Pembangunan bekelanjutan memerlukan gerakan bersamaan di sisi lingkungan, sosial, dan ekonomi. Untuk mendukung pewujudan pembangunan berkelanjutan, UGM berkomitmen memberdayakan kelompok sosial antara lain petani, peternak, dan nelayan.
Permintaan daging dalam negeri diindikasi belum terpenuhi, salah satu akibatnya ialah kualitas pangan yang sangat rendah, industri pangan yang rapuh, serta tingginya ketergantungan terhadap pakan yang berbahan baku impor. Salah satu solusi yang dapat dilakukan ialah penerapan sistem integrasi tanaman ternak dengan melakukan sinergisme yang saling menguntungkan antara petani dan peternak.
Sistem integrasi ini telah familier di kalangan petani, pada umumnya petani memanfaatkan kotoran ternak sebagai pupuk organik, sebaliknya peternak memanfaatkan limbah pertanian sebagai pakan ternak yang berasal dari jerami, daun atau batang tanaman jagung, dan sisa perasan kacang-kacangan. Bahan pakan juga bisa didapatkan dari sisa pekerbunan, seperti daun sawit.
Hal ini dilakukan di lokasi usaha peternakan sapi di perkebunan kelapa sawit Riau yang dikembangkan oleh Fakultas Peternakan sejak 2007. Pada lokasi ini dilakukan integrasi antara peternakan dengan pekerbunan, melalui pemberian pakan sapi dari daun sawit, dan pemupukan tanah menggunakan limbah dari ternak sapi. Kegiatan ini bersumber dari bantuan dana penelitian sebesar 1,1 miliar pertahun dari LPDP Kementrian Keuangan RI untuk pelaksanaan program di kawasan PT. Perkebunan Nusantara V. Bantuan dana penelitian diberikan selama tiga tahun kepada tim peneliti Fakultas peternakan UGM yang diketuai Prof. Dr. Ir. Endang Baliarti, SU.
Pada tahun 2013 UGM berkomitmen untuk mewujudkan kemandirian dan kedaulatan bangsa. Salah satunya dilakukan dengan melakukan kerja sama dengan pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat dalam pengembangan agrobisnis. Kegiatan ini ditindaklanjuti dengan pelaksanaan workshop “Kedaulatan Pangan Berbasis Integrated Farming: Wood, Food, Herbal and Energy” di Ruang Multimedia Kantor Pusat UGM pada April 2014.
Program pemberdayaan ekonomi melalui penerapan teknologi produk olahan ikan dengan sasaran kelompok ibu rumah tangga nelayan di pesisir pantai utara Kabupaten Timur Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur oleh sejumlah Tim peneliti Departemen Perikanan, Fakultas Pertanian UGM (Sumber: ugm.ac.id)
Pengembangan agrobisnis dimulai dengan membangun skill kepemimpinan dan kewirausahaan sebagai modal pemanfaatan potensi lokal. Kemampuan kewirausahaan yang diupayakan pada workshop tersebut ialah memperkenalkan teknik pengeringan produk herbal, pengembangan hutan tanaman untuk tanaman pangan, pengembangan produk herbal dari pemanfaatan tanaman hutan, pemanfaatan lahan hutan untuk tanaman pertanian. Potensi perhutanan diutamakan mengingat sebagian besar penggunaan lahan di Bojonegoro saat itu ialah hutan. Selain tanaman hutan, dikenalkan pula teknik pengembangan pembibitan kambing dan ternak potong
Mengingat pentingnya ternak, yakni penghasil pupuk padat dan pupuk cair (pengganti pupuk kimia) yang bisa menyuburkan lahan, maka pada tahun 2015, Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada bersama Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi melakukan program pengembangan peternakan modern berbasis pertanian terpadu di 15 kabupaten yang memiliki desa rawan pangan, dengan melakukan pendampingan, budidaya ternak, transfer teknologi dan pemanfaatan limbah ternak untuk pertanian ramah lingkungan sebagai wujud pengembangan peternakan desa berbasis pertanian terpadu.
Di era teknologi ini, UGM turut mengembangkan media penyuluhan pertanian. Tahun 2016, Fakultas Pertanian UGM bekerja sama dengan Gamatechno mengembangkan media penyuluhan digital dalam bentuk aplikasi yang dinamakan DesaApps. Pada tahun 2018 aplikasi ini diluncurkan di Desa Rumbia, Kecamatan Rumbia, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, dan telah memiliki lebih dari 10 ribu pengguna. Media penyuluhan ini memiliki slogan Satu Jari Beragam Informasi dan bertujuan memudahkan petani untuk mendapatkan informasi mulai dari praproduksi, produksi, pascaproduksi dan pemasaran.
Piloting dan Pelatihan Aplikasi Pertanian (DesaApp) dalam rangka penyelenggaraan Solusi Desa Broadband Terpadu (SDBT) di Desa Rumbia, Kecamatan Rumbia, Kabupaten Jeneponto oleh Fakultas Pertanian UGM bekerja sama dengan Gamatechno Tahun 2018 (sumber: ugm.ac.id)
Sedangkan baru-baru ini di September 2019, sebagai upaya mewujudkan tujuan SDGs keempat, maka unit pengembangan peternakan yang berada di bawah bidang PPMK yaitu Pusat Kajian Pembangunan Peternakan (PKPP) Fakultas Peternakan UGM kembali mengadakan kuliah gratis “Bagimu Petani Kami Mengabdi” angkatan ke-4 sebagai diseminasi atau penyebarluasan cara beternak yang baik kepada masyarakat. Kuliah gratis ini digelar karena masyarakat petani, peternak, calon peternak perlu mendapatkan informasi dan terkini ilmu peternakan yang berasal dari sumber yang terpercaya seperti Fakultas peternakan UGM. Selain itu, kuliah gratis bagi petani ini adalah bentuk pengabdian Fakultas Peternakan UGM pada upaya pembinaan dan peningkatan kapasitas pengusaha dan peternak secara berkelanjutan.