Setelah tiga tahun sejak konferensi yang terakhir di Cebu, Filipina pada tahun 2018, RCE Global kembali menggelar konferensi ke-12-nya pada 16-18 November 2021 lalu secara daring. Konferensi RCE Global ke-12 kali ini diselenggarakan oleh RCE Skotlandia yang merupakan Pusat Layanan RCE Global dengan mengambil tema “Achieving the Sustainable Development Goals: Action Through Learning in A Time of Global Crisis” atau “Mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan: Aksi dari Pembelajaran Krisis Global”.Konferensi yang diselenggarakan dari hari Selasa hingga Kamis tersebut dihadiri oleh 351 peserta dari seluruh jarring RCE Global untuk mengeksplorasi tindakan melalui pembelajaran di masa krisis global. Selama tiga hari, para peserta mengeksplorasi sub-tema ‘Hati’, ‘Tangan’, dan ‘Kepala’, sebuah konsep oleh polymath dan visioner pendidikan Skotlandia abad ke-19 Sir Patrick Geddes (1854 -1932). Hati bermakna Dunia seperti apa yang kita inginkan? Bagaimana kita melibatkan hati dan pikiran?, kepala bermakna visi, pemikiran, dan refleksi: perencanaan aksi untuk ESD dan SDGs, dan tangan bermakna mewujudkannya dengan mengambil tindakan untuk ESD dan SDGs.
Gambar 1. Direktur UNU-IAS, Prof. Shinobu Yume Yamaguchi saat membuka Konferensi RCE Global ke 12 secara daring
Susunan kegiatan dalam konferensi RCE Global ke-12 terdiri dari pemaparan dari narasumber kunci, diskusi panel, sesi paralel, dan workshop yang memberikan kesempatan bagi jejaring RCE dari seluruh dunia untuk berbagi dan berkolaborasi atas best practices dari masing-masing wilayah. Acara dibuka oleh Direktur UNU-IAS, Prof. Shinobu Yume Yamaguchi. Beliau menyampaikan bahwa jejaring RCE merupakan mekanisme yang kuat untuk menerjemahkan agenda global ke dalam aksi lokal melalui kolaborasi dan kemitraan multi-pemangku kepentingan.
Gambar 2. Nanung Agus Fitriyanto, S.Pt., M.Sc., Ph.D. saat akan memulai presentasi mewakili RCE Yogyakarta dalam sesi paralel Collaborating Online
Dalam kesempatan ini, RCE Yogyakarta mempresentasikan dua topik pada sesi paralel bertopikkan Collaborating Online dan Partnerships for Action. Pada sesi Collaborating Online, RCE Yogyakarta diwakilkan oleh Nanung Agus Fitriyanto, S.Pt., M.Sc., Ph.D. yang merupakan Kepala Sub-Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat UGM dengan mempresentasikan “ICT for Teacher Training to Address Education for Sustainable Development in New Normal Education”. Nanung menyampaikan bahwa ICT for Teacher Training to Address Education for Sustainable Development in New Normal Education merupakan kegiatan kerjsama dengan delapan Institusi Pendidikan Tinggi dari empat negara yang dikoordinatori oleh Prof. Dr. Vassilios Makrakis dari Frederick University. Kegiatan ini berfokus pada pengintegrasian konsep ESD ke dalam kurikulum pembelajaran di sekolah dasar dan menengah dengan memanfaatkan TIK. “Sebenarnya, inisiasi kegiatan ini sudah berawal sejak tahun 2019, dan dalam proses pelaksanaannya, kita dihadapkan dengan pandemi COVID-19 yang mana pemanfaatan TIK-pun bukan lagi sebuah pilihan namun menjadi unsur krusial dalam sistem pendidikan kita.”, ungkapnya.
Gambar. 3 Zuliyati Rohmah, S.Si., M.Si., Ph.D. saat mewakili RCE Yogyakarta dalam sesi paralel Partnerships for Action
Di sesi paralel yang Partnerships for Action, dosen Fakultas Biologi UGM, Zuliyati Rohmah, S.Si., M.Si., Ph.D., berkesempatan untuk memaparkan tentang “Shifting UGM Community Service Activities in Addressing SDGs in the early COVID-19 Pandemic”. Zuliyati menekankan bahwa dengan semangat no one left behind, UGM melalui Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat dan para dosen bersinergi melakukan pengabdian masyarakat dengan kerjasama dari pemerintah, fasilitas kesehatan, anggota parlemen, industri, tokoh masyarakat, Media, dan LSM untuk mengatasi dampak pandemi dalam masayarakat. “Kegiatan pengabdian masyarakat yang UGM lakukan mungkin belum 100% menyelesaikan masalah di masyarakat atau belum bisa mencapai ketujuhbelas goal SDGs. Namun, kami berharap, apapun bentuk pengabdiannya dapat membuat perbedaan dan kontribusi terhadap implementasi SDGs dalam situasi pandemic saat ini.”, tuturnya.
Inti dari kegiatan ini adalah memberikan kesempatan bagi para peserta dari seluruh RCE di dunia untuk bersama-sama berbagi, mengeksplorasi dan membangun pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dalam jaringan untuk membangun kapasitas dan tindakan yang diperlukan dalam mencapai SDGs. Acara ditutup oleh Direktur RCE Skotlandia, Prof. Peter Higgins yang menekankan pada pentingnya berpikir secara global dan bertindak secara lokal dan terlibat dengan inisiatif global. “Dengan belajar bersama dan terhubung di jaringan RCE ini, kita dapat terus berbagi dan saling menginspirasi untuk bersama-sama mewujudkan aksi yang dibutuhkan di masa krisis global seperti ini.”, tutupnya.