Perubahan Iklim menjadi masalah yang krusial dan saat ini penduduk Bumi berada pada saat yang kritis, dari pergeseran pola cuaca yang mengancam produksi pangan, hingga naiknya permukaan laut.
Perubahan iklim merupakan isu yang mendunia, dan banyak negara menjadikannya prioritas pembangunan. Upaya memperlambat perubahan cuaca memerlukan komitmen bersama dari seluruh penduduk Bumi, komitmen ini perlu didukung langkah riil di lapangan. Salah satu upaya yang ditawarkan UGM di tahun 2011 adalah konsep mitigasi dan adaptasi perubahan iklim berbasis komunitas.
Fakultas Geografi UGM menginisiasi konsep mitigasi dan adaptasi perubahan iklim berbasis komunitas ini. Pada tahun 2011, Fakultas Geografi UGM menggandeng sembilan universitas dari lima negara seperti Erasmus University Rotterdam, Ca’ Foscari University of Venice, Soegijapranata Catholic University of Semarang dan The University of Witwatersrand South Africa dalam Conference Erasmus Mundus Programme on “LEAN CC-Linking European, African and Asian Academic Networks on Climate Change”. Acara yang membahas perubahan iklim ini dilaksanakan di gedung MSK Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan (PSKK) Universitas Gadjah Mada.
Perubahan iklim telah menyebabkan terjadinya kenaikan air laut dan dapat menyebabkan abrasi. Sebagai turunannya abrasi dapat menyebabkan adanya bencana dan kerusakan baik infrastruktur, budaya maupun sarana dan prasarana. Lebih jauh, dampak dari kenaikan permukaan air laut ialah ancaman pulau-pulau yang tenggelam/hilang. Di dunia, perubahan cuaca menyebabkan Thailand mengalami banjir bandang serta bencana kelaparan di Sudan. Perubahan iklim juga mengancam ketersediaan pangan, dimungkinkan terjadi perubahan lahan hutan ke pertanian pangan.
Indonesia merupakan salah satu negarai Asia yang memiliki fungsi untuk menjaga suhu dunia lewat hutan tropis yang dimilikinya, di benua lain Hutan Amazon misalnya, sayangnya hutan inipun terbakar di pertengahan Agustus 2019. Saat ini riuh kembali dikampanyekan menjaga kelestarian hutan karena hutan tropis mampu memperlambat perubahan iklim.
Di Conference Erasmus Mundus Programme on “LEAN CC-Linking European, African and Asian Academic Networks on Climate Change” ini dibangun jaringan di tingkat ASEAN dalam menghadapi perubahan iklim. Pertemuan ini diharapkan bisa memperkuat kerja sama dalam mengelola isu perubahan iklim. UGM sendiri menawarkan konsep mitigasi dan adaptasi perubahan iklim berbasis komunitas yang erat dengan budaya gotong royong. Sebagai contoh masyarakat Indonesia di pesisir memiliki kemampuan psikologis dalam menghadapi bencana, apabila rumah kebanjiran maka beradaptasi dengan meninggikan tanggul atau pondasi rumah, seperti di pesisir Semarang. Di sisi lain, di luar negeri sistem asuransi berjalan dan mengganti semua kerugian karena bencana.
Februari 2017, dua mahasiswa Geografi, Psikologi dan Seklah Vokasi mengikuti kegiatan Cibodas Biosphere Reserves oleh UNESCO, UNITAR, UN CC: Learn dan The Climate Reality Project Indonesia dan melakukan kegiatan peer education forum, disability for climate change, climate campaign, dan community program berbasis isu perubahan iklim selama 3 bulan dan menjadi juara Team of The Year. Disusul dengan keikutsertaan mahasiswa Fakultas Geografi UGM menjadi delegasi Indonesia dalam forum Tribal Climate Camp 2017 di Washington, Amerika Serikat pada 30 Juli-7 Agustus 2017. Pada kesempatan tersebut mahasiswa Fakultas Geografi memaparkan strategi sosial media dalam kampanye iklim, serta hilirisasi riset dan pengembangan komunitas berketahanan iklim dari bencana frost di Dataran Tinggi Dieng yang sekaligus merupakan proyek PKM Departemen Geografi Lingkungan di bawah bimbingan Dr.Emilya Nurjani, M.Si.
Selain menawarkan konsep mitigasi berbasis komunitas, UGM sendiri sudah memiliki kegiatan terkait bencana, yakni membangun ketahanan dan kewaspadaan masyarakat dalam menanggapi isu perubahan iklim melalui kegiatan KKN bertematik dan melalui program pengabdian yang dikemas dalam skema Education for Sustainable Development di tahun 2018.
Mahasiswa Fakultas Geografi UGM sebagai Team of The Year dalam Cibodas Biosphere Reserves oleh UNESCO, UNITAR, UN CC: Learn dan The Climate Reality Project Indonesia (Sumber: ugm.ac.id)
Fakultas Biologi UGM memberikan pembinaan dan pembekalan bagi generasi muda di Gunungkidul untuk mengenal alam dengan memanfaatkan teknologi gadget misalnya mengukur kelembaban tanah, siswa melakukannya dengan menggunakan sensor yang dikoneksikan dengan Arduino untuk mengamati secara real-time kandungan air dalam tanah.
Project-based learning Fakultas Biologi UGM kepada Guru dan Siswa di Kabupaten Gunungkidul untuk meningkatkan kepedulian generasi Z pada lingkungan (Sumber: ugm.ac.id)