Pada dekade ini, pertumbuhan polulasi yang melebihi kapasitas daya dukung bumi berdampak pada kualitas lingkungan menurun. Hal ini ditandai dengan bencana alam, perubahan iklim, kekeringan berkepanjangan, banjir yang meluas, dan masalah lainnya yang terjadi sebagai akibat dari ulah manusia yang menyimpang dari sistem daur alam. Masalah-masalah lingkungan tersebut berakibat pada menurunnya kualitas sumber daya pangan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial. Sebagai usaha untuk mengurangi dampak lingkungan yang ditimbulkan, diperlukan pemikiran bahwa pemenuhan kebutuhan hidup untuk saat ini tidak menurunkan kualitas sumber daya yang akan digunakan untuk mencukupi generasi akan datang.
Pendidikan tinggi merupakan pusat informasi dan tempat pembelajaran baik bagi mahasiswa maupun masyarakat menjadi simpul dalam penyelesaian berbagai permasalahan yang timbul di masyarakat Usaha-usaha tersebut melalui mengubah pola pikir dan perilaku masyarakat untuk meninimalkan perilaku yang merusak serta memulai mengembangkan kesadaran, kemampuan dan kemauan untuk memperbaiki kondisi ‘unsustainable’menjadi ‘sustainable’ perlu dilakukan. Metode tersebut tertuang dalam konsep Education for Sustainable Development (ESD), metode pembelajaran yang diperlukan untuk pemecahan masalah tersebut diatas yang dapat dilakukan melalui pendidikan formal, informal dan non formal untuk memberikan pengetahuan, kesadaran, dan kemampuan serta sekaligus dapat memperbaiki perilaku kearah ‘sustainability’.
Untuk itu, UGM sebagai lembaga pendidikan tinggi yang memiliki sumberdaya keilmuwan dan profesional bertugas untuk mendorong, mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebar-luaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (IPTEKS) berbasis ESD melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. UGM diharapkan menjadi pioneer dalam implementasi ESD di Indonesia dengan menyebarluaskan konsep tersebut di masyarakat, baik dalam lingkup komunitas masyarakat maupun dalam tingkatan penentu kebijakan.
Pada hari Selasa tanggal 29 Maret 2016 UGM mengadakan sarasehan ESD di Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT), dikoordinasi oleh RCE Yogyakarta dengan tujuan berbagi dan dialog antar pemerhati dan pelaku implementasi ESD UGM dalam pengembangan dan implementasi ESD. Kegiatan ini diawali dengan kunjungan peserta di PIAT untuk mengenal kegiatan berbasis ESD di PIAT, dibuka oleh Direktur Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat Prof. Ir. Irfan D. Prijambada, M.Eng., PhD dan diikuti arahan pengembangan ESD di UGM oleh Prof. Dr. Suratman, M.Sc, Pengembangan Green Campus UGM oleh Muhammad Sulaiman, S.T., M.T., D.Eng. serta pengalaman implementasi ESD oleh Prof. Dr. Ir. Cahyono Agus, D. K., M.Agr.Sc. , Ir. Darmanto, Dip.HE., M.Sc. , Prof. Dr. Tina Afiatin, M.Si. , Dr. Retno Peni Sancayaningsih, M.Sc. dan PIAT yang diwakili oleh Chandra Wahyu Purnomo, S.T., M.E., M.Eng., D.Eng.
Saat ini, UGM berupaya untuk mendukung dan melakukan aksi menuju bumi biru rahayu, yaitu dengan menjaga lingkungan tetap asri, langit dan laut tetap biru dengan pola “Hamemayu Hayuning Bawana”, ilmu harus terus berjalan (diajarkan) dan terus berkembang. Implementasi konsep ESD di UGM juga dimulai dengan redesain kurikulum pembelajaran dan pembentukan roadmap SDGs kampus. UGM dengan konsep locally rootted menuju globally respected perlu dikembangkan lebih lanjut. Sinergi pengembangan ESD di UGM melalui pendekatan networking baik tingkat lokal maupun internasional. Saat ini UGM sedang dalam proses pengembangan fasilitas pembelajaran dan riset multidisiplin dengan pengembangan kawasan terpadu baik UGM, UNY dan kampus sekitar untuk mendukung pengembangan wilayah yang berkelanjutan berbasis atribut kota yang hijau dan lestari.
Kegiatan sarasehan ini dilanjutkan dengan penerapan dan implementasi ESD di masyarakat yang sebagian pelaksananya mendapatkan pendanaan dari Hibah ESD bagi Masyarakat yang dikelola oleh Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat.