudian, beberapa universitas di luar negeri tertarik dengan program KKNPPM UGM dan berencana mengadopsi Program ini, diantaranya adalah Adger Collage University (Norwegia), Hanseo University dan Seoul Women University (Korea Selatan), Hiroshima Economic University dan Kyushu University (Jepang). Mahasiswa dari 5 perguruan tinggi tersebut telah diikutkan dalam program KKN-PPM UGM, di tahun yang sama pula UGM bergabung dengan Regional Center of Expertise (RCE), sekaligus mendapat kepercayaan dari UNESCO untuk menjadi pusat dari RCE, sebuah jaringan aktivitas lokal di berbagai daerah/kota di dunia yang mengkampanyekan pendidikan tentang pembangunan berkelanjutan.
Tim KKN-PPM Biak membentuk kembali Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) “Manikersi”, menjadikannya Pokdarwis pertama di Kabupaten Biak Numfor serta mewujudkan Samberpasi sebagai Kampung Wisata (Agustus, 2019) (sumber: ugm.ac.id)
Program UGM yang telah dimulai lebih dari setengah abad lalu sejalan dengan tujuan SDGs ke-4 yakni memastikan pendidikan berkualitas inklusif dan adil dan mempromosikan kesempatan belajar seumur hidup untuk semua.