Kamis, 28 Mei 2015, Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat UGM bekerjasama dengan BNI mengadakan kegiatan Workshop Pendampingan UMKM dengan tema “Strategi Pemasaran UMKM Untuk Mendukung Kesiapan Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN”. Acara ini diadakan di Ruang Sidang Utama LPPM UGM, Gedung Pusat UGM Lantai 3 Sayap Selatan. Kegiatan ini dihadiri oleh para pelaku UMKM dari berbagai sektor industri, perdagangan dan jasa di wilayah DIY. Acara ini dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Pengabdian kepada Masyarakat Prof. Dr . Suratman, M.Sc. Dalam sambutan beliau memaparkan bahwa kekuatan UMKM ditakuti oleh negara besar karena kekuatan pada etos kerja dan kegotongroyongan UMKM. UMKM juga merupakan spirit nusantara, yang akan melindungi produk kita. Selain itu, UMKM harus bisa menggunakan sistem keuangan yang baik berbasis perbankan.
Pada sesi pertama, materi diisi oleh Hj. Noor Liesnani Pamella sebagai pemilik dan General Manager Pamella Swalayan. Beliaumemaparkan bahwa UMKM merupakan ujung tombak perekonomian. Permasalahannya yaitu kurangnya modal, kesulitan pemasaran, persaingan yang ketat, kesulitan bahan baku, dan lainnya. Pemasaran memang menjadi pokok permasalahan, namun jika kita mengetahui keinginan dan kebutuhan konsumen maka pemasaran akan menjadi mudah. Sementara persaingan yang ketat bisa diatasi dengan peningkatan kreatifitas produk. UMKM merupakan usaha yang mampu bersaing di saat krisis, karena harga yang ditawarkan biasanya terjangkau oleh masyarakat.
Sesi kedua diisi oleh Amir Panzuri, S.S. selaku Ketua APIKRI (Asosiasi Pengembangan Kerajinan Rakyat Indonesia). Beliau memaparkan bahwa saat ini tidak ada lagi pasar dalam negeri atau luar negeri yang ada hanyalah pasar global dan Indonesia merupakan pangsa pasar terbesar. Peluang ekspor menjadi sangat terbuka tetapipatut dipenuhi dan dipahami regulasi negara tujuanagar mudah dalam pelaksanaannya. Selain itu, perlu adanya perubahan cara pandang masyarakat atas kegiatan perekonomian yang berdampak terhadap kehidupan, konteksnya tidak hanya menjual produk tetapi customer education sehingga kita mampu bersaing dengan produk negara lain terkait dengan implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Sesi ketiga diisi oleh RR. Rahayu Sri Lestari, S.E., M.M. selaku Kabid Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Koperasi DIY. Dalam pemaparannya disebutkan bahwa pemerintah memiliki kebijakan-kebijakan yang mendorong ekspor. Adanya pembinaan UMKM dari semua stakeholder yang ada, terbukti bahwa usaha UMKM berkembang menjadi semakin besar. Namun, pelaku ekspor Indonesia masih sangat sedikit sehingga hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi para pelaku UMKM sekarang ini. Sehingga perlu dilakukan pengembangan teknologi serta jaringan pemasaran, peningkatan produksi dan promosi, serta peningkatan kualitas SDM untuk mendorong terjadinya peningkatan ekspor.
Semoga dengan adanya kegiatan workshop ini, dapat menambah keterampilan teknis pelaku UMKM serta mampu mengembangkan jaringan pemasaran di antara mereka. Dengan adanya kesiapan dan pemahaman pelaku UMKM mengenai pasar, maka diharapkan produk-produk UMKM Indonesia mampu bersaing dengan produk-produk dari negara lain di Asia Tenggara dalam implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di akhir tahun 2015 ini.
(Prayudhi Kurniawan)