Pagilaran berhasil memperoleh penghargaan “America Award” pada tahun 1986. Sebagai perkebunan milik perguruan tinggi, PT. Pagilaran memiliki misi bisnis dan tridharma perguruan tinggi, yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Pada tanggal 8 Februari 1964 Pemerintah memberikan hak usaha kepada UGM atas Perkebunan Teh Pagilaran di daerah Pekalongan seluas 1.311 ha selama 25 tahun dengan surat keputusan Menteri Pertanian dan Agraria No. SK II/6/Ka/64. Perkebuan yang terletak di wilayah Blado, Kawedanan Bante, Kabupaten Pekalongan ini diserahkan dengan hak guna dan dikepalai oleh Dekan Fakultas Pertanian. Jumlah pegawai, pekerja, dan staf perkebunan ketika itu sebanyak 1.159 orang.
Pengelolaan PT. Pagilaran terus mengalami perkembangan dan berhasil memperoleh penghargaan “America Award” pada tahun 1986. Komoditas perkebunan PT. Pagilaran meliputi teh, kakao, kopi, cengkih, dan kina. Sebagai perkebunan milik perguruan tinggi, PT. Pagilaran memiliki misi bisnis dan tridharma perguruan tinggi (pendidikan, penelitian, dan pengabdian).
Kawasaki Kiko, Kerjasama Pengembangan Mesin Black Tea
Misi tridharma diwujudkan dalam bentuk penyediaan fasilitas fisik dan non-fisik bagi para siswa, mahasiswa, dan dosen. Sedangkan pengabdian kepada masyarakat diwujudkan dalam bentuk pembinaan dan pendampingan masyarakat terutama petani teh dan petani kakao. Pada tahun 2009, pengabdian ini meluas pada pemberdayaan masyarakat berbasis potensi sumber daya lokal dalam berbagai bidang yang dikemas dalam program CSR (Corporate Social Responsibility).
Produk Unggulan, Kakao dan Teh
Kakao merupakan salah satu komoditas unggulan di Indonesia yang mendukung terwujudnya program pembangunan pertanian, khususnya dalam penyedia lapangan kerja, mendorong pengembangan wilayah, meningkatkan kesejahteraan petani, dan meningkatkan devisa negara sebagai produk pertanian.
Penanaman kakao yang berlokasi di Unit Produksi Segayung Utara, Batang ditanam pada tahun 1979/1980. Selain di Batang, kakao juga di tanam di Unit Produksi Samigaluh, Kulonprogo dengan varietas kakao lindak (bulk) biji F-2. Penanaman kakao dilakukan dengan monokultur dan tumpangsari. Selama dikembangkan, produksi kakao diteliti untuk menciptakan klon unggul. Seiring dengan perkembanan teknologi pembibitan SE (somatic embryogenesis), PT. Pagilaran membuat kebun pengujian tanaman di Segayung Utara dan Samigaluh.
Kegiatan pemuliaan tanaman teh juga dilakukan untuk menghasilkan klon-klon unggul yang siap dilepas, seperti PGL1 (SKM118×CIN143), PGL3 (PS1×KIARA8), PGL4 (PS1×TRI2025), PGL7 (TRI2025×PS1), PGL10 (TRI2025×PS1), PGL11 (TRI2025×KIARA8), PGL12 (TRI2025×PS1), PGL15 (TRI2025×CIN143), dan PGL17 (PS1×TRI2025).
Pengembangan pada klon PGL3, PGL4, PGL10, PGL12 dan PGL 15 diakukan sejak tahun 1970an. Kelima klon ini memiliki ketahanan yang tinggi terhadap esmpoasca (sejenis serangga), serta memiliki produksi dan stabilitas tinggi. PT. Pagilaran juga mengembangkan kebun induk poliklonal berlokasi di Blok Batur, Afdeling, Pagilaran seluas 2,5 ha. Terdapat 7 klon perdu teh, yakni Malabar-2 (Mal-2), Suka Ati-40 (SA-40), Tea Research Institute-25 (TRI-25), Pasir Sarongge-1 (PS-1), Kiara-8, Cinyuruan-143 (Cin-143), dan Sukamaju-118 (Skm-118).
Tujuan pembuatan kebun ini disamping sebagai penghasil biji, juga sebagai sumber bunga (tetua) untuk dapat disilangkan secara buatan dan alami guna pengembangan klon-klon baru. Klon-klon baru ini telah dikaji banyak mahasiswa/dosen dan menghasilkan sejumlah skripsi/tesis/publikasi.
Perkebunan Inti Rakyat
Sejak tahun 1984 pengembangan PIR lokal teh dilakukan hingga mencapai tahapan konkret yang meliputi Kabupaten Batang, Pekalongan, Banjarnegara, dan Kulonprogo. PT. Pagilaran kemudian bekerja sama dengan pemerintah membuka lahan teh rakyat (plasma). Kegiatan ini memberi keuntungan, (1) kesempatan pengabdian perusahaan dalam program pembangunan nasional, (2) perluasan usaha untuk kestabilan dan kelestarian perusahaan, (3) lahan penelitian untuk menyempurnakan konsep pembangunan perkebunan rakyat, (4) memberikan keuntungan moril maupun materiil bagi Pagilaran, (5) sarana efektif hubungan dengan rakyat dan daerah.
PT.Pagilaran bersama dengan Yayasan Unilever Peduli membantu intensifikasi teh di kebun petani plasma
Hingga saat ini, PT. Pagilaran tumbuh dan bergerak di bidang perkebunan, perindustrian, perdagangan, dan kosultasi. Sempat mengalami paceklik di tahun 2005, namun kembali bangkit di tahun 2008 dan berhasil memperoleh penghargaan Social Enterpreneurhip Award di tahun 2009. Para peneliti yang didanai oleh Bank Dunia (de Wolf, 2013) membuat laporan bahwa PT. Pagilaran telah berhasil memproduksi bibit untuk kepentingan infilling dengan metode cangkok dan mediseminasi kepada masyarakat petani plasma sebagai solusi rehabilitasi kebun dengan biaya yang lebih murah. Pada tahun 2015 kemarin Unit Produksi Kaliboja PT. Pagilaran mendapatkan sertifikasi Rainforest Alliance.