Sebagai bentuk komitmen dalam mendukung pencapaian SDGs (Sustainable Development Goals) melalui implementasi ESD (Education for Sustainable Development), Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Gadjah Mada selaku koordinator RCE Yogyakarta mendapat kesempatan untuk menghadiri 1st ICTeEfS Managerial Meeting & Training Workshop yang bertemakan ICT-Enabled In-Service Training of Teacher to Address Education for Sustainability, di Johor, Malaysia. Pertemuan yang dilaksanakan mulai tanggal 4 hingga 7 Juli tersebut merupakan pertemuan lanjutan dari ICTeEfS-Erasmus+ Capacity Building for Higher Education Consortium Meeting yang dilaksanakan 4 bulan sebelumnya sebagai bentuk koordinasi awal di Nikosia, Cyprus. Selain Frederick University yang menjadi koordinator program, pertemuan ini juga dihadiri oleh 8 universitas lain yang berasal dari Indonesia, Malaysia, Yunani, dan Vietnam.
Tema besar dari kegiatan ini adalah ICT-enabled In Service Training of Teachers to Address Education for Sustainability (ICTeEfS) yakni Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam rangka mendukung Pendidikan untuk Pembangunan yang Berkelanjutan (Education for Sustainable Development). Kegiatan ICTeEfS ini merupakan program untuk mengkontekstualisasikan TIK dalam Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan demi mengisi kesenjangan yang menghambat kebijakan-kebijakan dalam membangun masyarakat yang berkelanjutan baik secara lokal maupun nasional. Untuk itulah, universitas-universitas berbasis pendidikan seperti Universiti Teknologi Malaysia, University of Crete, Universiti Sains Malaysia, Open University Malaysia, Universitas Pendidikan Indonesia, University of Social Sciences and Humanities Vietnam, International University Vietnam, dan RCE Creete menjadi sasaran dalam kegiatan ini. Mereka diharapkan dapat berperan besar dalam menyisipkan tema-tema pendidkan tentang pembangunan berkelanjutan pada mata kuliah yang berkaitan melalui metodologi pengajaran dan kurikulum yang berlaku. Harapannya, hal ini dapat mengisi kesenjangan antara pengetahuan yang telah didapatkan oleh siswa di sekolah dengan masalah yang mereka hadapi kehidupan yang nyata.
Prof. Irfan Dwidya Prijambada selaku koordinator RCE Yogyakarta mengatakan, “Ini merupakan salah satu upaya UGM dalam mempromosikan pembangunan berkelanjutan melalui intervensi pendidikan. Intervensi ini dilakukan dengan pengembangan pendidikan dan pembelajaran berbasis ESD untuk semua jenjang pendidikan , dalam hal ini khususnya adalah sekolah menengah.” Beliau meyakini, pendidikan dan pembelajaran merupakan sarana strategis untuk memberikan pengetahuan, kesadaran, dan kemampuan, sekaligus dapat memperbaiki perilaku peserta didik ke arah sustainability. “Jadi, untuk mempermudah dan mempercepat pelaksanaannya diperlukan pelatihan dan pendampingan-pengembangan program atau metode pembelajaran berbasis ESD, yang salah satunya adalah penguasaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sebagai penunjangnya.”, tambahnya.
Selain RCE Yogyakarta, tim UGM terdiri dari perwakilan beberapa fakultas yang sudah dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa mayoritas mahasiswanya akan menjadi guru di masa depan seperti Fakultas Biologi, Fakultas MIPA, Fakultas Ilmu Budaya, dan Sekolah Vokasi. Selain itu, Pusat Inovasi dan Kajian Akademik UGM (PIKA) juga tidak luput menjadi bagian dari kegiatan ICTeEfS ini yang diwakili langsung oleh direkturnya yakni Dr. Hatma Suryatmojo, M.Si. sebagai bentuk dukungan PIKA terhadap implementasi ESD berbasis ICT di UGM.